Hatinya Gerimis

11 0 0
                                    

LETTA POV

Diluar hujan sudah reda, hanya menyisakan sedikit gerimis, seperti hatiku. Sudah dua jam berlalu semenjak kejadian itu, aku pulang bahkan sebelum Festival usai.

Kutanggalkan semua perhiasan yang melekat pada diriku, mahkota, anting, kalung, semuanya kulemparkan ke sembarang arah, kuusap make up yang ada di wajahku.

Kini aku duduk diatas kasur seraya memeluk lutut. Anna menelponku berkali-kali, tapi tak kuangkat. Ada rasa sakit yang tak bisa kujelaskan disini, dan bercerita pada Anna juga takkan banyak membantu.

Entah mana yang lebih sakit, melihat Brad disentuh oleh Breva sementara aku tak pernah menyentuhnya, atau melihat Sean dicium Breva. Aku tahu ini resiko mencintai seseorang.

Tunggu. Cinta? Huh. Aku mendengus, apa yang kutahu soal cinta.

Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana cara Sean yang manis untuk memintaku menjadi ratunya, diatas lampu-lampu kota Orlando, dibawah bintang dan sorot bulan, semua keindahan itu rasanya hancur mendadak karena acara inti King and Queen Festival yang diluar harapanku, jauh dari harapanku.

Setidaknya kalaupun aku tidak menang, aku bisa menghabiskan malamku bersama Sean. Sekedar mengobrol atau menari sepanjang malam hingga kami benar-benar lelah. Itu semua musnah. Lenyap.

“Letta! Aku tahu kau disana. Tolong temui aku sebentar atau angkat telponmu. Jadi aku tahu bahwa kau baik-baik saja.” Teriak Sean dari bawah balkon kamarku.

Dia sudah berdiri disana entah sejak kapan. Aku tidak sanggup membiarkannya menunggu selama itu dibawah sana, tapi aku sudah merasa sangat kesal, malamku terasa buruk. Kurebakan tubuhku dikasur lalu kutarik selimutku hingga kepala.

***

AUTHOR POV

“Letta! Aku tahu kau disana. Tolong temui aku sebentar atau angkat telponmu. Jadi aku tahu bahwa kau baik-baik saja.” Teriak Sean dari bawah balkon kamar Letta.

Sudah satu jam lebih lelaki bermata hazel dan berambut kecoklatan itu menunggu Letta.

Diluar masalah adiknya yang mengancam keselamatan Letta, Sean benar-benar khawatir pada gadis itu. Ia tidak tahu bagaimana peraturan permainan telah berbalik, dan kini ia merasa Letta lah yang memainkannya.

“Sekarang giliranku.” Brad berjalan keluar dari bayangan pohon yang dari tadi menyembunyikan sosoknya. Ia sudah menyaksikan segala usaha yang dilakukan saudaranya itu untuk Letta.

“Sejak kapan kau disitu?” Sean bertanya sangsi.

“Aku memang selalu disini, setiap malam, mengawasi ‘gadismu’ itu.” Brad berkata dengan penuh penekan seraya menatap jendela kamar Letta yang lampunya telah padam.

“Kau tidak perlu bersusah payah mendapatkan hatinya demi kebanggaan ayah dan tahta Oddeants. Lepaskan Letta, dan akan kuserahkan semuanya padamu.”
Brad mendengus keras mendengar tawaran yang diberikan Sean.

“Aku sudah menunggunya 300 tahun! Selama itu juga aku harus bertahan dengan kutukan sialan ini. Aku takkan melepaskannya.” Ucap Brad tajam.

Sean tahu, tak ada harapan lagi untuk meluluhkan Brad melalui jalur diplomasi. Kini ia harus memikirkan cara lain untuk menyelamatkan Brad dan Letta tanpa ada yang terluka sebelum permainan berakhir.

Tidak ada yang bisa diharapkan dari permainan dan perjanjian ini lagi, keadaan seakan berbalik. Mereka berdua sama-sama tidak bisa mengendalikan permainan, gadis itulah yang mengendalikannya. Sean bergegas memasuki camaro-nya.

Brad menatap Sean. Dia berdiri penuh seringai percaya diri, memasukkan kedua tangannya ke saku jeans.

“Kau hampir menang Sean, hanya hampir. Kenapa? Kau takut mengetahui fakta bahwa dia juga menyukaiku? kau takut akan kalah.” Brad mendengus, ia tahu Sean juga merasakan hal itu.

“Aku sama sekali tidak peduli dengan kekalahanku, yang terpenting aku sudah berusaha, untuk melindunginya.” Ujar Sean.

Brad mendengus kesal. “Huh? Berusaha melindunginya? Kau hanya menebus dosamu padanya. Kau berusaha menutupi rasa bersalahmu dengan melindunginya. Dan itu tidak mengubah fakta apapun tentang siapa kau 12 tahun yang lalu.”

Sean mengatupkan rahangnya rapat-rapat berusaha menahan dirinya agar tak mengingat peristiwa itu.

***

Jgn lupa vote pokoknya.  <3

The Oddeants (Kutukan 300 Tahun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang