Wannabe 3

9.3K 820 43
                                    

Disclaimer : Anime Naruto dan Chara lainnya milik Pak Masashi Kishimoto, ide cerita ini punya saya.

Rate : ?

Warning : Au, Genderswitch, Typo(s), gaje, abal abalan,absurd . Bisa bikin emosi sama Authornya. Tapi tidak ada tanggungan dari Authornya.

Cerita ini ditulis untuk kesenangan semata, tidak ada maksud untuk menjelek jelekan anime Naruto atau siapapun.

Enjoy....

Ini pertama kalinya setelah lulus dari SMU, Naruto hidup berbaur di perkotaan lagi. Tidak akan aneh kalau rasanya beda dengan kandang. Biasanya hanya bebek berkeliaran dan para mamalia makan di padang. Tapi disini semua orang sibuk, berjas rapi dan menempelkan smartphone di telinga.

Jalan mereka juga seperti itik akan di beri makan. Cepat sigap dan buru buru. Itu yang ditangkap Naruto saat dia duduk di depan kafe untuk menghilangkan rasa hausnya.

Bukan berarti Naruto sombong, pergi ke kota langsung nongkrong di kafe, padahal kalau di desa ia cuma nongkrong di plangkringan ayam bersama Kiba dengan mangga muda yang jadi menu grogotan.

Kalau bukan karena menunggu sepupunya Naruto malas sekali di sini, dilirik banyak pasang mata yang membuat Naruto mau tidak mau membuang muka. Untung saja Sasuke juga punya perusahaan, jadi Naruto tidak terlalu enggan berada di kafe milik calon bosnya. Yeah, kafe ini milik Sasuke.

Entah apa saja yang Sasuke miliki, selain perusahaan dan kafe, mungkin toko celana dalam sebrang jalan milik Sasuke juga.

Ini pun atas traktiran Karin. Sepupunya itu memang kadang baik walaupun banyak menyebalkannya. Yang merekomendasikan Naruto jadi supir Sasuke juga Karin. Walaupun Karin memaksa Naruto, Karin sebenarnya juga mempunyai keinginan jadi supir pribadi Sasuke.

Entahlah, mungkin hanya Naruto yang sadar kalau Sasuke itu jelek. Atau sebaliknya, hanya Naruto yang tidak sadar kalau Sasuke itu teramat sangat tampan sekali pake banget. Mungkin Naruto harus membuka mata selebar dunia ini agar bisa melihat bagaimana rupawannya Sasuke itu.

Sebenarnya, Naruto sudah jatuh Cinta dengan dunia peternakan, tapi gegara Karin menjamu ibunya, jadideh Naruto terdampar disini. Katanya masa depan panjang, cerah gemilang di depan sana. Sayang kalau seumur hidup hanya melihat kandang babi. Itu yang sedikit Naruto tangkap saat menguping. Tapi menghabiskan waktu menjadi supir Sasuke resikonya juga sama saja.

" Naruto, " panggil Karin membuyarkan Naruto dari mengingat masa kemarin.

Ia menoleh " iya, "

" ayo kita pulang. " ajak Karin.

Naruto mengangguk " oke, "

Mereka berjalan berdua, karena tempat tinggal Karin tidak terlalu jauh dengan tempat kerjanya. Cukup berjalan lima belas menit lalu akan menemukan apartemen kecil dan itu yang mereka tuju.

" jadi, bagaimana? " tanya Karin penasaran

Naruto mendengus kesal" ternyata dia sejenis batu mempunyai nyawa. " kata Naruto dengan malas.

Karin sempat tertawa
" maksudnya? "

" ya keles, tes yang di berikan padaku semuanya tidak bermutu. Tapi waktu ku ejek, dia tidak merespon. "

" tes apa? "

" ya, tes mencium parfumnya lah, melihat wajahnya selama 3 menit lah. Please, aku nanti cuma melihat jalanan. Bukan melihat wajah talenan prawannya sambil menyetir. Aku tak sehebat Brian O'Connor. " kesal Naruto.

Dan Karin malah tertawa tawa sambil memukul bahu Naruto. Padahal Naruto tidak sedang melawak. Ia hanya kesal dengan ke absurdan calon bosnya itu. Tapi si merah ini malah menganggapnya lucu. Sebenarnya yang receh itu disini siapa.

" jangan bilang kalau Sasuke itu orang gila." tuduh Naruto kejam. Lalu memicingkan mata, mulutnya mencibir.

"Golongan kurang piknik barang kali. Oh, dia mungkin harus melihat pertunjukan lawak, atau bok*p, wajahnya kaku sekali. Mungkin kalau aku sentuh akan bunyi klatak klatak. Secara dia kan sejenis batu. " omel Naruto tidak berhenti.

" kau tahu Naruto, apa yang kau katakan itu berbeda 180 derajat dengan kenyataannya. " kata Karin dengan ekspresi cukup meyakinkan.

" maksudnya? " tanya Naruto kebingungan.

" kau akan tahu nanti setelah kau bekerja dengannya. Dia itu misterius–" kata Karin selaku fans Sasuke yang baik, niatnya mau sedikit membela tapi Naruto memotong.

" iyalah misterius, orang mukanya angker campur creepy begitu. " potong Naruto cepat.

" hey, aku belum selesai bicara! " kata Karin sedikit membentak

" dia itu misterius, kau akan selalu penasaran dengannya. Walaupun dia itu suka bersikap dingin, tapi dia itu perhatian. " kata Karin sambil senyam senyum.

" yang kau maksud perhatian itu saat dia menyuruhmu istirahat setelah kau capek bekerja kan? " tebak Naruto dan ia mendengus saat Karin memandangnya setengah tidak percaya. Mungkin Naruto kebetulan bisa menebak Karin yang membayangkan Sasuke saat menyuruhnya pulang setelah bekerja keras melayani pelanggan yang membludak.

" dia bukan perhatian Karin-nee, dia hanya tidak mau pekerjaan– "

" mana mungkin, di-dia perhatian kok" tegas Karin memotong ucapan Naruto masih dengan prinsip Sasuke perhatian.

" kalau niat perhatian, setidaknya dia mengelap keringatmu dengan sapu tangan lalu mengajakmu duduk berdua atau malah dia rela memijit kaki dan bahumu, mencuci bajumu bahkan mengurus rumah untukmu. Itu baru namanya perhatian, " kata Naruto main main. Dia kian menjadi saat Karin diam dan cemberut.

" mukanya saja datar bosan dan lempeng saat menyuruhmu istirahat, mana ada perhatiannya. " kata Naruto asal tapi mungkin tepat sasaran saat Karin menghentak kakinya kemudian berjalan mendahului.

Naruto terkekeh, dia menyusul Karin lalu merangkul bahu Karin.

" iya deh, dia itu perhatian. Apalagi sama Karin-nee " kata Naruto lagi. Dia tidak mau Karin terbakar emosi saat Naruto mengolok Sasuke. Naruto tidak mau repot repot membelikan timun ke pasar.

.

.

.

Tbc...


Eh, eh eh, udah sabtu malem aja nih. Selamat membaca untuk para penikmat sabtu malam 😁.. Moga gak bosen baca tulisan nyeleneh rasa absurd aing.

Ya udah, tatah.... 👋👋

WANNABE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang