"Haechan?" Suara milik mama Haechan tertangkap oleh indra pendengaran Haechan. Disusul dengan suara ketukan lembut pada pintu kamar Haechan. "Kamu gak sekolah?" tanya mama Haechan.
Haechan membuka matanya dan mengerjapkannya beberapa kali. Ia meregangkan tubuhnya dan menggumam tidak jelas. "Haechan, mama masuk ya?" Tanpa menunggu jawaban anaknya, mama Haechan membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. "Gak sekolah?" tanyanya lagi.
Kepala milik Haechan menggeleng sembari dirinya mempernyaman diri di kasur. "Di skors," jawab Haechan dengan mata tertutup.
"kOK BISA?!!"
Haechan mengangkat bahunya. "Gitu deh," balasnya. "Nanti siang Haechan ke sekolah, ma, mau ngambil surat skors punya aku sama Mark. Nanti aku ceritain kalo udah di rumah."
"Di skors bareng sama Mark?"
"Hmm."
Mama Haechan tertawa kecil. "Ya udah," katanya. "Nanti siang jangan lupa cerita. Mama mau ngurus toko." Beliau mengelus rambut Haechan dan berjalan keluar.
—
Rizu
Di mana?
Rumah
Ngapain?
Di skors
Kok bisa?
Gara-gara lo
Loh, kok gue?
Mark
Temenin gue lah
G
Jahat
Y
Mark
Apaan
Ke sekolah
Gak ah
Lo aja
Kan kemarin lo yang nawarin diri buat ke sekolahHana
Yang
Kamu gak di sekolah ya?
Iya, hehe
Kangen gak?Gaklah
Semalem baru ketemuAku kangen :(
Boong
Aku mau ke sekolah
Ngambil surat?
Iya
Abis itu ke rumah Mark, mau nganter suratOk
Mau apa?
Hah?
Mau aku bawain apa?
Wkwkwk
Kamu mau ke sekolah, bukan ke rumah aku
Gak usah lahOk
Kebab ya—
Dengan seragamnya yang tidak lengkap, Lee Haechan berjalan di lorong kelas yang sepi. Pasalnya, sekarang adalah waktunya belajar. Ia terus berjalan sampai berada di depan ruang kesiswaan.
Haechan mendadak gugup. Apa dia benar-benar harus mengetuk pintu dan bertemu dengan guru kesiswaan? Haechan anak baik. Ia tidak tahu apa yang akan Ibu Seohyun katakan mengenai hal itu.
Tok tok
Tangan Haechan yang dingin menggenggam gagang pintu dan mendorongnya ke bawah sehingga pintu terbuka. Di lihatnya Ibu Seohyun yang sedang menulis sesuatu di bukunya. Di sebelahnya ada gelas yang sepertinya berisi teh hangat.
"Oh, Haechan?"
Laki-laku itu tersentak begitu Ibu Seohyun menyebut namanya. Haechan terkekeh dan masuk ke ruangan, mengambil alih kursi yang berada di depan meja.
"Ada perlu— tunggu, rompi kamu di mana?" tanyanya.
"E-eh itu bu, saya mau mengambil surat skors."
Terlihat Ibu Seohyun menautkan alisnya. "Emang kamu di skors? Kenapa?"
Haechan dibuat panik seketika. Ibu Seohyun tidak bercanda dengan ini kan? "Kemarin saya buat masalah, sama Mark. Hari ini saya nggak masuk kelas karena saya tau pasti saya dan Mark di skors."
Ibu Seohyun tersenyum, namun membuat Haechan sedikit takut. Beliau mengambil dua kertas dari lacinya dan memberikannya pada Haechan. "Mark nggak ke sini?"
"Iya."
"Satu untuk kamu, satu lagi untuk Mark," kata Ibu Seohyun. "Ibu senang kamu bisa jujur tanpa menyalahkan Mark ataupun diri kamu sendiri."
Kali ini Haechan bisa bernapas lega. "Kalau begitu saya pamit, bu."
—
Hana
Han
Izin dulu coba
Nih kebabHah
Beneran dibeliin?Iya dong
Aku lagi olahraga
Di taro di kelas aja
Gapapa kan?Ok deeeehhh
Lee Haechan menyimpan ponselnya di saku celana dan bergegas ke kelas Hana. Ia membuka pintunya perlahan, menghampiri meja Hana, dan meletakan plastik berisi kebab di atas meja Hana. Tak lupa menuliskan sebuah catatan kecil untuk Hana.
Jangan lupa dimakan ! Let's go for a date after school !
Laki-laki itu tersenyum dan menyimpan catatannya di dalam plastik. Setelahnya ia keluar dan siap untuk pergi rumah Mark.
"Nyusahin aja sih," kata Haechan pada Mark yang sebenarnya tidak bersamanya. Walaupun begitu, memang Haechan sendiri yang mengajukan diri untuk mengambil surat itu. "Bawa jajanan gak ya?"
Akhirnya sebelum menaiki bus yang melewati jalan menuju rumah Mark, laki-laki itu mampir ke sebuah kedai kecil di dekat sekolah. Itu adalah kedai yang sering Haechan kunjungi dengan Mark setelah pulang sekolah.
Ia menyebrang. Dari kejauhan, Haechan dapat melihat bibi penjual makanan di kedai itu. "Selamat siang, bi!" sapanya.
"Haechan? Kamu bolos? Kok nggak sama Mark?"
Haechan tertawa. "Nanyanya satu-satu dong, bi," balas Haechan. "Aku di skors," katanya sembari mengangkat suratnya. "Sama Mark juga !"
Bibi menggelengkan kepalanya. "Ada-ada aja," ucapnya. "Mau pesan apa nih?"
"Kayak biasa, bi. Terus pesan kimbab juga."
Bibi mengangguk. Beliau mulai memasak, sedangkan Haechan memilih memainkan ponselnya untuk menunggu masakan selesai. Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya apa yang Haechan pesan sudah berada di depannya.
"Dua porsi tteokbokki dan satu porsi kimbab," kata bibi.
Setelah membayar, Haechan meninggalkan kedai dan berdiri di seberang jalan, menunggu jalanan sepi agar dapat sampai di halte bus.
Ia menyebrang. Suara nyaring tertangkap oleh telinga Haechan. Setelahnya, semua menjadi gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
enigma [ haechan ]
Fiksi PenggemarEnigma /i-ˈnig-mə/ (n) a person that is mysteritous or difficult to understand. baek hana, perempuan yang dengan sulitnya mengerti kepribadian seorang lee haechan. katanya, dia jatuh cinta pada haechan.