24. Genggaman

925 140 13
                                    

Gue bergegas memasuki mobil Gio, setelah membaca pesan di grup tadi gue langsung minta penjelasan sama Gio. Akhirnya dia ngaku dan jujur kalau Fita bener-bener kecelakaan.

Gue sempat marah, kenapa di sembunyiin dari gue. Toh, gue juga masih temen Fita.

Takut gue kecewa karena Arya lebih milih Fita?

Engga, ini masalahnya beda. Walaupun gue kecewa Arya gak jujur ke gue. Tapi gue pasti bisa ngerti, Fita masih temen gue. Kenapa Arya gak ngomong aja, secara gak langsung dia ngelupain gue gitu aja, karena terlalu kalap sama Fita.

Gio pun juga ngaku tadi, kalau dia gak disuruh Arya. Dia yang inisiatif datengin gue, setelah ngeliat Arya yang sama sekali gak hubungin gue karena panik sama keadaan Fita. 

Gue jadi gak takut dibawa ngebut Gio dalam perjalanan kerumah sakit.

"Jadi Fita kecelakaan waktu dia tadi naik gojek? Kok bisa sih, dia kan biasa diantar jemput, lo juga kemana biasanya jadi supirnya dia?" Ucap gue terus terusan mengomel. Gak bohong, gue juga panik banget apalagi kata Gio, Fita masih belum sadar sejak tadi.

"Hm, gue tadi ketiduran. Dia sempet minta jemput Arya tapi Arya gak bisa karena katanya ada janji sama lo, temen-temennya udah pada balik." kata Gio yang masih terus fokus pada stirnya.

"Mungkin ini udah harusnya terjadi, dia gak pernah naik motor sama orang asing apalagi naik ojek, sekalinya pertama kali naik malah dapat musibah. Gue panik banget Key, Fita itu anak emas orang tuanya banget, gak tau lagi kalau dia kenapa-napa bakal gimana. Gue pasti ngerasa bersalah juga karena ketiduran gak bisa jemput dia tadi." Kata Gio, suaranya bergetar walaupun dia berusaha nahan itu."Gue emang suka ngebut tapi gue gak pernah ngebut kayak orang gila kalau bawa Fita, dia anak kesayangan mami papinya. Dia itu lemah banget anaknya, makanya gue jarang kasarin dia." Lanjut Gio lagi. Kini matanya udah bener-bener berkaca.

Gue juga kebawa suasana, baru kali ini ngeliat persahabatan setulus ini.

"Bukan cuman lo, gue juga pasti ngerasa bersalah, Arya juga. Kalau bukan karena ada janji sama gue, Arya pasti jemput Fita." Kata gue yang kini nunduk.

Kita berdua larut dalam penyesalan masing-masing.

Tapi gue beda, gue merasa kedatangan gue di persahabatan tiga orang ini, selalu ngelukain seorang yang selalu dijaga dua cowok yang sekarang tengah khawatir habis-habisan, Fita Alikha.

Tapi gue beda, gue merasa kedatangan gue di persahabatan tiga orang ini, selalu ngelukain seorang yang selalu dijaga dua cowok yang sekarang tengah khawatir habis-habisan, Fita Alikha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue mengikuti Gio yang berjalan lebih cepat dari biasanya, bisa dibilang tergesa-gesa. Memasuki lorong demi lorong, bahkan lantai demi lantai.

Ruangan tempat Fita sekarang berada di Gedung khusus VIP yang berada di area depan di lantai atas, tidak heran lagi orang tua Fita pasti akan memberikan Fasilitas terbaik untuk anaknya. Anak emasnya, anak semata wayang kesayangan mereka.

Langkah kami berdua perlahan memelan saat sudah sampai di ruangan yang di depannya sudah cukup ramai dengan keluarga yang menunggu di depan.

Gue mengenali beberapa di antara mereka,

Feel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang