Wannabe 10

6.5K 695 86
                                    

Disclaimer : Anime Naruto dan Chara lainnya milik Pak Masashi Kishimoto, ide cerita ini punya saya.

Rate : T ( M untuk kata katanya)

Warning : Au, Genderswitch, Typo(s), gaje, abal abalan,absurd . Bisa bikin emosi sama Authornya. Tapi tidak ada tanggungan dari Authornya.

Cerita ini ditulis untuk kesenangan semata, tidak ada maksud untuk menjelek jelekan anime Naruto atau siapapun.



Happy reading...



Tak biasanya Sasuke bersikap seperti ini. Kegiatannya maksudnya, ya kan dia mabuk. Orang mabuk kan enaknya tidur, bukan malah mantengin Naruto kaya gini. Dia kira Naruto monitor TV apa.

Sesampainya di depan rumah, Naruto langsung keluar mobil terlebih dahulu untuk membukakan pintu untuk Sasuke.

Naruto menunggu sang majikan keluar di belakang pintu seperti sopir pada umumnya. Tapi, bukannya keluar langsung berjalan menuju pintu rumah, eh Sasuke malah berdiri diam memandang Naruto yang ada di belakang pintu mobil.

Naruto melakukan kontak mata dengan Sasuke sebentar lalu melirik ke samping dengan masam. Kesel juga dilihat begitu sama orang mabuk apalagi orang yang tadi malam meninjunya. Rasanya ingin sekali Naruto labuh ke Samudra Atlantik sana. Biar sekalian dimakan sama alien penunggu segitiga bermuda.

Karena lelah menunggu Sasuke yang tidak kunjung masuk rumah dan tidak mau mengalihkan pandangannya, akhirnya Naruto meninggalkan Sasuke begitu saja ditempat dengan pintu mobil yang masih terbuka. Kurang ajar memang, tapi Naruto sudah tidak tahan lagi, dia muak men. Dari pada Naruto berbuat anarki, mending dia melarikan diri. Dia akan segera berhenti jadi sopir sialan ini. Secepatnya!

Grep,

Tangan Naruto ditahan, dan di tarik agak drama sedikit. Tapi Naruto tak langsung jatuh, dia hanya oleng tertarik ke belakang tidak sampai menubruk Sasuke untungnya. Dahi Naruto otomatis berkerut, gadis itu melihat ke arah Sasuke dengan kesal.

" apa yang anda lakukan?! " tanya Naruto sedikit mendesis

" begitu caramu menghargai majikanmu? " tanya Sasuke balik dengan dingin.

Naruto menghela nafas lelah, siapa suruh malah mantengin Naruto dan bukannya cepetan masuk rumah. Naruto bukan pisang, ingat?. Malah dia yang pake acara marah marah segala, kan sialan namanya.

Naruto memandang kesal
" saya pikir anda kesambet, makanya saya ingin panggil tukang rukiyah, siapa tahu ada yang masih buka." dalih Naruto dengan wajah tanpa dosa.

Pegangan mengerat, dan Naruto meringis. Sasuke benci ejekan dan orang ini selalu saja mengejek seenaknya. Dan manusia ini pula yang selalu berhasil membuat Sasuke naik pitam. Rasa menyesal yang sempat timbul, raib seketika hanya karena sebaris kalimat yang menurut Sasuke sangat menjengkelkan. Memang, bocah konyol ini sampai kapanpun tidak patut untuk dikasihani, meskipun dalam kondisi semengenaskan apapun.

" tuan, tanganku bukan dada perawan, tidak perlu kau remas seperti itu " kata Naruto di tengah tengah ringisanya.

Sasuke tidak tahu, walaupun dia merasa kesal. Dia tidak bisa membalas ucapan Naruto. Dia hanya ingin Naruto diam di tempat dan mendengarkannya, tapi bagaimana bisa, saat ini saja Sasuke tidak bisa berkata kata. Dia bahkan bingung dengan hati dan otaknya. Otaknya merasa kesal karena ucapan Naruto yang keterlaluan, tapi hatinya tak ingin Naruto tinggalkan begitu saja. Entah kenapa ia merasa seperti ini. Sejak kapan ia melirik Naruto? Sopir premannya yang membuat Sasuke selalu darah tinggi. Sasuke sedang mabuk, tapi itu yang ia inginkan tanpa sadar.

WANNABE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang