Z. Epilog

5.6K 629 38
                                    

Siapa yang sangka kalau ternyata semuanya berjalan begitu cepat? Walaupun sempat mogok makan, sempat menangis setiap malam, tapi semuanya seakan hanyalah angin selewat. Terima kasih kepada Mark Lee yang selalu ada di sini.

Kalau kalian bertanya-tanya, yap, waktu itu Haechan meminta mengakhiri hubungan kita. Aku terkejut, sungguh. Hanya saja tidak 'sangat' terkejut. Aku tau, secerewet apapun Haechan meminta membatalkan perjodohannya, pasti ibunya akan menolaknya. Tidak apa-apa. Haechan sudah berusaha dengan baik. Begitu juga aku.

Aku tidak bercanda ketika aku bilang aku sempat mogok makan. Ketika di rumah, aku selalu mengurung diri di kamar. Tapi, huft, semuanya gagal. Ketika aku sampai di rumah, tepatnya di kamarku, aku selalu menemukan sebuah plastik berisi makanan. Entah itu makanan ringan atau makanan berat. Di setiap plastik selalu terselip kertas kecil. Kurang lebih isinya seperti "Tolong di makan ya", "Aku tau kamu sedih, tapi jangan lupa makan", dan "Cheer up, honey". Iya iya, kalian benar. Semua itu dari Mark.

Perihal menangis setiap malam juga bukan sesuatu yang bisa dibercandakan. Sebelum tidur, ada saatnya ketika aku hanya diam memandang langit-langit. Kemudian dengan sengaja memutar memori bersama Haechan. Mulai dari awal ketika ia memaksaku pulang bersamanya sampai ketika hari di mana kita mengakhiri semuanya. Lagi-lagi, semuanya gagal. Bagaimana bisa setiap aku mau tidur Mark selalu meneleponku? Bahkan ketika aku mematikan ponselku, aku selalu mendapatkan ketukan pintu dari ibu. Katanya, "Ada telepon dari Mark". Apa Mark seorang penguntit? Kenapa dia bisa tau jam tidurku?

Jadi tidak salah bukan kalau aku jatuh ke dalam semua perlakuan manis Mark? Sebenarnya aku takut. Aku baru saja putus dari Haechan. Kira-kira apa yang akan dikatakan semua orang di sekolah? Tapi Mark pernah bilang, "Haechan titip pesan. Katanya kalo perjodohannya nggak bisa dibatalin, aku disuruh jadi pacar kamu.". Kemudian Mark tertawa dan melanjutkan kalimatnya, "Kalo nggak bisa sekarang, aku bakal tunggu kamu.". Aku sempat tidak percaya dengan apa yang dikatakan Mark. Semua laki-laki bisa saja berkata seperti itu, namun pada akhirnya dia akan meninggalkan yang sempat ditunggunya. Tapi, kata orang cinta pertama itu sulit untuk dilupakan. Kenyataannya memang begitu. Dia benar-benar menungguku walaupun itu selama 7 bulan.

Bagaimana kabarku dengan Haechan dan Rizu? Kami masih berteman baik. Haechan dan Rizu sudah mulai dekat atau sepertinya sekarang mereka sudah berpacaran. Kalau ditanya soal cemburu, jawabannya kadang. Aku sayang Haechan. Apa yang sudah ditakdirkan pasti adalah yang terbaik untuknya dan juga untukku. Aku senang. Toh sepertinya mereka memang lebih cocok. Rizu bukanlah orang yang kaku sepertiku.

Kalau diingat-ingat, semuanya memang menyedihkan. Semua aturan manis yang pernah kubuat dengan Haechan tidak aku buang. Aku masih menyimpannya dan kadang membacanya untuk mengingatkan betapa bodohnya aku merebut jodoh orang secara paksa.

Ada kata-kata yang selalu kuingat :

"Tuhan memberikan seseorang di hidupmu untuk sebuah alasan dan menjauhkan yang lainnya untuk alasan yang lebih baik."

Dengan cinta dan senyuman,

Baek Hana

enigma [ haechan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang