16. Pilihan!

57 3 0
                                    

Rencana tetaplah rencana. Apa boleh buat, saya tidak bisa lagi mengelak. Semua sudah setuju akan melakukan penyerangan. Kalo saya tidak ikut, otomatis akan di cap tidak kompak oleh teman angkatan.

Keesokan harinya di siang hari, kita melaksanakan UAS terakhir perkuliahan cabang olahraga tenis meja. Kalian tau sendiri lah saya ini agak kesulitan di cabor ini. Payah sampe ke tulang!.

Kita semua mengganti pakaian kebangsaan untuk melaksanakan UAS. Kemudian kita mulai berbaris di lapang tenis indoor yang besar ini, melakukan doa, lalu dosen menjelaskan tes apa saja yang akan dilakukan.

Dosen laki-laki mulai berbicara di depan kita "SELAMAT SIANG!"

"SIANG!" semua menjawab

"Oke, hari ini kalian akan melaksanakan ujian terakhir, yaitu ujian tes keterampilan cabor tenis meja. Tesnya ada tiga, pertama melakukan pukulan sebanyak mungkin ke papan meja dengan cara di pantulkan... Kedua akurasi melakukan servis... Dan ketiga melakukan game dengan lawan yang sepadan" papar dosen tersebut

Kemudian dosen membagi kelompok satu meja untuk delapan orang untuk melakukan tes. Kebetulan saya satu kelompok dengan si Devi dan Jefry. Mendadak saya gugup karena sekelompok dengan si cewe imut idamanku.

"Sok, sesuai absen aja yang tesnya" ujar saya

"Iya Med, kan kamu dulu yang pertama" balas Devi

"Ehh, iyayah hehe" entah kenapa saya mendadak malu untuk melakukan tes di depan si Devi, keringat tiba-tiba keluar dari tubuhku "Yang lain dulu lah, saya mules euy ini, tiba-tiba"

"Alaahh alesan aja loe!" potong Jefry "Bilang aja gugup ada si Devi hahaha"

Wahh! Ngaco nih bocah, tau aja dia. Bikin malu aja si Jefry.

"Ayo Med mulai! Lama loe ahh!"

Terpaksa, dan tanggung malu diliatin semua yang di meja ini, akhirnya dengan sangat terpaksa saya mau melakukan tes pertama. Pasrah sajalah gimanapun hasilnya "Iyaiya ahh, bacot maneh Jep!" (kamu)

Diapun tertawa puas.

Segera saya bersiap mengambil posisi untuk melakukan tes. Saya sudah berdiri di depan meja sambil memegang bat.

Devi jadi penghitung skor, dia berdiri di sebelah kiri meja "Yo siap ya, waktunya 30 detik, minimal buat cowo harus dapet 25x pukulan yang mantul ke papan"

Aduh! Kenapa mesti dia yang ngitung, makin kaku aja nih saya. Bahaya guys, malu parah!.

"Ready!... GO!"

Segera saya melempar bolanya ke atas setinggi dada, lalu ku ayunkan tangan kanan yang memegang bat. Tak! saya pukul bola itu terlalu keras, otomatis bola itu kembali lagi dengan keras ke sebelah kanan, saya bergeser dan kupukul lagi bola itu dengan kencang.

Diluar dugaan bola itu mengarah tepat ke jidatnya Devi "Aduuh!!" ujar Devi sambil memegang jidatnya

Otomatis semua yang disekitarku mentertawakan. Devipun sedikit mundur dari meja. Saya bener-bener ngerasa gaenak, malu, canggung, semua bercampur menjadi satu. Segera saya berniat menghampiri Devi untuk minta maaf.

"Ehh Med!" sela Jefry "Tolol lanjutin! Waktunya masih jalan! Elu baru dapet satu pukulan, buruan!"

Otomatis saya langsung teralihkan pada tes ini, nanti saja lah tanggung minta maafnya pas beres tes.

Saya terus lakukan tes ini, meskipun kacau sekali, bola mantulnya kemana-mana, kena orang lagi, batnya lepas, semua yang berada di meja itu kerepotan membantu saya mengambil bola kesana kemari. Dan beberapa ada yang terus ngakak karena tingkah saya konyol saat melakukan tes.

Stay On My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang