Wannabe 8

6.3K 656 21
                                    

Disclaimer : Anime Naruto dan Chara lainnya milik Pak Masashi Kishimoto, ide cerita ini punya saya.

Rate : T ( M untuk kata katanya)

Warning : Au, Genderswitch, Typo(s), gaje, abal abalan,absurd . Bisa bikin emosi sama Authornya. Tapi tidak ada tanggungan dari Authornya.


Cerita ini ditulis untuk kesenangan semata, tidak ada maksud untuk menjelek jelekan anime Naruto atau siapapun

.

.

.

Sasuke menuruni tangga dengan jas kerjanya. Dia sudah rapi dan siap berangkat, tapi yang membuatnya mengernyit tidak ada sarapan di atas meja. Dia hampir menggeram marah, Naruto tidak menyiapkan sarapannya pagi ini. Biasanya orang itu sudah siap dengan sarapan di atas meja dan mobil sudah di lap bersih. Tapi, tanda tanda kehidupannya sekarang pun tidak ada.

Sasuke baru ingat kalau tadi malam ia sempat menghajarnya habis-habisan. Karena bocah itu kepergok ingin mencium Hotaru setelah membawa Hotaru ke kamarnya. Iya, Hotaru. Mainan baru Sasuke yang ia dapatkan dari kota Tsucigumo.

Berbagai penjelasan Hotaru tak bisa ia terima, tapi yang jelas ia tetap tidak suka mainan barunya disentuh orang lain. Apalagi supir yang dari dulu ingin melawan Sasuke.

Mungkin terlalu berlebihan jika Sasuke sampai mengajar Naruto sampai seperti itu, Sasuke hanya tidak mau masa lalu itu terulang kembali.

Walaupun sebenarnya Hotaru hanya sekedar mainan, tapi Sasuke tidak akan tinggal diam, dia akan tetap menarik mainannya. Tidak ada yang boleh merusak lebih dulu mainnya selain Sasuke sendiri.

Dipandangnya pintu kayu berwarna coklat samping ruang makan. Dingin dan terasa jauh, entah bagaimana mana bisa ada rasa khawatir saat mengingat penghuninya. Bagaimana jika Naruto sampai pingsan bahkan mati di dalam sana?. Entah kenapa, terbesit rasa menyesal di hatinya. Sasuke tidak tau kenapa, dia tidak tahu alasanya dan dia juga tidak tahu kenapa ia merasa seperti ini.

Bunyi berisik dari dapur mengalihkan perhatiannya. Ia melirik, hati Sasuke sedikit lega. Barangkali itu Naruto yang sedang memasak sarapan untuknya, mungkin supirnya itu bangun kesiangan dan baru menyiapkannya.

Tapi Sasuke salah, saat ia berjalan mendekati dapur, bukan Naruto yang sedang memasak di sana, tapi Hotaru.

" pagi Sasuke, " sapanya dengan senyuman manis dan hanya dibalas dengan gumaman dari Sasuke.

Walaupun enggan mengakui, sebenarnya Sasuke sedikit kecewa saat yang ditemuinya bukan Naruto. Sasuke menempatkan dirinya di meja makan, duduk dan mengupas sebuah jeruk. Dia terdiam sebentar, memandang buah jeruk yang entah kenapa mengingatkan dirinya dengan Naruto. Biasanya anak itu akan menyiapkan sarapan dengan jeruk ditangannya dan mulutnya sibuk mengunyah.

Sekali lagi, dia melempar tatapan pada daun pintu coklat milik Naruto.

"Damn" akhirnya Sasuke berhasil mengumpat. Tak bisa ia sangkal, ia sedang khawatir dengan Naruto. Dan tak bisa dipungkiri ia sedang dirundung rasa bersalah. Padahal Sasuke tak pernah merasa seperti ini dengan apa yang telah ia lakukan. Apalagi menyesalinya.

Hotaru sibuk menyiapkan sarapannya di meja sedangka Sasuke sibuk dengan pikirkannya sendiri.

Naruto itu mungkin masih bocah, umurnya juga baru 18 tahun. Mungkin dia juga tidak bisa menghentikan hormonnya melihat wanita cantik. Umur umur seperti itu sedang rentan rentannya kan?. Apa karena alasan itu, Sasuke merasa bersalah?.

WANNABE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang