King and Queen Festival

11 0 0
                                    

But baby now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
That maybe we found love right where we are

(Ed Sheeran - Thinking Out Loud)
.
.
.
.
.

"Everybody! King and Queen Festival akan segera dimulai. Tiap-tiap pasangan bersiap untuk menari selama 20 menit."

Aku segera menarik tangan Sean ke tengah-tengah kerumunan. "Aku tidak bisa menari." Bisikku malu padanya.

Dia mencondongkan wajahnya ke sisi samping wajahku. "I'll teach you." balasnya diiringi senyuman mautnya.

Musik mengalun, ini lagu lama milik Diana Ross feat Lionel Richie - Endless Love. Semua pasangan mulai menari lembut mengikuti alunan musik. Aku melepas heels-ku, Sean tersenyum sesaat menatapku, tangannya perlahan mengangkat tubuhku dan menahannya di kedua punggung kakinya, aku berdiri di atas kakinya.

Ini jadi sangat mudah, aku hanya berdiam saja dan mengikuti gerakan kaki Sean yang lincah. Ke kanan ke kiri, maju dan mundur. Lima menit terakhir aku menurunkan kakiku dari atas kakinya. Sean mengangkat tanganku lebih tinggi, dan aku mulai berputar di bawah tangannya. Ini merupakan gerakan menari kesukaanku.

Aku tersenyum lalu mulai berjalan menjauh, namun tangan kami tetap berpegangan. Sean menarik kembali tanganku dan aku kembali mendekat.

Lagu pertama selesai, aku dan Sean tertawa setelahnya. Tidak ada yang lucu, hanya saja itu tadi menyenangkan. Aku menoleh ke samping, Anna menari dengan Theo. Mereka berdua tampak serasi.

Disebelah Anna ada Brad dan Breva. Dia menari bersama gadis itu, tapi matanya menyorot ke arahku. Aku membuang tatapanku dari mata biru safir itu.  Kuhembuskan nafas perlahan dan kembali menatap Sean, bersiap untuk lagu ke-2.

Lagu berganti menjadi Thinking Out Loud by Ed Sheeran. Tanganku melingkar dibahunya, sementara tangan Sean menyusuri punggungku. Aku menatap ekspresinya yang berubah.

"Kau sangat cantik Letta, tapi gaun ini terlalu terbuka untuk sosok se-lembut dirimu." ia mengunci tatapanku, dan kedua mata hazel itu..

Mata hazel itu terbakar, aku menabrak seorang laki-laki dan mobilku terjun ke jurang, bergulung dahsyat.

.........

Mama dan papa bertengkar hebat di joke depan, aku di belakang hanya terdiam seraya menutup kedua telinga dengan tanganku karena tidak ingin mendengarkan pertengkaran mereka.

Mereka menabrak seorang laki-laki dan mobil jatuh ke jurang. Semuanya menjadi gelap.

'sentuhlah.. maka kau akan lihat seperti ada luka disana, jika kau tahu aku sudah lama menunggumu.'

...........

Lututku lemas, aku hampir terjatuh di lantai jika saja Sean tidak cepat menangkapku. Apa itu tadi? Itu mimpi burukku, aku mengingat mimpiku, tapi kenapa Mama dan Papa ada disana? Sean masih menahan tubuhku yang lemas.

"Letta, kau tidak apa?"

Aku berusaha berdiri tegak "Tidak apa."

Musik masih mengalun, Sean menuntunku duduk di kursi dekat pintu belakang, sedikit jauh dari kerumunan. Aku duduk di kursi sementara Sean berjongkok di hadapanku. Ia menatapku dengan raut wajah khawatir.

"Kau tunggu disini, akan kuambilkan minum."

Mulutku sudah terbuka untuk mengatakan bahwa aku baik-baik saja, tapi Sean sudah terlanjur pergi. Mimpi tadi itu hanya membuatku terkejut, aku tidak menyangka jika mimpi itu akan tiba-tiba muncul di fikiranku beserta kecelakaan mama dan papa.

The Oddeants (Kutukan 300 Tahun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang