19. Maaf

1K 162 23
                                    

Selama di acara ulang tahun Fita gue bener-bener berusaha untuk keliatan biasa aja. Gue gak mau sampai Fita tau kalau ada apa-apa antara gue, Gio, juga Arya. walaupun sebenarnya udah keliatan jelas gue menjauh karena sekarang gue udah berasa anak hilang di antara anak-anak x-2.

Sampai akhirnya sesi foto-foto dimulai, awalnya anak x-2 dipanggil semua untuk ke photobooth, gue jelas ikut karena gue bagian dari mereka juga.

Sampai akhirnya Fita manggil gue untuk gabung foto bareng Gio dan Arya.

"Key, cepetan sini." Kata Fita sedikit teriak.

Gue masih diam, canggung. Apalagi ada Gio yang ngeliat ke gue juga. Ditambah Arya yang ngeliat gue dengan tatapan tenang tapi tajam yang buat gue makin awkward.

Gue narik nafas, berusaha ngendaliin diri gue. Gue perlahan ngelangkah ngedeketin mereka. Karena mau gimana pun gue gak punya alasan ke Fita buat nolak untuk foto bareng.

Gue berdiri di sebelah kiri fita, sedangkan Arya berdiri disebelah kanan Fita dan Gio yang juga ikut disamping Arya.

"Ya' rangkul Fita biar gak keliatan musuhan, apaan nih jauh-jauh gini." Kata Gio dengan semangat.

"Ha?" Arya bingung sejenak, walau selanjutnya dia mengerti dan segera ngerangkul Fita dengan lengan kirinya.

Gue bisa liat dengan jelas senyuman canggung Fita. Tapi dia masih berusaha santai. Selanjutnya gue tertarik mendekat karena Fita narik lengan gue biar mendekat.

Dan beberapa foto pun sudah didapat dengan gue yang terus senyum canggung dan gue yakin ekspresi gue keliatan gak semanagat dengan senyum yang emang gue paksa.

Setelah sesi foto usai, gue kembali ke meja tempat gue sebelumnya, sedangkan Arya dan Gio masih sibuk foto sama Fita. Gak tau kenapa, rasanya gue cuman orang asing yang datang di tengah-tengah mereka.

Lagi-lagi gue ngerasa bersalah, apalagi sikap Gio yang jadi berubah seakan memosisikan gue sebagai orang yang ngehancurin semuanya.

Gue diam-diam merhatiin mereka bertiga, Fita bener-bener beruntung punya sahabat cowok yang ngertiin dia banget. Dia punya Gio yang ngebelain dia dan peka sama perasaannya dan punya Arya yang mau nemenin Fita juga nurutin kemauan Fita apa pun yang Fita minta, tapi gak enaknya memang persahabatan cewek dan cowok selalu ada salah satu yang nyimpan perasaan lebih.

Perhatian gue semakin teralih ke mereka bertiga, saat Arya ngasih tas bingkisan warna merah muda ke Fita dan disebelahnya Gio cekikikan heboh. Gue memghela nafas dan selanjutnya mengalihkan pandangan dari mereka bertiga.

Lagipula emang wajar, apa hak gue buat cemburu?

Keysa hanyalah orang baru yang datang ke pertemanan mereka dan hampir ngerusak semuanya. Itu yang ada dipikiran gue sekarang.

"Key gak balik? Anak-anak udah mau balik nih." Kata Ragil yang ngebuat gue sadar dari tadi ngelamun. Gue menoleh ngeliat anak-anak yang lain udah pada siap-siap mau balik.

"Oh yaudah gue juga mau balik, Gil." Jawab gue.

Gue noleh kanan-kiri, dan ngeliat Fita udah jalan ke arah gue setelah tadi masih sibuk nyalamin tamu-tamunya yang udah balik satu-persatu. Gio dan Arya juga udah gabung sama anak-anak cowok x-2 yang udah beranjak mau pulang.

"Balik sama siapa key?" Tanya Fita.

"Minta jemput abang." Jawab gue.

"Sama gio aja. Yo, antarin Keysa pulang ya." Kata Fita. Gio yang lagi ngegigit agar-agar dari tangan kanannya mendadak melotot.



"Lah, rumah gue kan di depan." Jawab Gio seakan tak terima.





"Yaudah Arya aja deh." Kata Fita lagi dan menoeh ke Arya.


"Ah engga-engga gue aja kalau gitu!!" Kata Gio udah sibuk ngabisin agar-agarnya dan setelah itu buru-buru pergi.


Fita tersenyum tipis, lalu kemudian kembali ngeliat ke arah gue.

"Thanks yaa, hati-hati." Kata Fita lembut.

"Oke gue balik dulu." Jawab gue sambil tersenyum. Kemudian ngambil tas dan melangkah pergi.

Anehnya, gue masih sempet noleh ke Arya yang kebetulan gue lewat di depannya. Arya natap gue dengan tatapan sendunya. Gue mengalihkan pandangan saat ngerasa Arya juga ngeliat ke gue. Gue sibuk nunduk gak berani untuk natap matanya. Gak tau kenapa, gue gak enak sama Arya. walau gue gak bisa bohong kalau gue masih baper kalau Arya udah natap gue seserius itu.





Gue berjalan ke arah gerbang rumah Fita, menuju ke luar dan di sana udah ada Gio yang baru aja masuk ke dalam mobil hitamnya.

Gue masih sempat mencibir kesal, masalahnya gue selalu hampir mabok kalau Gio bawa mobil, walaupun kalau bawa motor juga bikin gue jantungan. Anaknya terlalu ngegas.

Fita : gue gak tau lo ada apa sama Gio, tapi yang gue liat ada masalah yang harus diselesaiin.

Fita : selesaiin masalah nya ya key, omongin sama Gio.

Gue menghela nafas gitu aja ngeliat notifikasi itu baru aja muncul di layar HP gue, emang dasarnya masalah ini gak bisa disembunyiin gitu aja. Fita orang yang peka, gak mungkin dia gak bisa situasi.

Gue ngelanjutin jalan ngehampirin Gio dan setelahnya gue membuka pintu jok depan mobil cowok itu. Gue bisa ngeliat Gio yang gak noleh sedikit pun ke gue.

"Jangan ngomong ke gue, kita masih ada masalah." Gue menoleh saat mendengar ucapan Gio, baru aja gue duduk tapi Gio udah ngebuat gue gak nyaman. Gak yakin gue bisa nyampai taman sari dengan tenang.


"Padahal gue gak pernah mau ada masalah." Jawab gue pelan.



"Tapi lo yang buat masalah." Kata Gio ngebalas ucapan gue. Gue kaget dan segera menoleh ke Gio, dia masih sibuk natap ke depan dan gak berani noleh ke gue.

"Lo jahat, Yo." Gue ngerasa ucapan Gio barusan menekankan kalau gue emang bersalah. Gue tahu itu, tapi gue juga punya perasaan. Gio gak sadar?

"Kalau lo emang mau gue pergi, lo yang bilang sama Fita. Jauhin gue, anggap gue bukan teman kalian lagi, gue gak masalah. Dari pada gue terus-terusan jadi orang paling bersalah di sini." Lanjut gue. Mata gue memanas, hati gue mulai ngerasa sakit. "Gue emang suka sama Arya, dan gue tau Fita juga. Gue bisa pergi, gak masalah kalau gue patah hati. Tapi lo bilang sama Arya, jauhin gue juga." Lanjut gue lagi. Gue nunduk dan gak tau respon gio sekarang gimana, gue terlalu malas untuk natap gio lagi. 


"Maaf, karena gue ganggu persahabatan kalian."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Feel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang