16. Ceweknya Gio

1K 167 20
                                    

"Pokoknya ntar malam gue tungguin ya, Key. Kalo gak ada yang antar biar gue suruh supir gue jemput lo deh."

Gue, Fita, dan juga Arya lagi jalan keluar ke arah gerbang.

Sementara Gio, sampai sekarang dia masih diam dan aneh. Arya sama Fita nyangkanya Gio sibuk sama basket ya karena emang bakalan ada lomba, tapi nyatanya gue yakin ini karena gue.

Sekarang, Fita gak berhenti heboh nyuruh gue bantuin dia ke rumahnya ntar malem karena sore besok dia ulang tahun dan bakal buat acara ulang tahun. Sedangkan, gue emang belum tentu bisa ada yang nganterin.

"Kan ada gue?" kata Arya menunjuk diri dia sendiri.

Fita ngeberentiin langkahnya yang ngebuat gue dan Arya otomatis ikut berhenti juga.

"Maksudnya gue jemput Keysa aja biar bareng." kata Arya lagi dengan santainya. Yang ngebuat gue langsung noleh ke Arya.

Secara gak langsung dia ngajakin gue bareng?

"Kan jauh?" kata Fita.

"Engga kok, udah biasa." Jawab Arya tenang.

Fita mengulum bibir, lalu ngangguk pelan."Ah oke deh." Lanjut Fita.

"Gio?" gue ngeliat gio yang jalan berlawanan arah dengan kami bertiga.

"Pulang sama siapa?" Gio berhenti di depan Fita. Seragam nya lusuh, jelas dia keliatan habis latihan, dia juga keringatan.

Gue natap Gio dan dia sama sekali gak nyapa gue atau ngeliat sedikit pun ke gue.

"Dijemput." Jawab Fita.

"Oh yaudah." Kata Gio dan setelahnya berjalan melewati gue dan yang lain.

Dia jutek banget.

Dia keliatan bukan Gio.

Tapi tetap Gio

"Yo, ntar malam ke rumah yaaa!!" Fita balik badan dan teriak ke Gio.

Tapi, Gio gak balik. Tetap nerusin langkahnya, walaupun setelahnya dia ngangkat lengan kanannya dan ngelambai tapi tetap gak balik.

"Kenapa sih dia." kata Arya pelan sambil natap sinis punggung Gio.

Gue nunduk, Gio makin gak bener dan jelas aja ngebuat gue semakin ngerasa bersalah.

"Abangggg, echa pergi yaaa!!" Gue langsung lari ke depan pagar setelah teriak ke bang Epin yang kebetulan lagi nonton TV diruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abangggg, echa pergi yaaa!!" Gue langsung lari ke depan pagar setelah teriak ke bang Epin yang kebetulan lagi nonton TV diruang tamu.

Kalau gue gak gerak cepat yang ada bang Epin keluar dan ngehadang Arya lalu terjadi lah gosip-gosip dari mulut bang Epin. Yang ada gue gak pergi pergi gara-gara bang Epin ngajakin Arya ngobrol.

"Kenapa buru-buru?" Tanya Arya, sambil menyodorkan helm ke gue.

Padahal gue gak pernah minta di bawain helm.

"Ada bang epin." Jawab gue, masih dengan buru-buru dan sambil naik ke atas motor.

"Lah kenapa? Gue izin dulu aja deh"

"eh eh gak usah." Gue udah susah payah biar mereka gak ketemu, ini malah mau izin segala.

Gue memegang pundak Arya dan menghadang dia supaya gak perlu turun. Gak perlu izin-izinan lah sama bang Epin, gak ngaruh.

"Langsung aja ya', ntar kemalaman." Ucap gue.

"Hm." Akhirnya cowok ini nurut, sumpah ya gue sampai keringetan begini. 

Dan gue baru sadar ini malam minggu.

Ya terus?

Gue sekarang lagi duduk di teras samping rumah Fita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue sekarang lagi duduk di teras samping rumah Fita. Menyusun tempat yang bakal di sulap jadi tempat acara ulang tahun Fita besok.

Dengan gak berhenti berhentinya gue bayangin bakal sekeren apa nanti acara ulang tahun si princess nya kelas 10 ini.

Ya bayangin aja, acaranya ditaman samping rumah Fita yang luas nya bukan main. Ditambah ada kolam renang di ujung sana.

Gue denger orang tua Fita juga nyewa EO buat acara ini. Cuman ya gue disini bantuin Fita ngatur-ngatur yang kurang aja.

"Gio mana sih kok gak dateng." Fita emang dari tadi gak berhenti ngehubungin Gio, bahkan sekarang udah hampir jam 9 tapi Gio gak juga datang.

"Gia ini ketempelan apa sih lama bener berubah dari habitat aslinya." omel Fita lagi.

"Gue datengin rumahnya aja kali ya?" Kata Arya yang baru aja datang dari arah ruang tengah rumah Fita.

"Gue ikut." Kata Gue. Arya melotot natap ke gue. Fita juga sama.

Ya gue juga gak ngerti kenapa berani, tapi yaudalah gue emang pengen ketemu Gio, mau ngomongin semuanya.

"Yaudah ayo." kata Arya dan jalan lebih dulu.

Tanpa basa-basi gue berdiri dan ngebuntutin Arya.


Karena Emang rumah Gio dan fita yang tetanggan, ngebuat Gue sama Arya gak perlu lama apalagi pake kendaraan buat nyampe ke rumah Gio.

Arya mencet bel yang ada di samping pagar coklat yang menjulang cukup tinggi ini. Gila ya gue temen-temennya emang anak sultan semua.

"Eh, Arya."  Ibu-ibu berdaster orange itu membuka pintu pagarnya. Badannya tinggi dan senyumnya ramah. Walaupun pake daster tapi aura Ibu sosialita nya masih keliatan.

Ini ceweknya Gio sih, gak salah lagi.

Cewek Gio = Mama Gio.

"Eh, Tante." Kata Arya dan langsung mencium tangan mamah Gio.

"ini siapa? Cantik banget ih." Mama Gio megang pundak gue sambil natap ke gue. Gue cuman bisa senyum seperti biasa. Sambil ikut mencium tangan Mamah Gio.

"Keysa, Tante."

"Eh? Ini toh yang namanya Keysa? Wah Gio sering cerita katanya dia lagi suka sama temennya namanya Keysa udah cantik lucu pula, gitu katanya." 


EH.

Gue mengerjap dan noleh ke Arya.  




"Haduh mau sama anak Tante gak, kamu?"

Gue membeku, Arya juga.

"Haduh mau sama anak Tante gak, kamu?"Gue membeku, Arya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Feel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang