Wannabe 25

4.5K 491 143
                                    

Disclaimer : Anime Naruto dan Chara lainnya milik Pak Masashi Kishimoto, ide cerita ini punya saya.

Rate : T ( M untuk kata katanya)

Warning : Au, Genderswitch, Typo(s), gaje, abal abalan,absurd . Bisa bikin emosi sama Authornya. Tapi tidak ada tanggungan dari Authornya.

Cerita ini ditulis untuk kesenangan semata, tidak ada maksud untuk menjelek jelekan anime Naruto atau siapapun.

.

.

.

Enjoy..


Sepuluh menit berlalu, Naruto masuk kafe seperti yang sudah terencana. Mencari sosok albino yang sempat terlupakan.

Dan akhirnya ia menemukan pria dengan balutan kaos hitam polos dan celana jeans yang senada. Kemejanya di sampirkan di kursi yang ia duduki. Iya, benar itu Toneri sedang membaca entah apa dengan secangkir kopi di meja. Tanpa tahu bahwa itu adalah pesanan yang entah keberapa.

" maaf, aku sangat sangat terlambat, Toneri" ujar Naruto di samping Toneri.

Mungkin Toneri akan sangat marah padanya karena dikiranya Naruto meremehkannya. Tapi bukan seperti itu, ya memang Naruto salah. Tapi ya namanya fangirl ya kan. Kadang streaming sampai lupa waktu.


" tidak apa-apa, aku memakluminya. " kata Toneri santai. Dia sadar diri dengan Naruto yang sudah punya keluarga sendiri, entah suaminya yang rewel atau bagaimana Toneri tidak tahu.


" tadinya aku kira akan menunggumu sampai kafe ini tutup, tapi ternyata tidak. Syukurlah kau masih mau datang. " lanjutnya.

Naruto duduk, merasa tertohok dengan kalimat itu. Sebenarnya Naruto mau meluruskan kalau dia belum bersuami, tapi apa nanti akan masih berefek pada Toneri ? Ya misalnya terkesan seperti memberi lampu hijau untuk mendekati. Tapi kalau tidak dijelaskan, Naruto merasa dosa sendiri. Entah kesalahan siapa tapi tetap saja, itu mengganjal di hati.


" Naruto, aku mengajakmu disini bukan untuk melihatmu melamun. Sudah setengah jam kau disini tapi kau hanya diam. Apa kau begitu membenci ku? " tanya Toneri.


Naruto gelagapan. " eh, bu-bukan begitu. Aku hanya— sedikit lelah. " 'mungkin ' Naruto tidak yakin dengan jawabanya tapi tidak ada pilihan lain. Dari pada dia hanya diam, Naruto sama sekali tidak suka hal hal berbau canggung seperti ini.


Secangkir Caramel Macchiato dia biarkan, belum tersentuh sejak pelayan memberikannya tadi.


" itu wajar Naruto, kehamilan pertama memang akan membuatmu lebih cepat merasa lelah. " kata Toneri mengangkat cangkir Americano.

Raut wajah Naruto menjadi masam " aku tidak hamil, kalau kau mau tahu. "

" uhuk"


Naruto segera menyodorkan sebuah tisu kepada Toneri dengan datar.

" apa kau bilang? "


Naruto menghela nafas " aku tidak hamil Toneri, dan aku belum menikah. Kau tahu, waktu di sevel kemarin, aku salah ambil susu. Tapi, bagaimana mungkin kau langsung menarik kesimpulan bahwa aku sudah menikah dan mengandung, pikiranmu tentangku lumayan buruk juga. "

Toneri terkekeh " entahlah, aku juga tidak tahu kenapa aku langsung menuduhmu hamil. "

Cangkir diletakkan " lagi pula, pria macam apa yang berani menghamilimu? Kurasa mereka tidak akan punya nyali untuk menikahimu. "

WANNABE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang