Hari Jumatpun tiba.
Hari ini kita libur kuliah, tapi bukan berarti kita bebas berkeliaran dan berlibur. Setiap hari jumat atau sabtu, kita sebagai junior harus mengikuti acara pengkaderan. Yang akan dilaksanakan sampai akhir semester dua. Kurang lebih satu tahun.
Acara ini berisi tentang pengenalan kampus, perkenalan dengan senior yang mendidik kita, dan juga pemberian hukuman pada junior yang melakukan kesalahan.
Pada intinya, acara ini untuk mengompakan kita sebagai junior. Seperti yang selalu saya katakan, di fakultas ini kita satu angkatan di tuntut harus kompak, saling membantu dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi.
Terkadang acara ini dipandang negatif oleh junior, karena ada saja perpeloncoan yang diselipkan di dalamnya. Tapi, saya pribadi tidak menganggap sebagai perpeloncoan karena memang harus seperti itu untuk mendidik sikap. Dimarahi sedikit ya wajar, karena kita sebagai anak olahraga harus kuat mental. Kalo baru dimarahi dikit sudah merasa sakit hati. Sudahlah pindah jurusan saja.
Acara pengkaderan pertama dimulai, pada hari Jumat kurang lebih setelah tiga minggu kita berkuliah. Dilaksanakan pukul tiga sore hari di auditorium kampus kita. Saya datang bareng dengan Reinhard dan Jefry, karena semalam saya tidur di kosannya daerah Cilimus dekat kampus kita.
Kita bertiga semakin dekat karena sering barengan. Saya senang berteman dengan mereka berdua, mereka baik walaupun dengan gayanya yang tengil.
Apalagi si Jefry, yang sudah dikenal belagu dan konyol. Kalo Reinhard sih baik, cuman kadang dia aneh kelakuannya.
Semalam kita kembali bercerita lagi tentang masa SMA kita yang beraneka ragam. Mereka berdua kaget mendengar masa sekolahku yang brutal itu, di sisi lain mereka juga memuji saya karena memiliki keberanian seperti itu. Tapi, bagi saya itu hanyalah aib. Di kuliahan saya tidak mau seperti itu.
Kita bertiga berjalan berbarengan. Masih menggunakan kemeja kotak-kotak, saya hitam, Jefry kuning, dan Reinhard merah. Udah kaya Power Ranger ya kita. Tapi Reinhard terlihat melamun terus daritadi, sepertinya dia kepikiran yang kemarin.
"Nard... kenapa kamu?"
Reinhard melihatku dengan wajah melasnya "Med, gua gaenak sama anak-anak..."
"Gaenak kenapa?"
"Yaa... gua kan ketua angkatan, tapi malah bikin masalah yang nyusahin temen-temen"
"Ya emang!" sela Jefry "Elu emang ngaco Nard! harusnya jadi contoh malah begitu... gajelas Loe!" lanjutnya
"Yaelah Jef, gua kaga tau juga bakal keliatan itu dosen... lagian ada juga yang di depan gua gitu, tapi ga ketauan"
"Hahaha berarti lagi apes aja loe!"
"Goreng milik manehmah Nard! hahaha" sela saya (Jelek nasib kamu itu Nard)
"Apa gua, berenti aja jadi ketua angkatan ya?" tanya Reinhard
Kita berdua langsung melihat Reinhard. "Yaaahh! lemah mental loe!" balas Jefry
"Jangan lahh! kan udah dipilih, harus siap tanggung jawab kamu Nard!" balas saya
Reinhard hanya membalas dengan tersenyum.
Setelah beberapa lama berjalan dan menaiki tangga kampus, sampailah kita di Auditorium kampus yang berada di lantai empat. Terlihat sudah banyak teman-teman kita, mereka semua sudah duduk di kursi, yang tersisa hanya kursi di pojok kiri.
Kita bertiga langsung berjalan kesana. Disaat berjalan, terlihat senior sudah banyak berada di depan Auditorium. Mereka semua berpakaian hitam. Senior lumayan banyak berkisar 20 orang yang didominasi laki-laki.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On My Way
Non-Fiction(Serial kedua dari Cinta, Sepak Bola dan Persahabatan) Berdasarkan kisah nyata penulis saat di bangku kuliah semester awal. Catatan remaja bernama Ahmed setelah lulus SMA. Ia mencoba menahan diri untuk tidak kembali ke jalan hidup seperti masa SMA...