07

5.4K 798 47
                                    

double update karena aku mau bilang aku ikutan early po, kalian?

day 13

hyunjin telah menjalankan ct scan semalam dan sekarang tengah uring-uringan. minho bilang hasilnya akan keluar paling lama besok dan tentu saja ia takut. bagaimana jika ia mengalami kelumpuhan otak? apa keluarganya masih menginginkannya? apa teman-temannya akan membantunya? bagaimana ia dapat melanjutkan perusahaan kecil ayahnya jika berdiri saja ia tidak bisa? dan yang paling penting, apakah minho masih ingin berada di dekatnya?

"hyunjin, mama keluar dulu ya. papa ada sedikit masalah dan mama harus kesana."

ibu hyunjin berkata. tangannya mengusap lembut rambut kusam hyunjin. hyunjin mengangguk pelan.

"ma, apa hyunjin boleh minta dokter minho nemenin hyunjin?"

hyunjin memainkan jemarinya. ia sangat cemas sekarang.

"ah, mama tanya dulu ya sama dokter. kalau jadwalnya kosong mungkin bisa."

setelah si ibu berujar, hyunjin mengangguk samar. pemilik bibir penuh itu menghela napas dengan keras setelah ibunya keluar dari ruangan itu. selama kurang lebih setengah jam hyunjin hanya terdiam di atas tempat tidur. matanya menatap kosong menuju jendela.

"hyunjin-ssi?"

hyunjin terkesiap. ia mengalihkan pandangannya menuju pintu yang telah tertutup dan melemparkan senyuman terbaiknya.

"walimu bilang kau ingin aku menemanimu. ada apa?"

hyunjin tertegun. ia dapat melihat peluh yang berlomba-lomba berlari menuruni wajah minho. tatapan minho sangat menunjukkan kekhawatirannya.

"hyunjin-ssi?"

hyunjin tersenyum tipis. ia menarik tangan minho pelan. mengisyaratkannya untuk duduk.

"duduk, dok."

minho menurut. ia mendudukkan dirinya di kursi plastik yang berada di sebelah tempat tidur hyunjin. jemari minho menggenggam erat jemari hyunjin.

"apa kau baik-baik saja?"

pertanyaan minho hanya dibalas dengan senyuman tipis oleh hyunjin. pasien tampan itu melepaskan genggaman tangan mereka lalu mengusap peluh dari dahi minho. minho menutup matanya. menikmati sentuhan lembut yang diberikan si pasien kepadanya.

"dokter lari kesini?"

minho mengangguk pelan. ia menggenggam tangan hyunjin yang dipasang infus pelan.

"tadi saya sedang berada di rumah. walimu menelpon dan mengatakan kau membutuhkan saya. saya langsung saja kesini."

hyunjin merasa bersalah. ia meraih tangan minho kemudian menciumnya lama.

"maaf. aku gak bermaksud untuk ngebuat dokter khawatir."

hyunjin menatap dalam kedua netra minho. pipi dokter itu memerah.

"tidak apa-apa, bukan masalah. sudah tugas saya sebagai dokter untuk mengkhawatirkan pasiennya."

minho tersenyum tipis. keheningan melanda ruangan kotak tersebut sebelum hyunjin memecahnya.

"dokter gak ngantuk?"

minho terdiam kemudian mengangguk. ia mengucek matanya pelan.

"tidur aja disini dok. lagian aku butuh teman."

hyunjin tersenyum guna meyakinkan dokter manis itu. minho awalnya ragu namun kantuk yang merajalela membuatnya mengiyakan ajakan hyunjin.

hingga matahari terbenam, hyunjin memperhatikan wajah manis minho ketika tidur. bibirnya sedikit terbuka dan wajahnya tenang sekali. jemari hyunjin tidak pernah absen dari rambut minho yang sangat lembut.

sial, dokter manis ini sangatlah menggoda.

njin, jangan khilaf, ya?

ill ft. hyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang