07. Baper?

1.1K 181 6
                                    

Gur berjanji gak bakalan mau bawa Arya lagi main ke rumah.


Malu coy.

Bang Epin terus ngegodain gue dan perlakuin Arya seakan Arya itu beneran gebetan gue.

"eh Arya kalau mau sama Keysa jangan sampe dikasih harapan gitu aja, nanti dia nangis, dia cengeng " kata Bang Epin ke Arya yang sekarang masih dengan santainya duduk di sofa padahal udah jam 10 malam.

"Keysa pernah suka sama anak tetangga di Surabaya, eh cowoknya udah punya pacar, dia nang--"

"apasih bang" Gue memotong omongan Bang Epin yang dari tadi gak berhentinya nyeritain tentang gue ke Arya.

Anehnya arya ini nurut aja denger cerita, bahkan sambil manggut- manggut mengerti, sesekali dia senyum nanggepin omongan Bang Epin.

"kalau ada perasaan sama Keysa langsung aja, dia walaupun begitu sebenarnya banyak yang suka" Kata Bang Epin lagi dengan suara yang sengaja ia kecilkan seakan berbisik, padahal mah gue tetep denger.

"Bang, Arya teman aku." Entah ini keberapa kalinya gue ngelak kalau Arya itu sebenarnya cuman temn.

Tapi Bang Epin tetep aja gak percaya, mungkin karena aryanya juga gak ngomong apa-apa lagi.

"udah ah Bang dari tadi Arya tuh mau pulang, iya kan ya'?" Gue menoleh ke Arya, berharap ada jawaban setidaknya anggukan kecil.

Arya diam melongo, sedangkan Bang Epin juga ikut menunggu jawaban Arya.

"gue masih nyantai---"

Arya kembali menatap gue dengan tatapan bingungnya. Gue membalas tatapan Arya dengan harapan dia ngerti maksud gue.

"eh iya lupa tadi udah di-chat sama mama" jawab Arya, padahal mama nya lagi di luar kota:")

FIUH

Gue akhirnya sedikit lebih lega.

"oh gitu? Lo rumahnya emang di mana ya'?" tanya Bang Epin.

"di Anggrek Bang, kalau orang kenalnya Perumahan Tentara" jawab Arya.

"oh anaknya TNI?" tanya Bang Epin lagi.

Kalau gini terus Arya kapan pulangnya....

Arya mengangguk mengiyakan.

"yaudah bang pulang dulu" Pamit cowok itu ramah sambil tersenyum lalu bangkit dari tempat duduknya.

Gue juga ikutan senyum.

"yaudah hati-hati ya Anggrek jauh" Kata Bang Epin.

Arya mengangguk dan berpamitan lalu melangkah keluar.

"Key temenin Arya" Bang Epin nyenggol gue pelan.

"hah?"

"temenin sampe pagar buru" Lagi-lagi Abang gue ini mojokin gue.

Ini Bang Epin kenapa agresif banget dah.

Gue akhirnya nurut, keluar nyusul Arya. Sampai di teras rumah, Arya udah naik dimotornya dan siap untuk pake helm.

"maaf ya, gara gara abang gue lo pulang kemaleman" kata gue merasa bersalah.

Arya menoleh dan melihat ke gue.

"gapapa santai, gue suka kok ada yang ramah ke gue" jawab Arya sambil melanjutkan memakai helmnya.

"hati-hati" Entah angin dari mana gue tiba-tiba aja ngucapin kata itu. Gue langsug mengulum bibir malu.

Arya diam sebentar, lalu setelahnya mengagguk pelan.

"makasih" kata Arya.

Arya akhirnya keluar dari halaman rumah gue dengan motornya.

Gue lagi-lagi gak bisa bohong kalau gue sebenarnya deg-degan. Gue menarik nafas singkat dan kembali masuk ke dalam rumah.

Gue meneguk sisa tegukan terakhir susu coklat yang tiap pagi rutin dibuatkan bunda untuk anak-anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue meneguk sisa tegukan terakhir susu coklat yang tiap pagi rutin dibuatkan bunda untuk anak-anaknya. How sweet she is.

Yang gue suka sama bunda itu sesibuk apapun dia selalu perhatiin keluarganya. Bunda yang masak kalau Ayah mau makan tanpa bantuan ART, tiap pulang kerja setidaknya pasti ke kamar Rara walaupun Rara udah tidur, selalu ngebuatin Abangvbekal tiap Bang Epin ada acara di Kampus sampai malam, dan gue yang selalu dibuatin sarapan tiap pagi karena gue bisa pingsan kalau gak sarapan.

"ca ini earphone siapa?" Bunda datang dari arah ruang tamu sambil ngegendong Rara. Bunda nunjukin headset berwarna hitam itu.


Gue gak punya earphone hitam.

"Bunda nemu dimana?" tanya gue.

"di bawah sofa" jawab bunda menunjuk arah yang dimaksud.

Loh, apa jangan-jangan punya arya? Kamaren yang bawa earphone kerumah gue cuman Arya.

Ya taulah barang favorit Arya selain botol minumnya adalah earphone-nya.

"kayaknya punya temen eca Bun, soalnya habis pada main ke rumah" jawab gue. Bunda pun memberikan headset itu ke gue.

Gue meraih HP gue yang udah masuk di dalam tas. Membuka roomchat.

Keysa : Arya

Keysa : sent a picture

Keysa : punya lo?

Arya : iya, gue kira hilang

Keysa : yaudah gue bawain yaa

Arya : hm

Arya : gue ke taman sari aja

Arya : sekalian kalau mau ikut gue berangkat juga gpp

HEH?!

Gue mengerjap, arya mabok?

Arya : otw

Gue kembali melotot. Ini anak kok jadi seenaknya, gak tau apa gue di sini udah mulai kalang kabut.

Gue bahkan belum balas apa apa.....

Gue bahkan belum balas apa apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Feel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang