AKU ZAHRA

Bab 23

Asa Yang tak Teraba

Tahukah kau jika rindu itu menyiksaku
Tahukah kau jika rindu itu membuatku nyaris gila.

Kemana kuadukan rasa yang tak bisa lagi kisembunyikan?
Haruskah semua menguar mencari kebenaran hakekat dari makna kata cinta?

Tuhan! Jika ini sebuah dosa, sirnakan rasa itu dari hatiku.
Namun, jika dia memang jodohku, kekalkan harap dan asa ini untuknya.

___________________________________

                    Harapan Semu

Hai guys, Assalamualaikum! maaf ya kalau kalian berasa di pehapein, soalnya Author lagi banyak jobs yang gak bisa ditunda.

Semoga sebulan ke depan "AKU ZAHRA"  bisa Author rampungkan, doanya juga ya, biar bisa jadi winner di Wattys2019.

Semoga hari ini semuanya selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

*****************************

Kembali ke rumah ternyata bukan sebuah pilihan yang baik, Ibu sama sekali tak mengijinkan Steven untuk menemuiku.

Naif, ya aku akui, di tengah kebahagiaan bisa kembali bertemu dengan Abi, aku justru memikirkan pertemuan dengan orang lain.

Steven! Nama itu lekat, jelas tertulis di relung hati terdalamku.

Apakah aku jatuh cinta padanya? Tuhan! Rasa apa ini? Mengapa wajahnya selalu menempel di kelopak mataku.

Suaranya selalu terngiang ditelingaku, sentuhan lembutnya, bahkan, sensasi hangat ciuman di bibir ini masih terasa! Gila, ini memang gila, dan lebih gila lagi aku menikmati kegilaaan ini.

Hampir satu bulan Steven tak memberi kabar.

Rindu, kesal, marah, kecewa, semuanya campur aduk dalam hati, kemana aku harus mencarinya, sedangkan nomor ponsel Steven sama sekali tak bisa kuhubungi.

Rasanya sakit saat melihat fotonya di galeri ponselku, debaran di dadaku jadi berubah ritme.

Dasar pengecut! Tak punya nyali. Ngilang semaunya, kamu anggap apa aku, Stev?

Apa semua orang kaya seperti itu?

Zahra! Hello siapa kamu? Punya ikatan apa kalian? Steven punya hak untuk itu, toh kalian tak memiliki hubungan apapun!

Shit! Kalimat itu seolah membenturkan kepalaku,mengembalikan kesadaran yang hilang karena terlalu merindukannya.

Kamu itu hanya gadis panggilan, yang kebetulan saja, Ra.

Lupakan Steven, Titik!
______________________________________

Keluarga telah sepakat menentukan hari pernikahanku dengan Abi, ya, harusnya aku bahagia mendengarnya, bukankah itu yang kuinginkan?

Abi, dia rela mengorbankan nyawanya untukku, dan kini aku berani menduakan rasa ini darinya.

Zahra, terkutuklah kau!

Ya Allah, sudah cukup banyak dosa yang kulakukan, jangan lagi dengan dosa berkhianat dari cintanya.

Aku harus berjuang melupakan Steven, harus!

Getir, tak kala bibir ini mengucapkan kalimat naif itu!

Tak lama lagi aku akan bersanding dengan pria yang kucintai. Abi laki-laki yang menjadi cinta pertama dalam hidupku.

Abi, pria perkasa, sabar, dan penyayang, sedangkan Steven, lucu, manis, pandai menghibur, tulus, dia juga penyayang, walau pun kadang konyolnya datang tiba-tiba hingga membuatku tak berdaya menghadapinya.