"Pak Winangun!" Spontan Nama itu kuucapkan
Pria itu sama terkejutnya ketika melihatku
"Zahra!" suaranya terdengar keras
"Mas, kenal sama Zahra?" Mata Mama menatap Pria itu
"Anak tak tahu di untung, sedang apa kamu disini hah?" mata menakutkan itu menataku garang
"Saya..."
"Mas, dia dibawa Abi kesini, mereka berteman."
"Berteman katamu? Abi putraku berteman dengan gadis kotor ini? Najis, cuh!" Pak Winangun meludah dengan jijiknya
"Gadis kotor bagaimana? Dia Zahra mas, anak baik-baik. Abi yang bilang padaku."
"Sudah kuduga, pasti Si Abi yang mengacaukan pesta di klub malam itu."
"Lalu apa hubungannya dengan Zahra?"
"Asal kamu tau, Tania, dia ini gadis yang kamu bilang anak baik-baik, adalah seorang penyanyi di klub malam kita, dia juga pelacur kelas teri, PSK murahan." Pak winangun mendengus kasar.
"Masa sih Mas? Dia tak terlihat kayak pelacur kok," Mata Mama menatapku tak percaya
"Terserah apa katamu Tania, yang penting gadis ini harus kubawa kembali ke sana, dia masih punya banyak urusan di klub."
"Nanti dulu Mas, Zahra katakan pada Mama semuanya bohong bukan? Kamu bukan penyanyi di klubnya Mas Winangun?" Sorot teduh itu seolah menuntutku untuk berkata tidak
Aku hanya menunduk, air mataku menetes perlahan
"Jangan katakan semuanya benar, Sayang!" Dia mengguncang bahuku
Aku tak menajwabnya, toh biarpun kujawab tidak begitu kenyataannya pak Winangun pasti punya seribu cara untuk membuatku bungkam. Lelaki licik ini seolah tak pernah puas membuat hidup kami menderita.
"Sudahlah Tania, aku akan membawa dia kembali ke klub, masih banyak hal yang harus dia bereskan." Tangan besar pak Winangun menyeretku masuk ke mobilnya
"Sabar mas, setidaknya kita tunggu Abu dulu, dia pasti marah kalau tau Zahra pergi dari sini."
Namun, pria itu tak menghiraukan ucapan istrinya, dia terus menyeretku dan mendorongku masuk ke mobilnya. Mobil pun melaju dengan kecepatan tinggi
Sekilas wanita baik itu nampak menelpon seseorang.
"Dasar, anak kurang ajar, sudah enak kuberikan pekerjaan tapi kenapa kamu masih melarikan diri?" hardiknya emosi
"Aku tidak melarikan diri, Pak. Si darto lah yang kurang ajar," Jawabku membela diri.
"Ingat Zahra, jangan sekali-kali kamu dekatin Abi lagi, atau kamu mau aku sekalian menjualmu ke luar negri untuk melunasi hutang-hutang Bapakmu."
"Jangan pak. Aku mohon, aku mau disini saja, bagaimana nanti dengan ibu dan adik-adikku?"
"Makanya kamu jangan banyak tingkah."
Aku terdiam, mengusap air mata yang perlahan trun di pipi
"Zahra, aku punya pilihan lain untukmu." Kini tatapan Pak wWnangun begitu lekat
"Apa lagi yang Bapak inginkan?"
"Menikahlah denganku, Zahra, Maka akan kuanggap lunas semua hutang bapakmu, agar dia tenang di alam sana." Ujarnya, tanpa ekspresi.
Aku tertegun, teringat raut tampan Abi yang begitu tenang, Allah memang selalu punya rencana, dan kuasa yang tak terduga, Bagaimana bisa seoarng winangun yang begini brengsek dan jahat, memiliki putra sebaik Abi, dan istri selembut Mama Tania? Jawabannya hanya Allah yang Tahu, serta ada rahasia apa yang tersimpan didalam pertemuanku dengannya malam itu.
Pak Winangun, pria berumur hampir kepala enam itu menyeringai, tak ada pancaran kemanusiaan dalam sorot netra bengisnya. Hanya tamak, serakah dan cinta berlebih pada dunia yang kutemukan dalam dirinya. Entah dia mahluk yang terbuat dari apa, karna setauku jika dia manusia pasti punya sisi baik yang bisa tersentuh oleh tangis dan penderitaan orang lain.
Kejam, bengis dan tak berperasaan.
Apakah dia iblis? Entahlah!

YOU ARE READING
AKU ZAHRA
Roman d'amourZahra, seorang gadis yang berjuang untuk meraih bahagia, mempertahankan kesucian dari tangan-tangan para pencari nikmat duniawi sesaat. Penuh intrik, derai air mata serta ketulusan yang akhirnya membawanya bertemu dengan dua pria yang teramat mencin...