Haechan mengeratkan genggaman tangannya. Seakan jika ia melepaskannya, ia akan terjatuh. Rasanya ia sangat bergantung pada genggaman itu.
"Capek ya, Han?"
Perempuan di sebelah Haechan menoleh. Ia menggeleng cepat dan tersenyum. "Nggak kok," jawabnya.
"Nggak gimana?" Haechan kembali bertanya. "Dari tadi kita jalan doang loh."
Haechan menatap Hana dari samping. Perempuan itu menebarkan senyumannya. "Nggak apa-apa. Yang penting sama kamu."
Senyuman juga tercetak di wajah Haechan. Namun ia meredamnya karena gengsi. Lee Haechan sedang salah tingkah.
"Beli minum yuk," ajak Haechan yang kemudian langsung menarik Hana ke sebuah kafe.
Kafenya tidak begitu ramai karena memang ukurannya tidak seperti kafe-kafe biasanya. Walaupun begitu, kafe ini sangat nyaman. Cocok untuk dua insan yang sedang dimabuk cinta.
Dua gelas cokelat hangat menemani malam yang dingin. Haechan maupun Hana sama-sama diam. Keduanya larur dalam indahnya malam ini, di mana bulan sabit dan bintang-bintangnya menghiasi langit malam. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Namun di dalam hati, cucu Adam dan Hawa ini sama-sama bersyukur karena telah dipertemukan.
Penting namun tidak juga menelepon...
Ponsel milik Haechan yang berada di atas meja bergetar. Menampilkan nama yang aneh dan lucu bagi Hana namun menyebalkan bagi Haechan.
"Boleh diangkat?" tanyanya.
Hana mengangguk sebagai jawaban. Kemudian Haechan menerima panggilannya dan menjauhi mejanya.
"Kenapa sih?"
"Gak bisa gue lagi jalan."
"Sama pacar gue lah. Sama siapa lagi coba?"
"Gak bisa, Rizu."
"Bilang mama aja sih kalo guenya gak bisa terus lo sama pacar lo."
"Apaan sih? Lo suka sama gue?"
"Jodoh yang nentuin Tuhan, bukan orang tua lo ataupun gue. Udahlah ganggu aja sih."
Haechan merasa buruk karena menolak ajakan Rizu. Tapi ia tidak bisa terus-terusan terjebak. Ia harus bisa keluar dari masalah ini.
Laki-laki itu mendudukan dirinya kembali. Cokelat hangat milik Hana sudah setengahnya habis. Sedangkan milik Haechan sudah terasa dingin. "Mau pulang sekarang?" tanyanya.
Hana melihat waktu di ponselnya kemudian menggeleng. "Kenapa? Kamu harus pulang ya?" Hana bertanya sambil menggenggam ponselnya.
"Nggak kok," jawab Haechan. "Aku mau ke rumah kamu. Mau nonton film sekalian ajak Ethan."
"Gi-gimana?"
Haechan tersenyum. Ia menatap lekat perempuannya dan berkata, "Kita nge-date di rumah kamu aja. Kita nonton film. Nonton sama Ethan juga."
"Ta-tapi ayah pasti udah pulang."
"Terus kenapa?" tanya Haechan yang diselingi tawa. "Kalo bisa ayah sama ibu ajak aja."
"Iih!"
"Ciee ketauan pengen berduaan nih."
"Apa sih, Haechan?" tanya Hana. Tangannya menutupi wajahnya yang sepertinya memerah. "Ayo iih katanya mau ke rumah aku?"
Haechan ikut berdiri. Ia meraih tangan Hana yang dipakai untuk menutupi wajahnya. "Jangan ditutupin. Aku pengen pegang tangan kamu."
—
Baek Ethan—saudara laki-laki Hana—sedang bermain dengan PSPnya di ruang tamu. Haechan yang datang langsung mengganggunya dengan mengambil benda kesayangan milik Ethan.
"Eh?!" pekik Ethan. "Kamu siapa??!"
Haechan diam. Ethan memang baru pertama kali melihatnya. "Halo," sapanya. "Aku Haechan."
"Haechan yang disukain kakak aku?"
"Ethan!" Hana ikut duduk di sebelah adiknya. Tangannya mengambil PSP di tangan Haechan dan mengembalikannya kepada Ethan. "Kamu kenapa main di sini? Ayah sama ibu mana?"
"Pergi," jawab Ethan. "Katanya mau pacaran biar kayak kakak."
Hana maupun Haechan tertawa mendengar penuturan Ethan. "Kamu mau nonton? Kakak beli film baru," kaga Haechan.
Ethan mengangguk dan mereka pun menyiapkan filmnya. Hana mengeluarkan beberapa makanan ringan dari lemari dapur dan juga soda untuk Haechan. Laki-laki kecil itu duduk di antara Hana dan Haechan. Ia terlihat sangat tertarik dengan film yang muncul di layar televisi. Namun lambat laun, matanya terasa berat dan akhirnya terlelap sambil bersanda pada Haechan.
Baek Hana melirik adiknya, kemudian beralih kepada kekasihnya. Manis, pikirnya. Ia kembali fokus kepada layar di depannya.
"Han," panggil Haechan. Hana menoleh tanpa menjawab. "Aku mau punya anak 2. Kalo bisa semuanya cowo. Kalo gak bisa gak apa-apa yang penting ibunya kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
enigma [ haechan ]
FanfictionEnigma /i-ˈnig-mə/ (n) a person that is mysteritous or difficult to understand. baek hana, perempuan yang dengan sulitnya mengerti kepribadian seorang lee haechan. katanya, dia jatuh cinta pada haechan.