"Aduh, Gio pepetin siapa lagi sih di sana,lama banget." Fita terus ngomel sendiri sambil mandang ke arah parkiran. Menunggu Gio yang lagi ngambil mobil.
Fita bener bener gak berhenti gelisah dari pagi, sekhawatir itu sama Arya.
Katanya Arya itu jarang sakit, dia latihan tiap hari juga jarang banget kecapekan. Tapi kata Fita lagi, Arya bisa lemah banget kalau udah menyangkut mentalnya.
Arya Khawatiran, dia gampang gelisah, sampai kadang berhari-hari gak tidur.
"Lo tuh ngambil mobil aja hampir setengah jam!!" Bentak Fita, Gio yang baru ngebuka jendela mobilnya seperti biasa cuman senyum sok ganteng tanpa rasa bersalah.
"Ayo masuk tuan putri." kata Gio belagak bak pangeran."Keysa di depan ya samping gue." Lanjut cowok itu membuat gue menggidik geli.
"Anjir." Umpat Fita karena baru aja ngebuka pintu jok depan.
"Gapapa fit gue belakang aja." Kata gue mencoba kalem.
"Enggak, sakit hati gue. Mau di belakang aja. Biar Gio dianggap pengganti supir gue." Kata Fita sambil ngebuka pintu jok belakang dan duduk tepat disamping gue.
Akhirnya gue dan Fita sama-sama di belakang dan Gio beneran udah cosplay jadi supir pribadi yang habis jemput anak cewek majikannya.
Dan, Gio ngumpat. Gak terima.
Walaupun akhirnya dia tetap aja ngegas mobilnya.
Gue udah gak nyangka dari awal masuk perumahan Tempat Rumah Arya ini. Taman Sari aja yang katanya perumahan Elite kebanting banget sama ini. Dari awal masuk kompleknya aja udah disambut taman luas mungkin hampir 3 kali lebih besar dari punya Taman Sari, ada air mancur kurang lebih segede bundaran HI kali ya.
Engga deng. Hiperobola juga gue.
Kami masuk ke halaman rumah Arya dengan gue yang membuntuti Gio dan Fita yang jalan duluan di depan. Gue terperangah ngeliat taman kecil dan kolam ikan yang cantik banget, entah kenapa gue berasa jadi norak.
Tapi suasana rumah Arya emang sepi, yang namanya perumahan elite tuh emang sesepi ini kali ya.
Fita mencet bel, dan gak lama wanita umur sekitar 50an keluar. Gue tebak namanya Mbak Inah, Gio sering banget nyeritain Mbak ini apalagi ada ciri khas tahi lalat di jidatnya yang sering diomongin Gio.
"Eh ada neng pipit toh. Eh Mas Yo' juga, apa kabar?" Mbak Inah senyum sumringah memancarkan senyum cerianya.
"Gak baik nih mbak, tiap hari nambah ganteng mulu saya." Celetuk cowok itu tanpa dosa.
Dasar buaya buntung.
"Haduh Mas Yo' ini makin aneh aja." kata mbak Inah sambil nepuk pundak Gio.
"Mbak, mau ketemu Arya." Kata Fita.
"Ah iya sampe lupa nyuruh masuk ayo langsung masuk aja, tadi Teh Rara udah nyuruh langsung ke kamar aa' aja." Kata Mbak Inah mempersilahkan kami masuk ke kamar si aa' yang gue yakini adalah Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel | END
Teen FictionBerawal dari kepindahan gadis cantik itu, dia datang menjadi seorang sahabat, namun juga menjadi alasan terombang ambing nya perasaan yang hampir meruntuhkan kisah persahabatan •°•.•°• Keysa, Arya, Gio, dan Fita -Kel...