03. Botol minum

1.7K 224 7
                                    

Gue merutuki diri sendiri karena udah tau besoknya sekolah kenapa semalam gue ngedrama sampe jam 2 malam. Hasilnya? sekarang gue harus dihukum pak Jay si penegak disiplin di depan ruang piket. 

"kalian itu sekolah udah enak masih aja telat! Ayo cepat baris! Itu yang baru datang juga cepat bikin barisan!"

Pak jay gak berhenti berhentinya ceramah karena murid telat yang terus muncul dari arah gerbang sambil lari larian. Ngebuat muka pak Jay sampai merah nahan emosi.

Gue mengernyit saat gak sengaja ngeliat cowok yang gak asing lagi di mata gue yang barusan aja masuk barisan dari arah gerbang depan.




Arya.





Gue sempat gak nyangka, Arya ini selain kalem, dikelas juga pintar. Kok bisa telat? Apa biasanya emang gitu?

Gue kembali berdiri tegak saat suara Pak Jay kembali menggema.

Sabar pak masih pagi:(



"keliling lapangan upacara sampai saya suruh berhenti, sekarang."




Yang bener aja? Lapangan upacara nya EHS lebarnya segila ini, terus di suruh keliling?

Gue masih diam gak tau mau ngapain, tapi semua murid telat di barisannya satu persatu udah mulai naruh tas dan lari sesuai arahan pak Jay.

Gue menghela nafas sebelum akhirnya menaruh tas dipinggir lapangan dan ikut ke barisan buat lari keliling lapangan.

Sekali putaran gue masih aman. Tapi  mau dua putaran, udah keringetan aja.

Gue bersumpah mulai detik ini juga, gue berjanji gak bakal mau telat lagi, keliling lapangan upacaranya epik highschool itu yaa sama aja nyari penyakit.

Gue ngeliat beberapa anak cewek udah nepi gak sanggup ngelanjutin lari. Ya gue juga akhirnya berinisiatif untuk ikutan, lagian kalo pingsan emang pak Jay mau tanggung jawab ngegendong ke UKS yang jaraknya bukan main jauhnya dari lapangan?

"lanjutin. Jangan lemah" baru aja gue mulai ngelambatin langkah tapi suara itu ngebuat gue noleh dan mendapati Arya yang barusan lewat sambil lari lari kecil.

Gue menurut.

Bingung juga kok gara gara Arya gue tetep ngelanjutin lari. Lah emang dia siapa? Tapi bodohnya gue masih aja lari.

Sampai akhirnya peluit dari arah ruang piket bunyi. Pak jay minta untuk berkumpul lagi di depan ruang piket.

"Sudah? Enak olahraga pagi? Sana balik ke kelas, besok saya gak mau liat kalian terlambat lagi ya!"

Gue mengangguk malas mengikuti yang lain sambil mengambil tas yang tergeletak di pinggir lapangan.
Melangkah dengan malasnya ke kelas, mood gue udah hancur pagi-pagi. Ditambah jam pertama ini matematika. Mana gue masih ngantuk, semalam tidur cuman 3 jam.

Gue akhirnya berinisiatif ke kafetaria dulu sebelum ke kelas. Karena udah gak tahan sama tenggorokan gue yang kering.


"mau kemana lagi?"



Arya, lagi.



"kafetaria. Beli minum" jawab gue singkat.


Arya mendesah pelan."lo tau gak jam pertama pelajaran Bu Ratna?" Tanya nya lagi, sambil nyebutin nama guru matematika bertubuh besar itu.

"tau" Jawab gue, walaupun anak baru tapi gue udah hapaling nama guru-guru kok.

"kalo gue ke kelas duluan, terus lo telat masuk. Lo bisa ditanyain kenapa telat masuk. Berani lo?" kata Gio lagi, sambil menatap ke gue lebih tajam.

"tapi gue haus" jawab gue melas.

Arya memutar bola matanya malas, sambil melepas tas slempangnya dan mulai membuka isi tas. Dia ngambil botol warna hijau berisi air putih, dan setelahnya ia julurkan ke gue.

"ini aja. Buru minum, biar cepet ke kelas" kata Arya. Membuat gue semakin tercengang.

Gue mendadak kaku, gak tau mau ngambil botol itu apa engga. Masalahnya ini Arya, bukan Gio.

"gak apa apa nih?" Tanya Gue memastikan. Biar bagaimanapun rasanya tetep aneh kalau Arya yang ngelakuin ini.

"iya, masih baru kok itu belum gue minum" jawab Arya menegaskan.

Akhirnya dengan pikiran yang masih bingung, gue mengambil botol minum berwarna hijau itu dan meminum air dari botol minum Arya, sesekali gue melirik ke arya yang masih menatap gue datar.

"lo ambil aja, botolnya kembaliin nanti." Kata Arya lalu setelahnya dia jalan mendahului gue yang baru selesai meneguk air minum.

Gue mengerjap. Rasanya Aneh.



Bukan air minum nya. Tapi, Arya.


Apa orang yang cuek kalo tiba-tiba berubah gini, efeknya sampai segininya ya?

Tapi akhirnya gue menarik nafas lagi,mencoba mengontrol diri. Menyusul Arya, yang udah jalan memasuki koridor kelas 10.

Saat setelah Bu Ratna keluar, Gio tiba tiba datang ke gue dan berdiri diantara bangku gue dan Fita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat setelah Bu Ratna keluar, Gio tiba tiba datang ke gue dan berdiri diantara bangku gue dan Fita. Membuat gue yang lagi asiknya ngobrol sama Fita tentang kakak kelas ganteng yang lagi berusaha nyepik Fita, jadi mendongah.

Gue sekarang udah mulai akrab sama Fita dan Gio, ya bisa dibilang Arya juga. Semenjak gue tiba-tiba di undang ke grup chat WA.

"key kok lo bisa telat bareng sama Arya?" Keysa bergidik, Ya mana gue tau. Gue juga masih bingung.

"kebetulan aja" jawab gue asal.

"makanya tidur itu jangan kemalaman key" kata Gio lagi.

Gue cuman berdehem ria membalas ucapan Gio.

"nanti gue ingetin tidur, mau?" dia mulai lagi.

"ngalus mulu yo" jawab gue dan seperti biasa, Gio cuman cengengesan gak bersalah.

"eh key itu bukannya botol minum nya arya ya?" gue mengikuti arah pandang Fita, melihat sudut meja gue yang kebetulan disana gue simpan botol minum yang Arya kasih tadi.

Gue mengangguk mengiyakan.


"kok?" Tanya Fita .


"gue yang ngasih" kita bertiga otomatis menoleh saat Arya malah yang menjawab pertanyaan Fita.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Feel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang