Saya terbangun di pagi yang cerah, setelah selesai mandi dan sarapan, saya langsung bersiap-siap pergi menuju kampus untuk kegiatan pertama saya sebagai mahasiswa, yaitu kegiatan PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru).
Saya berangkat masih menggunakan seragam SMA. Celana seragamku ketat, dan seragam polos tidak ada almamater ataupun nama. Karena sejak SMA saya tidak pernah memakainya. Rambutku gondrong sekali karena sejak lulus SMA belum dicukur-cukur lagi.
Saya pamit berangkat dari rumah "Bu berangkat dulu" ujar saya sambil mencium tangan Ibuku
"Iyasok, hati-hati ya mahasiswa baru! Hahaha" balas Ibu
Saya berjalan sendiri menuju kampus sambil membawa tas rajutan berwarna coklat. Kebetulan jaraknya sangat dekat dari rumahku tinggal nyebrang.
Sampailah saya di gedung tempat pendaftaran. Banyak sekali orang yang berseragam SMA disini. Perlahan saya mulai masuk ke barisan siswa yang akan daftar ulang. Lihat kanan dan kiri tak ada satupun wajah yang kukenal disini.
Setelah masuk, kemudian kami diberikan selebaran kertas untuk mengisi biodata, lalu saya duduk di kursi yang sudah disediakan.
"Aduh lupa gabawa pulpen" keluh saya sambil membuka-buka tas
"Nih, mau minjem pulpen?"
Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menyodorkan pulpen dari sebelah kiriku. Pakaian dia rapih, berkulit putih dan berambut ikal.
"Ehh iyaa... Makasih" jawab saya
Kuambil pulpen itu dan mengisi lembaran sambil berbincang.
"SMA mana kamu? Gaada almamaternya di seragam" tanya dia
"SMA di daerah Lembang, males saya pake gituan, plus takut malu-maluin sekolah hahaha"
Dia ikut tertawa "Ehh saya Aziz, dari Baleendah" kata dia
"Jauh ya, saya Ahmed" lalu kita berdua bersalaman.
Dia menjadi teman pertamaku di kampus ini. Kebetulan dia juga satu fakultas cuman beda jurusan. Tak perlu waktu lama kita jadi sangat akrab.
Setelah kita mengikuti beberapa tahap pendaftaran, akhirnya kita sampai di tahap terakhir untuk mendapatkan NIM dan kartu Mahasiswa.
"Alhamdulillah, seorang Ahmed bisa jadi mahasiswa hahaha" batin saya
Lalu kita berdua duduk lagi di sebuah ruangan terbuka, ini tahap terakhir sebelum keluar gedung itu.
"OLAH RAGA!! OLAH RAGA!! OLAH RAGA!!"
Terdengar nyanyian sambil diiringi suara drum dari luar gedung, sepertinya itu senior. Setelah selesai dan mendapatkan KTM, keluarlah kita dari gedung itu.
Nyanyian yel-yel semakin keras terdengar. Banyak sekali senior yang menunggu di depan pintu. Saya mulai melangkah melalui pintu kecil berwarna coklat itu. Benar saja, ternyata sudah banyak sekali senior diluar menunggu kita.
Drapp!! Tiba-tiba ada yang menepuk bahu saya dari pinggir "Med, masuk olahraga euy?"
"Ehh Maul, alhamdulillah lolos SBM euy" jawab saya
Ternyata senior itu teman satu tim sepak bola saya di SSB IPI GS.
"Kamu pura-pura gakenal we ya, terus jangan panggil nama saya, panggil aja akang... Takutnya ada aneh-aneh tar" ujar Maul
Saya mengangguk sambil tertawa geli
"Su muhuun Akaaang!!" ledek saya (Iya siap)Dia tertawa "Ikuti aja alurnya Med, becanda doang da aman!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On My Way
Non-Fiction(Serial kedua dari Cinta, Sepak Bola dan Persahabatan) Berdasarkan kisah nyata penulis saat di bangku kuliah semester awal. Catatan remaja bernama Ahmed setelah lulus SMA. Ia mencoba menahan diri untuk tidak kembali ke jalan hidup seperti masa SMA...