Gue bergerak memasuki ruang kelas x-2. Masih jam 7, makanya kelas masih sepi. Cuman ada si ketua yang lagi duduk dipojok sambil charger HP dan beberapa anak yang rata-rata murid cerdasnya x-2.
Termasuk Arya.
Arya udah datang, dia udah masuk sekolah hari ini padahal kemarin juga belum sembuh. Kalau gue jadi dia sih nikmatin aja dulu jatah bolosnya. Murid teladan emang beda.
Gue menaruh tas dan berjalan ke meja Arya, memilih duduk di bangku didepan meja Arya yang penghuninya belum datang.
"Lo udah sembuh?" Tanya gue. Arya ngelepas earphone dan menaruh HP-nya terus ngeliat ke gue.
Mata nya masih sayu, belum segar kayak orang sehat biasanya.
"Gak bakal dibolehin teteh kalo masih sakit." Jawab cowok itu kalem.
Iya juga ya. Harusnya gue seneng kan Arya udah sembuh.
"Yaudah deh, tapi kalo lo kambuh lagi langsung ke UKS aja jangan sok kuat." Gue berdiri dan siap-siap untuk balik ke bangku gue.
Kebetulan PR matematika gue masih ada yang belum. Gue melirik Arya sebelum beranjak dan dia senyum ngebalas ucapan gue.
SENYUM
MANIS
DAN NGADEMIN.
Ya tau sendiri Arya kalo senyum itu jarang tapi sekali senyum berasa adem. Mungkin semua cowok dingin itu kalo senyum bikin adem seadem ubin masjid kali ya.
Gue kembali duduk di bangku gue dan memilih mengeluarkan buku. Pandangan gue kembali teralih, mendongak melihat Gio baru aja datang diikuti Fita dibelakangnya.
Gio lewat gitu aja, gue masih ngeliatin dia. Tapi jelas dia gak nyapa gue seperti biasa. Bahkan Gio yang tiap pagi selalu teriak minta contekan PR jadi kalem sekarang.
Gue menarik senyum tipis, Senyum ke Fita yang juga melambai pelan ke gue sebelum duduk di bangkunya.
Gue balik menghadap ke Fita. "Gio kenapa?" Tanya gue. Ngebuat Fita jadi menoleh bingung ke Gio.
"Emang dia kenapa?" Tanya Fita bingung.
Gue diam gak tahu mau jawab apa, takutnya sih karena masalah kemarin. Tapi masa iya, Gio sampai jadi berubah gitu?
***
"Fit lo ke kantin apa kafetaria? Gue pengen kafetaria nih." Tanya gue setelah jam pelajaran selesai.
"Ayuk deh gue dimana aja terserah." Jawab Fita.
Fita menoleh mengarah ke belakang. "Arya lo mau ke kafetaria?" Tanya Fita.
Arya yang lagi sibuk ngeberesin bukunya, jadi menoleh. "Engga, duluan aja. Gue mau ke lapangan futsal dulu." Jawab Arya.
"Heh jangan main futsal dulu!!" Kata Fita sedikit membentak.
"Engga cuman ketemu doang sama anak Futsal ada yang mau dibahas." Jawab Arya.
Gue melihat ke Gio, dia sibuk sama HP-nya. Gak nimbrung ngobrol ke kita, padahal yang mulai ngomong biasanya dia.
Apa dia beneran marah?
Tapi orang semacam Gio yang ceria 24/7 ini masa bisa ngambek juga?
"Yo lo tadi mau beli jus mangga kan? Ayok." Ajak Fita sambil berdiri. Ngebuat gue ikut berdiri juga.
"Gak jadi, mau ke kantin aja gue." Jawab Gio dan masih fokus ke HPnya.
"Lah?"
"Lo duluan aja." Jawab Gio lagi.
Asli, gue aneh ngeliat Gio begini. Jawabnya singkat dan gak bersahabat sama sekali.
"Yauda terserah lo, yuk key." Fita menarik tangan gue dan akhirnya gue mengikuti Fita. Walaupun kembali ngeliat Gio yang sama sekali bukan seperti Gio yang biasanya.
Gue berjalan bersampingan sama Fita, seperti biasa gue jomplang banget kalau jalan sama Fita. Ngebuat orang lain suka senyum ngeliatin. Belum lagi kakak kelas ganteng dan hits yang sering godain atau setidaknya nyapa Fita, kadang ngebuat gue minder dan nunduk.
Tapi, kali ini pikiran gue gak mikirin bagaimana supaya tetep PD disamping Fita, tapi yang gue pikirin Gio. Kalau emang dia ngambek gara-gara kemarin, jelas gue yang merasa bersalah banget.
"Fit Gio Pernah pacaran gak sih sebelumnya?" Tanya gue. Gue sedikit mendongak untuk melihat ke Fita.
"Gio? Ehm dia itu gak jelas sih."
"Maksud lo?" Tanya gue yang masih gak paham.
"Dia itu temen ceweknya banyak, tiap hari ganti-ganti gebetan nya siapa. Biasanya gue nebak-nebak tuh ceweknya yang mana, terus katanya gak ada. Gak ada yang dia tembak, katanya gak ada yang dia suka. Tapi tetep aja sering jalan sama cewek yang lagi deket sama dia." Kata Fita menjelaskan.
Gue manggut-manggut mencoba mencerna, jadi Intinya Gio sering deket sama cewek tapi dia gak pernah nembak cewek.
"Dia pernah galau gak sih?" Tanya gue lagi.
"Kok jadi nanya Gio? Lo khawatir dia jadi gak kayak biasanya hari ini?" Serang Fita tiba-tiba. Gue menggigit bibir bawah gue, jadi kaku sendiri. Gue baru sadar gue terlalu jelas nanyainnya.
"Key kan gue bilang Gio itu suka gak jelas. Palingan dia begitu gara-gara disuruh pulang cepet sama mamahnya jadi dia gak bisa main dulu." Jawab Fita lagi.
Ya masalahnya Gio kemarin itu...
Ah kesel gue sama Gio nambah pikiran aja:(
Tapi gak enak juga gue kalo sampe gara gara gue dia ngambek.
Emang dasar si Argio.
A/n : jadi Fita sama Keysa emang tingginya beda cukup jauh ya. Kalau gak salah keysa 150+ cm dan fita nyampe 170 cm, jadi ya bayangkan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel | END
Teen FictionBerawal dari kepindahan gadis cantik itu, dia datang menjadi seorang sahabat, namun juga menjadi alasan terombang ambing nya perasaan yang hampir meruntuhkan kisah persahabatan •°•.•°• Keysa, Arya, Gio, dan Fita -Kel...