AUTHOR POV
*flashback*
Dari kejauhan Brad telah melihat sosok lelaki itu memasuki kampusnya, rahangnya mengeras seketika, tatapan tajamnya terus menghujam. Brad tak bisa mengetahui rencananya, ia tak mampu membaca rencana laki-laki itu. Dua belas tahun lamanya ia bersembunyi dari sosok itu, namun sekarang sosok itu telah menemukannya.
Lebih dari dua jam Brad duduk di kursi yang sama, memandangi pintu dimana Sean menghilang di baliknya. Pintu itu terbuka, tanpa berbasa-basi Brad beranjak dari kursinya lalu mengamit lengan Sean dan menyeret laki-laki itu ke tempat dimana tak seorangpun kan mendengar mereka ; gudang penyimpanan. Brad mendorong Sean hingga tubuh laki laki itu terbentur dinding cukup keras.
“Mau apa kau kemari? Pewaris tahta harusnya tetap di istananya dan duduk manis disinggahsana.” Brad mulai mengepalkan tinjunya.
“Aku kesini untuk membawamu pulang,” Ujar Sean.
“Aku takkan pulang sebelum membuktikan ramalan kuno itu, sebelum kudapatkan hati gadis itu, akan kudapatkan kebanggaan Ayah dengan usahaku sendiri meskipun itu harus membuat gadis itu terbunuh.”
"Aku akan menyelamatkan gadis tak bersalah itu darimu." Jawab Sean. Kedua fikiran mereka terburai, seperti alam semesta berputar menjadi satu dan sebuah nama terselip disana, Letta.
Pukulan bertubi itu terus Brad lontarkan kepada Sean. Oddes memang tidak bisa berdarah, terluka, ataupun mati di dunia manusia. Rasa sakit hanya bisa mereka rasakan di negeri asal mereka Oddeants.
Brad mulai kewalahan, nafasnya tersenggal. Sean tak kunjung membalas. Dengan cengkraman tangan yang kuat ia menarik kerah baju Sean dan mendorong lelaki itu hingga punggungnya membentur dinding dengan keras.
“Berhentilah menghalangi jalanku.” Geram Brad di depan wajah lelaki yang pernah berbagi rahim dengannya. Amarahnya begitu bergejolak, ia hampir bisa membunuh gadis itu, ia sudah dekat. Semua itu gagal seketika karena Sean, kecelakaan yang direkayasa Sean.
“Kau tidak akan bisa membunuhnya.” Sean menatap adikknya itu tepat di manik mata birunya yang berkilat-kilat.
“Kenapa kau selalu berusaha merebut kebahagiaanku?!”Satu pukulan keras menghantam wajah Sean lagi.
Sean bangkit seraya memegangi rahangnya.“Aku tidak pernah mencoba merebut kebahagiaanmu Brad, sama sekali tak terlintas di fikiranku untuk melakukan itu. Apa yang kau inginkan? Tahta? Baiklah. Bisa kuserahkan semuanya padamu asal kau mau pulang dan membiarkan gadis itu hidup.”
“Fuck! Aku tidak peduli omong kosongmu,”
“Kumohon Brad pulanglah.. Ibu membutuhkanmu.” Ujar Sean dengan nada begitu memohon. Ia ingat sekali bagaimana keadaan ibunya saat Brad menghilang, kacau.
“Sudah kukatakan padamu! Bahwa aku tidak akan pulang sebelum mendapatkan hati sesuai ramalan itu dan mendapatkan kebanggaan ayah. Tidak peduli jika gadis itu terbunuh.”
“Bukankah dulu kau pernah menyelamatkan hidup gadis itu? Kenapa sekarang kau ingin membunuhnya?” Tanya Sean, ia mencoba memancing sisi-sisi lembut dari Brad.
Ia berhasil, tatapan Brad kini berubah menjadi datar seketika, amarahnya tak terlalu bergejolak. Brad tidak membalas ucapan Sean, hanya melengos pergi meninggalkan lelaki yang menyandarkan punggungnya dengan santai di dinding itu.
“Jika kau masih ingin mencoba membunuh gadis itu, aku akan terus berada diantara kau dan dia untuk menghalanginya.” ucap Sean.
“Fuck!” umpat Brad keras. “Apa maumu?”
***
Jangan lupa Voteeee <3
![](https://img.wattpad.com/cover/71548729-288-k646918.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Oddeants (Kutukan 300 Tahun)
FantasyBagaimana rasanya terjebak di dimensi lain selama 300 tahun? Di dunia yang belum pernah kau datangi sebelumnya? Terjebak untuk membuktikan sebuah ramalan dan mendapatkan sang 'pemilik hati'. SEAN Kelak kau akan menemukan seseorang yang lebih baik da...