Wannabe 27

4K 420 84
                                    

Disclaimer : Anime Naruto dan Chara lainnya milik Pak Masashi Kishimoto, ide cerita ini punya saya.

Rate : T ( M untuk kata katanya)

Warning : Au, Genderswitch, Typo(s), gaje, abal abalan,absurd . Bisa bikin emosi sama Authornya. Tapi tidak ada tanggungan dari Authornya.

Cerita ini ditulis untuk kesenangan semata, tidak ada maksud untuk menjelek jelekan anime Naruto atau siapapun.

Happy reading..




Hari ini Sasuke libur, sedangkan Naruto juga kejatah libur di kuliahnya. Awalnya Sasuke mengajak Naruto pergi sebelum Sasuke kembali ke Konoha, tapi Naruto malas. Ya jelaslah walaupun tetanggaan, ya bukan berarti Naruto mau diajak kemana mana.

Naruto lebih suka menghabiskan waktu liburnya di depan TV menonton acara lawak mingguan sambil makan rumput laut. Alhasil Sasuke juga tidak kemana mana.

Tapi, bak peribahasa tak ada rotan pun akarpun jadi, Sasuke kini berada di apartemen Naruto dengan alasan bosan di kamar sendiri. Dan itupun tidak luput dari adu mulut dari kedua belah pihak karena Naruto sangat menolak kehadiran Sasuke di kamarnya. Tapi karena berbekal ilmu "sing waras ngalah" Naruto membiarkan Sasuke di apartemennya.

Naruto keluar kamar sehabis mandi dan menemukan Sasuke sedang duduk di kursi samping jendela sedang bermain gitar. Naruto menghampirinya, merebut gitar yang dipinjam Sasuke lalu ia duduk di kusen jendela depan Sasuke.

Sasuke tersenyum, melihat Naruto yang tidak terlalu mengabaikannya untuk hari ini dan selalu marah marah dengan wajah ditekuk, walaupun sempat menolak secara kejam, tapi sekarang dia mungkin sudah cukup menerimanya. Biasanya bocah itu selalu memandang masam Sasuke, boro boro mau duduk berdekatan seperti ini. Orang setiap kali Sasuke mencoba mendekati satu langkah, manusia itu sudah menjauh sepuluh langkah.

Naruto bermain gitar asal, memetik senar sesuai keinginannya tapi menghasilkan suara yang begitu lembut.

" Sasuke, apa yang kau lakukan sebenarnya? " tanya Naruto sambil memandang ke arah luar jendela, suaranya serius tapi tenang.

" kau tidak mungkin mengurus perusahaan cabang selama itu jika hanya masalah yang tidak terlalu besar. Kau membohongiku, Aniki dan dunia. " kata Naruto berlebihan.

Sasuke memandang teduh bocah berkaos oblong putih oversized dan celana hitam se lutut itu. Akhirnya setelah sekian lama, Naruto mau bicara baik baik padanya. Biasanya ia akan membentak, menyindir, mencibir, dan mengoloknya. Tapi, Naruto mau bicara dengan intonasi rendah Itu saja sudah cukup untuk Sasuke. Walaupun sebenarnya Sasuke menginginkan lebih. Tapi mengingat siapa Naruto, itu saja sudah cukup.

Sasuke memandang serius, mungkin Sasuke harus sesekali menunjukkan keseriusannya.

" aku tak tahu apa akan kau suka ini, tapi dengar Naruto, jika aku diberi kesempatan kedua oleh Kami-sama, maka aku akan menggunakan kesempatan itu untuk mencintaimu, melindungimu dan menjadikanmu milikku. Tak peduli seberapa besar tadkir menolaknya, aku akan bertahan bagaimanapun caranya. " Kata Sasuke membuat Naruto menghentikan permainan gitarnya sebentar. Tapi, dia tidak membalas tatapan Sasuke. Ia masih sibuk dengan hal diluar ruangan.

" kau adalah alasan sebenarnya mengapa aku ada disini, dan kau adalah alasan aku membohongi dunia." kata Sasuke menatap Naruto dalam. Tapi yang ditatap nampak biasa biasa saja. Dia terus menatap keluar jendela dengan datar.

Seharusnya Sasuke tidak perlu merasa sakit hati. Setelah sekelebat kenangan lamanya ia memperlakukan Naruto. Wajar kalau Naruto bersikap enggan atau malah menolaknya. Ia harusnya bersyukur saat Naruto tidak langsung memandangnya tajam dan menendangnya keluar dari jendela.

WANNABE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang