Disclaimer : Anime Naruto dan Chara lainnya milik Pak Masashi Kishimoto, ide cerita ini punya saya.
Rate : T ( M untuk kata katanya)
Warning : Au, Genderswitch, Typo(s), gaje, abal abalan,absurd . Bisa bikin emosi sama Authornya. Tapi tidak ada tanggungan dari Authornya.
Cerita ini ditulis untuk kesenangan semata, tidak ada maksud untuk menjelek jelekan anime Naruto atau siapapun.
Enjoy....
Naruto mengacak acak rambutnya. Yang tadinya model oppa sekarang menjadi model gembel. Tidak henti hentinya ia menyumpah serapah tingkahnya yang kelewat bodoh naudzubillah.
Kenapa pula Naruto harus mencegah Sasuke, lalu nyelonong menjelaskan siapa itu Toneri. Gila kali ya. Ngapain coba.
" Gila ya ni tingkah! Asem! Bisa jadi salah paham sampe akherat ini." Naruto terus merutuki kebodohannya bahkan ia memukulkan bantal ke kepalanya. Untung bukan wajan yang menjadi pilihan.
Sedangkan Sasuke, dia tidak bisa berhenti tersenyum sedari tadi. Bahkan laptop yang masih menyala pun jengah melihat Sasuke seperti orang gila. Mana ia tidak memperdulikan eksistensinya sebagai perantara pekerjaanya, malah asik senyam senyum seperti orang kena sawan.
Bahkan Sasuke kadang terkekeh kecil. Membuat sang laptop ingin enyah saja dari muka bumi. Melihat geli sang pemilik dirinya yang sudah sedeng karena seorang bocah kuning penggila mi.
" astaga, aku tidak tahu jika hal itu akan berefek pada kesehatan jiwaku " Sasuke menyandarkan punggungnya " Naruto, kenapa kau manis sekali sih, rasanya ingin sekali aku cepat cepat menikahimu dan mengurungmu dalam kamarku"
Cepraatt.
Kopi yang Naruto minum segera ia semburkan. Setelah membuat dengan perjuangan mati matian, bahkan gula yang akan Naruto campurkan hampir berubah menjadi sesendok garam. Melalui proses mengerikan, Naruto akhirnya berhasil meluncurkan secangkir kopi hitam suka cita. Tapi apa daya, dia terlalu terburu-buru sampai lupa kalau kopinya masih dalam keadaan waspada. Dan kopi tersebut berakhir dengan membakar lidah Naruto yang tak berdosa.
" kenapa aku tiba-tiba merinding begini?! "
Pagi hari menjelang. Naruto bersiap karena ada kelas pagi. Ia menggigit roti bakar selai strawberry sambil mengambil beberapa buku yang ia perlukan. Mengitari semua ruangan untuk mengingat ingat dimana terakhir ia melepas kaos kakinya. Hal yang Naruto benci di dunia ini adalah kaos kaki yang kehilangan matenya.
Roti ke tiga ia gigit setelah ia berhasil menemukan kaos kaki yang tertindih sendal samping sepatu yang tak jauh dari kaos kaki satunya. Sial, buat apa Naruto muter muter kalau yang dicari ternyata sudah ada disampingnya. Buat apa muter jauh jauh kalau ternyata jodohnya sudah berada didepan mata.
" Apa! " sentak Naruto saat melihat Sasuke tersenyum keluar dari kamar sebelahnya.
Naruto jadi sensi saat melihat Sasuke. Entah kejadian tadi malam apa bukan penyebabnya, pokoknya Naruto jadi ingin marah marah kalau ada di dekat Sasuke.
Herannya, Sasuke mengurus cabang perusahaan selama itu yang terjadi sebenarnya apa sih?! Katanya cuma masalah sepele, harusnya tidak hampir dua bulan dong Sasuke di Suna. Ngapain coba. Kalau begini, perusahaan pusatnya yang terancam kena masalah. Goblok banget sih jadi CEO.
Naruto uring uringan. Mukanya merengut kesal, entah apa yang membuatnya ingin meledak seperti kembang api tahun baru.
" pagi Naruto " sapa Sasuke yang kini berjalan beriringan dengan Naruto. Dia sengaja menunggu Naruto dibalik pintu agar bisa berjalan bersisian dengan si kuning swag yang menjadi idaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANNABE [ END ]
FanfictionBekerja dengan Sasuke adalah mimpi paling buruk yang dialami oleh Naruto. Selain Dia harus menyaksikan langsung laga maksiat bos brengseknya itu dengan para wanita, dia juga harus berselisih dengan Bos biadapnya itu. Apalagi posisi Naruto hanya seb...