"Hermione, i miss you." - Edmund

1.6K 196 23
                                    

Sudah sejam Edmund menunggu Hermione yang tak kunjung membuka matanya, dirinya kalut pada pikirannya sembari menatap tajam kearah dua anak panah yang masih terdapat lumuran darah kering milik Hermione

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah sejam Edmund menunggu Hermione yang tak kunjung membuka matanya, dirinya kalut pada pikirannya sembari menatap tajam kearah dua anak panah yang masih terdapat lumuran darah kering milik Hermione. Ia tahu siapa pemilik anak panah itu, tentara Telmarine. Sebab ia masih mengingat betul lekukan dan ciri khas dari anak panah sialan itu.

Edmund tidak ingin makan, minum, beranjak sedikitpun dari tempatnya bahkan ia tidak ingin membuka suaranya. Keadaannya hancur, hatinya hancur melihat Hermione seperti ini.

Gadis keriting yang selalu ceria gini bergeletak tak berdaya di atas tempat tidur tak nyenyak ini, kelopak matanya masih setia tertutup seakan-akan tidak ingin melihat apa yang ada di sekitarnya sekarang, bibirnya pucat, tangannya dingin nampak seperti seonggok mayat.

Tidak, Hermione belum mati. Lucy tadi sempat meminumkan cairan merah miliknya pada Hermione, hanya saja tidak seperti biasanya cairan merah itu yang biasanya bekerja dengan cepat menjadi lambat pada tubuh Hermione. Entah karena ia memiliki darah penyihir atau Tuhan masih labil untuk mengambil nyawanya.

Denyut nadi Hermione yang sempat nyaris hilang kembali berdenyut ketika cairan merah menjalar di tubuhnya, ya, kembali berdenyut dengan lemah. Garis bawahi itu, lemah.

Edmund mati rasa mendengar kabar ini, ia hanya ingin segera Hermione kembali seperti biasanya dan tidak perlu memberperang melawan rasa sakit di alam bawah sadarnya. Kalau perlu, dirinya saja yang berada di posisi Hermione sekarang ini.

Bukan siapa-siapa Hermione, tapi Edmund sangat merasakan hatinya hancur dan hampa ketika melihat gadis penyihir ini terbaring lemah di hadapannya. Sakit mengetahui bahwa kenyataannya Hermione bukan siapa-siapanya dan hanya teman tidak lebih, dan di tambah sakit ketika melihat keadaan Hermione seperti ini bagi Edmund. Untuk seminggu ini Hermione harus menutup matanya dan merubah dirinya menjadi seperti batu.

Tangan Edmund meraih tangan lemah milik Hermione, di genggamannya tangan yang lebih kecil darinya dan ibu jari Edmund mengelusnya dengan lembut. Sedikit merasa merinding ketika merasakan tubuh Hermione layaknya tubuh tak bernyawa, dingin, sangat dingin, dan pucat.

"Wa-ke up, please." Edmund merilih, ini kali pertamanya ia melirih kepada perempuan yang bukan Ibunya bahkan kakaknya saja tidak pernah.

Tahan. Tahan.

Astaga, ku bilang tahan!

Edmund seperti orang gila rasanya, berperang pada batin dan egonya sendiri. Batinnya yang selalu berbicara bahwa ia mencintai Hermione dan egonya yang mengatakan bahwa Hermione telah tiada.

"Hermione, wake up," lirih Edmund.

Edmund menenggelamkan wajahnya pada tangan dingin milik Hermione, "Tangan mu dingin, segeralah bangun dan kembalikan tangan hangat mu."

Rasanya seperti ia berbicara pada seonggok mayat, mayat gadis cantik berdarah penyihir.

"Ed.."

corridor and narnia ft. edmione ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang