"Traitor!"

1.5K 170 31
                                    

"Kau yakin akan hal itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau yakin akan hal itu?"

Hanya Susan yang dapat ia andalkan dalam mengadukan hal yang terjadi kemarin. Soal Aslan, tapi tidak dengan rencananya. Ia sudah berjanji tidak akan membeberkan rencananya sebelum terlaksanakan, nanti akan gagal katanya.

Hermione mengangguk mantap, sembari memakai baju zirah dan mengepang satu rambut oranyenya. "Iya, apa wajahku terlihat berbohong saat ini, Sus?"

Susan menggeleng. "Well, aku percaya. Hanya saja semoga Aslan bisa ku temukan di hutan sana, Lucy terlihat sangat kecewa karena tidak ada seorangpun yang mempercayainya."

Hari ini adalah hari yang di tunggu sekaligus di takuti, duel antara Peter dan Raja Miraz di medan perang. Hermione dan yang lainnya hanya berharap Peter-lah yang menang dan pasukan Telmarine bermain bersih.

Kalau tidak, Hermione benar-benar murka. Raja buluk itu dari awal membuat Hermione mual. Bahkan untuk menyebut namanya saja ia ingin segera berlari ke toilet.

Ok enough.

"Kurasa Caspian dan Lucy sudah menunggumu disana." Hermione menunjuk kearah Caspian, Lucy dan satu ekor kuda yang nampaknya menunggu Susan di dekat pintu keluar arah belakang.

Rencananya harus berhasil, Susan dan Lucy mencari Aslan karena kemarin katanya Lucy mendapatkan Aslan berada di mimpinya. Semoga saja benar. Juga dengan rencana Peter yang sebenarnya di rancang oleh Hermione, dan terakhir yang paling penting.

Rencananya dan Aslan.

"Baju zirah mu belum terpasang sempurna." -derp- seseorang mengeratkan tali di belakang baju zirah milik Hermione, menoleh dan mendapatkan Edmund yang tengah tersenyum di belakangnya. "Terimakasih," kata Hermione.

"Kembali." Edmund tersenyum, ia berjalan dan berpindah posisi menjadi di hadapan Hermione. Disodorkannya pedang kepada Hermione, "Untuk berjaga-jaga jika tongkat sihirmu patah di medan perang nanti."

Hermione tertawa, ia mengambilnya dan menggantungnya pada sabuk yang ia kenakan. "Tentu, terimakasih pada Peter yang telah mengajariku."

"Ya, ya, Peter mengajarimu. Aku tidak," sewot Edmund. Hermione mengeryit, "Memang begitu, kan?"

Edmund menghela nafas berat. "Hermione, kau tahu tidak saat itu aku ingin membicarakan apa dengan mu?-ah benar kau tidak tahu karena aku belum memberitahunya, baik jadi aku-"

"Kau terlihat gugup, Ed," potong Hermione.

Edmund sedikit sensi. Kapan sih dia peka-nya? Pikirnya. Apa penyihir tidak memiliki hati? Lagi ia berpikir.

"Ed, ayo!" seru Peter, ia sudah siap dengan perlengkapan duelnya.

Edmund sekali lagi menghela nafas, ia memandang Hermione sebentar sebelum membawa gadis penyihir itu kedalam dekapannya. "Tidak ada yang boleh mati di pertempuran ini, kita semua, aku, dan kau. Mengerti?" bisiknya.

corridor and narnia ft. edmione ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang