Hari demi hari, kami semakin sering berkumpul di Ledeng Ceria. Bahkan semakin banyak pula yang berdatangan kesini. Tapi saya masih belum kenal semuanya, baru beberapa yang akrab saja.
Ditempat ini, adalah tempat kita berkeluh kesah mengenai perkuliah yang sudah seperti kerja rodi. Fisik, teknik dan mental benar-benar dilatih hingga kuat.
Di awal-awal kuliah seperti ini banyak sekali dari kami yang belum terbiasa, bahkan cenderung menyesal masuk jurusan ini. Apalagi mereka yang bukan olahragawan. Tapi ya mau gimana lagi, mau tidak mau harus dijalani.
Hari Seninpun tiba. Kami menyebut Senin adalah hari neraka, karena di pagi hari jam setengah enam kita harus sudah nyebur di kolam. Setelah itu kuliah dikelas sekitar jam sepuluh. Otomatis kita semua mengantuk sekali, dan terakhir di jam satu siang nerlanjut kuliah softball, yang kadang kebablasan waktu sampai jam lima lebih. Edan bukan?
***
Di pagi yang dingin ini saya sudah berbaris dengan rapi di pinggir kolam renang, kita hanya menggunakan celana renang, kecuali yang cewe. Kolam ini berukuran panjang 50m lebar 25m, dengan kedalaman 2m. Dan kolam ini sudah standar internasional katanya.
Saya bersebelahan dengan Panji. Ada tiga orang dosen laki-laki yang mengajar pagi ini. Dosen yang sudah tua mulai berbicara di depan kita "SELAMAT PAGI!!" ujar dosen
"PAGII!" semua menjawab
"Dua pertemuan sebelumnya kita berkuliah di kolam kecil, kita semua sudah belajar teknik dasar gaya bebas dan dada... Saya harap kalian sudah bisa semua. Karena sekarang akan coba di kolam 2m ini... SIAP?!" teriak dosen
"SIAP!" hanya beberapa orang yang menjawab. Sisanya terlihat panik. Tapi kalo saya sih tidak panik karena sudah bisa, cuman tekniknya belum bener aja kadang.
"KENAPA CUMAN SEBAGIAN YANG JAWAB?!" bentak dosen
Semua terkejut dan secara tiba-tiba berteriak "SIAP!" Padahal tidak.
Kita semua langsung berbaris di sepanjang kolam berenang. Entah kenapa banyak sekali yang berebut ingin di barisan paling pinggir. Hanya atlit berenang dan beberapa orang yang bisa berbaris ditengah, termasuk saya. Terlihat Panji dan Reinhard berbaris di paling pinggir.
"WOOYYY TIM SAYAAPP!!!" teriak dosen "BARIS YANG BENER! DITENGAH MASIH KOSONG!!"
Orang-orang yang selalu berbaris di pinggir disebut tim sayap, ya karena mereka selalu di barisan pinggir seperti sayap burung. Akhirnya karena dimarahi dosen mereka terpaksa berpencar dan beberapa masuk ke barisan tengah. Saya berbaris di bagian tengah bersebelahan dengan Jefry. Kalo dia sih memang sudah bisa berenang.
Kemudian disebelah kiri ada laki-laki yang terlihat sangat panik, wajah dan lututnya yang bergetar seperti robot. Padahal badan dia besar dan berotot.
"Santai atuh cuy! Hahaha" ujar saya ke dia yang panik
"Panik Ajig!! Ini kolam dalem ga ya?!" balas dia sambil gemetar
"Engga ko, paling se lutut"
"Selutut darimana! ... Dasar kolamnya aja ga keliatan ... Edann!"
"Malu sama otot atuh ... Badag kitu!! hahaha" balas saya (Besar gitu!!)
"Ahh otot-otot lah! Ga ngaruh!!"
"Udah atuh, pura-pura cidera aja supaya ga ikutan"
Dia terdiam sejenak. Sepertinya dia tertarik dengan rencanaku itu. "Boleh juga tuh Med!" balas dia
Kitapun berkenalan, namanya Hadi dia adalah atlit judo katanya. Setelah lama ngobrol. Dosen tiba-tiba berteriak "SEMUA HARUS BERENANG! SIAPAPUN YANG PURA-PURA CIDERA BAKAL SAYA SURUH LOMPAT DARI PAPAN 10 M DI KOLAM LOMPAT INDAH!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On My Way
Non-Fiction(Serial kedua dari Cinta, Sepak Bola dan Persahabatan) Berdasarkan kisah nyata penulis saat di bangku kuliah semester awal. Catatan remaja bernama Ahmed setelah lulus SMA. Ia mencoba menahan diri untuk tidak kembali ke jalan hidup seperti masa SMA...