Wannabe 12

6.6K 717 109
                                    

Disclaimer : Anime Naruto dan Chara lainnya milik Pak Masashi Kishimoto, ide cerita ini punya saya.

Rate : T ( M untuk kata katanya)

Warning : Au, Genderswitch, Typo(s), gaje, abal abalan,absurd . Bisa bikin emosi sama Authornya. Tapi tidak ada tanggungan dari Authornya.

Cerita ini ditulis untuk kesenangan semata, tidak ada maksud untuk menjelek jelekan anime Naruto atau siapapun.


Happy reading......


" NARUTOOO" pekik Hotaru melihat gadis androgini itu terhuyung jatuh dengan kepala terantuk sandaran sofa.

Dia lalu menghampiri Naruto, memeriksa gadis itu apakah masih sadar atau sudah pingsan. Saat ia mendengar suara rintihan ringan dan umpatan kecil, sedikitnya Hotaru masih bersyukur. Kemudian menoleh ke arah Sasuke dengan bengis,

" MATI SAJA KAU! " teriak Hotaru melempar tatapan benci setengah mati pada Sasuke.

Sasuke tak peduli, hanya menatap keduanya dengan tatapan mencemooh. Lagi pula Naruto sendiri yang memintanya, bukan salah Sasuke jika dia ingin memenuhi. Kalau dia pria sejati, Naruto tidak akan mati dengan pukulan seperti itu, tapi jika dia memiliki tenaga wanita mungkin koma akan menjadi pilihan Bagus.

Naruto masih melirik Sasuke dengan seringai, mengelap darah yang mengalir lewat mulutnya karena bisa saja gusinya berdarah dan pelipisnya gonjol karena terantuk dengan keras.  Naruto melakukan ini bukan semata mata peduli dengan Sasuke, tapi dia melakukan ini agar tidak ada perempuan yang akan sakit hati atau merasa disia siakan oleh Sasuke.

" aku tidak butuh jasamu lagi, sopir sialan! Pergilah, dan jangan perlihatkan muka busukmu itu! " kata Sasuke dingin langsung pergi meninggalkan kedua gadis dan satu manusia jadi jadian yang membuat Sasuke salah paham.

Naruto melirik gadis SMA yang masih diam di tempatnya 

" hei," panggil Naruto pelan, gadis itu menoleh ke arah Naruto dengan raut cemas dan takut.

" sebaiknya kau pulang, Sasuke tidak dalam mood yang baik saat ini. Kalau kau nekat, aku yakin kau akan menyesal seumur hidup. " kata Naruto lembut.

Gadis itu terbelalak, lalu dengan cepat mengangguk lalu membungkukkan badan dengan pelan kemudian dia berlari pergi. Mungkin gadis itu syok bukan main sampai dia terlihat seperti itu.

Ah, dia sudah di pecat dan tentu saja ia akan pulang dengan senang hati ke rumah mamanya. Kemudian akan mendaftar kuliah dan tinggal di apartemen kakak laki-lakinya, itu lebih baik dari pada hukuman mamanya yang terlalu tidak bermutu.

.

.

.

Naruto sedang berada di dalam mobil taksi yang Hotaru pesan. Hotaru gelisah sedangkan Naruto tampak tenang tak terlalu memikirkan. Berulang kali Hotaru membujuk agar Naruto mau ke rumah sakit, klinik bahkan bidan jika Naruto tidak mau bertemu seorang dokter. Tapi bocah itu tetap keukeuh tidak ingin pergi ke sana. Dia hanya ingin mempertemukan punggungnya dengan kasur. Itu saja, tapi Hotaru akan lebih khawatir kalau bocah ini tidak mau mendapatkan pengobatan. Akhirnya dia mengompori pak supir agar Naruto mau di ajak ke rumah sakit, dan untunglah pak sopir juga mau diajak kerja sama karena melihat kondisi Naruto yang menyedihkan.

" kau bisa tinggal di apartemen ku malam ini, tidak usah bingung tinggal dimana. Hitung hitung, ucapan terima kasih. " ujar Hotaru.

" tidak perlu, aku akan ke rumah sepupu. " balas Naruto sambil memejamkan matanya.

WANNABE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang