Pada akhirnya gue sampai Taman Sari juga, padahal biasanya jalanan gak begitu macet tapi seperti udah diatur, jalanan malam ini macet parah. Tau aja kalau gue sama Gio lagi gak baik-baik aja terus dikasih ruang buat berbaikan.
Sepanjang jalan setelah perdebatan sebelum jalan tadi kita berdua gak ada ngobrol, bayangin selama itu di perjalanan dan kita gak ada interaksi. Gue bahkan gak ada niatan buat ngomong, gue lebih milih masang earphone dan atur volume sekencang-kencangnya.
Gue keluar dari mobil Gio setelah sampai di depan rumah gue. Tanpa kata terimakasih sedikit pun, gue tau ini jahat tapi Gio gak jauh lebih jahat dari gue hari ini. Gue juga berhak marah.
Gue baru ngebuka pagar rumah gue tapi gue berhenti karena Gio ikut turun dari mobilnya dan nyamperin gue.
"Lo menang." Gue memicingkan mata, natap Gio bingung karena tiba-tiba berkata seperti itu.
Gue menang apa? dia lagi ngigau?
"Arya sukanya sama lo." Kata Gio.
"Ha?" Gue natap Gio makin bingung. Perasaan gue campur aduk, gue sedikit ngatur nafas gue dan mencerna ucapan Gio.
Arya suka sama gue? Oke bohong kalau gue gak senang. Tapi kenapa Gio ngasih tau gue, kenapa gak dia simpan aja, toh Gio bakalan tetep ngebela Arya sama Fita. Bahkan, tadi dia bilang gue menang. Sedangkan disini gue gak ngerasa ngerebutin Arya. Gue gak menuntut harus disukain Arya balik.
"Kalau lo ngasih tau gue itu cuman untuk ngebuat gue baper mending gak usah yo, gue juga gak akan sama Arya, kok." Ucap gue.
"Syukurlah lo tau tanpa harus gue kasih tau." Jawab Gio.
Hah?
Gue menghela nafas, gak ngerti jalan pikiran Gio. Terus kenapa dia ngasih tau gue kalau akhirnya juga gue harus ngorbanin perasaan gue sih.
"Gue gak bercanda Arya serius suka sama lo, tapi Arya gak bakal buat Fita patah hati. Arya udah bilang ke gue." Kata Gio yang ucapannya mulai terdengar serius sekarang. "Lo harus paham, kalau di sini gue di pihak Fita bukan tanpa alasan." Lanjutnya.
"Fita suka sama Arya dari jaman kita SMP, dia gak berani ngaku ke Arya walaupun kita udah sedekat ini, lo harus paham posisi gue, Key. Cuman gue yang tau, Fita cuman cerita ke gue. Dan gue kaget pas tahu dengan gampangnya Arya suka sama lo padahal ada Fita yang selama ini ada di dekat Arya, gue gak benci sama lo tapi gue gak tau harus apa. Gue di pilihan sulit harus di pihak siapa, key." Kata Gio. Gue sama sekali gak ngeliat kebohongan dari yang dia ucapin. Gue bahkan udah natap dia sekarang yang sebelumnya gue terlalu marah sama Gio dan gak mau ngeliat ke dia.
"Gak mungkin gue jahat ke lo, lo tau kan gue bahkan baru confess perasaan gue ke lo? Gue baru aja bilang gue suka sama lo. Gak mungkin gue benci sama lo, Key. Gue cuman gak tau kenapa serumit ini, gue gak campurin perasaan gue sekarang sama masalah ini, gue gak marah lo suka sama sahabat gue dan sahabat gue suka sama lo, tapi ada perasaan lain yang belum tentu bisa terima ini, Key." Gio natap gue serius, nada ucapannya hampir semua terdengar menekan.
"Gio, kenapa lo bahas itu lagi sih, jangan buat gue makin merasa bersalah." Jawab gue. "Gue gak masalah, Arya gak harus jadian sama gue biar gue seneng. Gue tau lo sama Arya gak bakal biarin Fita patah hati, gue cuman minta sekarang biarin gue sendiri dulu." Gue menunduk pasrah tak mampu berpikir apa-apa sekarang.
Jalan keluar dari semua ini emang cuman satu, gue gak dekat-dekat sama mereka bertiga lagi. Bukan musuhan, tapi gak sedekat ini lagi sama mereka. Toh, selama ini Fita nyimpan perasaannya ke Arya dan berhasil terlihat gak ada masalah apa pun, mereka tetap baik-baik aja. Setelah gue ada baru serumit ini kan dan gue emang harus ngejauh dulu.
"Keysa." Panggil Gio.
Jelas cowok bingung, maafin gue Gio, ternyata lo yang paling mikirin masalah ini. Padahal lo juga baru patah hati.
"Maafin gue kalo gue jahat akhir-akhir ini." Kata Gio.
"Gue tahu lo bingung sama situasi kita sekarang Yo, gue paham sekarang. Sekarang lo pulang YA udah kesorean, gue juga mau sendiri dulu." Ucap gue berusaha menguasai diri gue. "Lo juga jangan terlalu pikirin ini." Lanjut gue.
Gio menghela nafas, dia ngangguk pasrah. Setelahnya ia melangkah kembali masuk ke mobilnya dan bersiap pergi.
Setelah mobil Gio pergi baru gue ngebuka pagar dan masuk ke rumah yang pasti dengan perasaan campur aduk. Capek ditambah pusing. Gue baru masuk sampai ruang tamu rumah gue dan pandangan gue kembali teralih ke HP yang dari tadi gue pegang, menampilkan notifikasi yang muncul di sana.
Arya : besok ke mixme pulang sekolah, bisa?
Gue menghela nafas frustasi, apa lagi sih ini.
Gue kembali kebayang sama ucapan Gio tadi, Arya juga suka sama gue. Tapu kalau gini caranya gue gak bakal bisa menjauh.
Gue menggigit bibir bawah sedikit kebingungan, walau setelahnya segera gue menulis balasan untuk pesan arya itu.
Keysa : gue besok latihan band, bentar lagi ada lomba. Sorry.
Gue harap alasan gue kuat dan Arya gak tau kalau ini cuman alasan untuk menghindar. Ini pilihan sulit buat gue, ngejaga perasaan temen baik gue atau gue maju satu langkah untuk perasaan gue sendiri.
Terima kasih buat yang masih baca cerita ini, sebenarnya cerita ini udah full part sisa sentuhan akhir di endingnya karena part ending yang sama sekali belum pernah aku post. Cerita ini kurang lebih 6-7 part lagi, aku usahain update 2 part perhari ya. Aku gak post langsung semuanya karena aku juga ngerevisi penulisan dan beberapa kata yang typo, biar keliatan easy to read. Jangan lupa vote dan mampir ke ceritaku yang lain <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel | END
Teen FictionBerawal dari kepindahan gadis cantik itu, dia datang menjadi seorang sahabat, namun juga menjadi alasan terombang ambing nya perasaan yang hampir meruntuhkan kisah persahabatan •°•.•°• Keysa, Arya, Gio, dan Fita -Kel...