day 506
minho tersenyum melihat pemandangan di hadapannya. ia baru saja menyelesaikan tiga jadwal operasi dan merasa sangat lelah. ia pulang dengan rambut lepek dan jas dokter yang sudah harus dicuci.
minho menyeka keringatnya kemudian menanggalkan jas dokternya. ia melangkahkan kakinya mendekati hyunjin yang tengah tertidur lengkap dengan jas dan kemeja miliknya. minho terkekeh pelan. wajah hyunjin ketika tidur sangatlah polos. bibirnya terbuka dan dahinya sesekali mengernyit.
bibir tipis minho menyentuh puncak hidung hyunjin. beberapa kali ia lakukan itu. berusaha untuk membangunkan pria itu. hyunjin menggeliat tidak nyaman setelah beberapa menit. matanya mengerjap beberapa kali. segera setelah netranya menangkap kehadiran minho, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.
"oh, hyung, udah pulang? sejak kapan?"
hyunjin mendudukkan dirinya. jemarinya menarik lengan minho untuk mendudukkan pria manis itu dipangkuannya. minho pun turut mendudukkan diri di atas paha hyunjin. kakinya melingkar di pinggang hyunjin sementara wajahnya bersembunyi di perpotongan leher hyunjin.
"capek banget, ya?"
hyunjin bertanya sembari mengusap punggung minho yang terbalut kaus hitam yang basah oleh keringat. minho mengangguk lemah. pelukannya mengerat seiring berjalannya waktu.
"kausmu basah. mandi dulu gih hyung. biar aku panasin lauk dulu."
minho mengangguk lemah. namun pelukannya mengerat.
"gendong."
rengekan minho sukses membuat hyunjin ingin menyerangnya saat itu juga. namun ia masih dapat menggunakan akal sehatnya. kasihan minho jika ia menggempurnya sekarang. dokter manis itu masih terlalu lelah bahkan hanya untuk berjalan.
hyunjin menggendong tubuh ramping minho dengan hati-hati dan berjalan menuju kamar mandi. ia mendudukkan minho di pinggir wastafel dan membuka kaus yang minho kenakan dengan pelan. minho menyenderkan punggungnya di kaca segera setelah kaus basah itu terlepas dari badannya. hyunjin dengan cekatan membuka celana abu-abu milik minho dan melamparnya asal ke arah keranjang pakaian kotor.
hyunjin mengecup kedua bola mata minho. mata bulat itu mengerjap lucu. bibir minho terbuka seakan ingin berkata sesuatu namun terkatup lagi. minho berusaha untuk turun dari atas wastafel itu namun berakhir dalam gendongan hyunjin yang tengah membawanya ke bathtub yang masih kosong. hyunjin mendudukkan tubuh minho di dalam bathtub itu. kepala minho dengan cepat menyender.
"secapek itu, kah? aku mandiin aja, ya?"
minho mengangguk pelan mendengar tawaran hyunjin. rasanya saat ini ia hanya ingin tidur. maka hyunjin menghidupkan keran air yang berada di antara kedua kaki minho setelah sebelumnya menyetel kran tersebut agar yang keluar adalah air hangat.
setelah seperempatnya penuh, hyunjin dengan perlahan membuka celana dalam milik minho kemudian melemparnya asal. jemarinya meraih sebatang sabun kemudian mengusapnya pelan di kaki jenjang minho. sesekali tangannya yang nakal menggoda kepemilikan minho yang dibalas dengan erangan protes dari pemiliknya.
hyunjin terkikik geli kemudian lanjut menggosok badan minho secara keseluruhan. ia juga membantu minho untuk keramas, menggosok gigi, mencuci mukanya dan berpakaian. minho akan segera ambruk setelah selesai menggunakan piyama biru polkadot miliknya jika saja hyunjin tidak mengingatkannya untuk makan terlebih dahulu.
minho dengan berat hati pun turut melangkahkan kakinya menuju ruang makan dan terduduk dengan kepala yang ditelungkupkan. hyunjin menghampiri minho dengan semangkuk sup ayam dan semangkuk nasi di tangannya.
hyunjin meletakkan kedua mangkuk itu di atas meja. menimbulkan suara nyaring yang membuat minho membulatkan matanya dan duduk dengan tegak.
"astaga, aku kaget! kukira apa."
minho mencebikkan bibirnya. hyunjin terkekeh. pasangan hidupnya itu sangatlah menggemaskan.
"aku ambilin minum dulu, ya, hyung."
hyunjin pun berjalan menuju rak piring dan meraih dua gelas yang berpasangan. gelas itu diberikan oleh adik sepupunya sebagai hadiah pernikahan. gelas miliknya ia isi dengan air teh dan gelas milik minho diisinya dengan susu coklat.
"njin."
panggilan lesu itu dengan cepat ia dengar ketika bokongnya baru saja bertemu dengan kursi. hyunjin mendongakkan kepalanya. membalas tatapan sendu minho. hyunjin kalang kabut. ada apa? apa supnya tak enak? apa minho tak enak badan?
"maaf."
cicit minho. ia menunduk. sumpitnya ia letakkan di atas mangkuk nasi.
"untuk?"
hyunjin mengernyit heran. lengannya ia lipat di atas meja makan. matanya menatap minho dengan tatapan menuntut.
"seharusnya yang pulang telat itu kau. seharusnya yang nyiapin makanan itu aku. tapi ini malah sebaliknya. maaf. kau bahkan belum ganti baju tapi kau mandiin aku. maaf. aku bukan istri yang baik."
lalu tangisan minho pecah. hyunjin dengan cepat berdiri kemudian memeluk tubuh itu dari samping. bibirnya mengecup kepala minho beberapa kali. mulutnya mengeluarkan bunyi-bunyian penenang. jemarinya bergerak naik turun di lengan minho.
"gak apa-apa, serius. aku gak masalah memperlakuin hyung kayak ratu. aku tau kerjaan hyung itu berat banget. gak semua orang bisa jadi dokter sehebat hyung. gak perlu ngerasa bersalah karena hal-hal kecil kayak gini. hyung bisa balas kebaikanku dengan hanya dua hal, kok."
tangisan minho sudah mereda sejak tadi. minho mengusap matanya pelan.
"dua hal?"
hyunjin mengangguk samar. ia menggerakkan kursi yang diduduki minho agar menghadapnya kemudian berdiri tegak.
"ya, dua hal yang mudah. yang pertama, terus cintai aku sampai kapanpun itu."
minho mengangguk kuat.
"kalau itu udah pasti."
senyuman minho mulai terbit. membuat hati hyunjin menghangat.
"yang kedua?"
hyunjin menyeringai. ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh minho kemudian membisikkan sebuah kata yang sukses membuat minho memerah malu.
"jatah."
"e—eunghh."
minho menutup mulutnya sendiri yang dengan bodohnya baru saja mengeluarkan desahan karena jemari hyunjin yang bermain di dadanya.
"h-hyunjinhh jangan s-sekarangh. besok a-aku ada auhmm."
"ada apa?"
minho menenggak ludahnya gugup ketika mendengar suara hyunjin yang merendah.
"jadwal j-jaga pagi."
minho menyelesaikan kalimatnya dengan cepat.
"baik, kau selamat untuk sekarang dokter manis."
hyunjin menutup acara menggoda minho itu dengan sebuah jilatan seduktif di daun teliga minho.
"abisin gih makanannya."
minho heran. bagaimana bisa suaminya itu bertingkah seolah ia tidak menggodanya baru saja. wajah minho bahkan masih memerah saat ini.
dan buku ini selesai sampai disini! terimakasih buat yang udah baca, aku benar-benar ngehargain vote dan comment kalian semua! makasih ya!
anyway, do you guys want a sequel or a new book? i'm thinking about banginho.
KAMU SEDANG MEMBACA
ill ft. hyunho
Fanfictionminho yang datang tepat ketika hyunjin sakit. #2 hyunknow #1 hyunknow #1 hyunho