Bagian 10

7.2K 119 1
                                    

Stev memang tak sedewasa Abi, namun, pertemuan yang intens menjadikan hubungan kami semakin dekat, dia paham betul jika aku sangat mencintai Abi, hingga sorot mata dan raut wajahnya sering menyiratkan cemburu ketika kusebut nama Abi di depannya.

[Ra, minggu ini aku ada tugas penlitian dari kampus, pertemuan kita di off dulu ya]

[Minum apa kamu, kok jadi normal pikirannya?]

[Justru aku kacau kalau gak ketemu kamu, wajahmu sudah jadi candu buatku, Ra]

[Udahlah, belajar yang rajin, jangan mikirin selangkangan mulu]

Kuselipkan emot ngakak

[Iya, selangkangan kamu]

Emot terbahak hingga mengeluarkan air mata menyertai pesannya

[Dasar mesum!] Emot Marah

[Maaf, nyonya Steven, Marahnya ditunda dulu ya, aku dah di mobil nih]

[Oke, hati-hati, nyebur kali bahaya]

[Aku akan sangat merindukanmu, Cinta]

Tak kubalas lagi, bisa semakin error otak tuh bocah

***

"Ra, mister Hartono malam ini booking kamu, bersiaplah,"

"Siapa Mbak?"

"Mr Hartono, Ra, konglomerat paling hot abad ini."

Ah, bocah tengil, ngaku aja penelitian kampus, hari gini udah pengen ketemu lagi. Dasar, otak Stev memang benar-benar sudah rusak

"Bersiaplah, pukul 7 Malam kamu harus ada di Villa miliknya, Bang Jhon yang akan mengantar kamu kesana,"

"Malam ini Mbak? Di Villa miliknya?"

"Iya Ra, kamu langsung meluncur kesana."

"Oke, saat ini juga aku siap."

Kuraih tas dan ponsel yang tergeletak

"Kamu gak dandan dulu Ra, Mami bisa marah lho, minimal kamu ganti baju."

"Enggak usah Mbak, aku udah biasa nemuin dia kek begini."

Trisia menggelengkan kepala

Kurang ajar banget ini bocah, harus diberi pelajaran serius, baru dua malam gak ketemu tingkahnya makin kebangetan, pake acara ngajak ketemu di villa lagi. Aku menggerutu sepanjang jalan menuju mobil

Bang Jhon, hanya tersenyum melihat wajah manyunku

Matanya serius menatap jalan yang dilalui, begitu padat merayap, suara knalpot, dan klakson begitu bising, membosankan!

Akhirnya aku terlelap.

"Neng, sudah nyampe nih,"

Aku tergagap, mengucek mata

"Nyampe Bang?"

"Iya, ini Villanya, Abang pulang lagi ya, besok pagi harus nemenin Mami ke Surabaya." Bang Jhon mengantarkanku hingga Pintu Villa

Aku mengangguk

Sopir rumah cantik itu pun berlalu

Aku bergegas memasuki villa yang tak terkunci itu tanpa ragu

"Bisa enggak sih kamu enggak ngerjain aku?" kesalku, ketika melihat sebuah sosok yang sedang duduk membelakangiku

"Ternyata kamu tepat waktu, Zahra."

Au termagu

Dia bukan Stev, Pria ini sekilas mirip Harry Tanoe, postur tubuhnya pun sama

"Aku Tuan Hartono, kamu bisa panggil Om atau Mas biar lebih akrab."

AKU ZAHRA Where stories live. Discover now