Bagian 11

6.5K 116 2
                                    

"Duduklah." Stev memberi isyarat agar aku duduk di sampingnya

Aku mengangguk

"Kemarin aku pergi ke klub malam itu Ra, mencari temanmu, Selvi."

"Lalu...?"

"Dengerin dulu Ra,"

"Maaf!"

"Selvi ternyata cantik, dia menggairahkan, kamu kalah jauh sama dia." Pria itu tersenyum mengejek

"Aku tau itu." Ujarku cepat

"Bagus Lah."

"Lanjutkan Stev, aku tak perduli itu."

"Ya Tuhan, tak sabaran sekali rupanya."

Aku cemberut, semakin tak sabar dibuatnya

"Dari dia aku bertanya tentang Abi..."

"Lalu apa katanya?"

"Ra, bisa tidak dengarkan dulu."

"Oke...Oke, Maaf Stev."

"Hmm...Kata Selvi Abi masih di rumah sakit, dia tak bisa menggeerakan sebagian tubuhnya Ra, dan dia tak mau bicara pada siapapun, sebelum bisa bertemu denganmu."

Aku tertegun, ada rasa perih laksana disayat ribuan sembilu didadaku

"Mamanya Abi sangat marah, dia menuntut cerai dari Suaminya, Pak Winangun, yang dianggap sebagai biang dari permasalahan, dan Pak Winangun merasa bersalah dengan kondisi Abi saat ini, makanya dia berusaha mencarimu untuk bisa menyembuhkan Abi Putra satu-satunya."

Aku teringat saat dulu sempat bertemu Pak Winangun di Kafe.

"Aku juga menemui Tante Tania, calon mertuamu, dia tak percaya saat aku berkata, jika kau lah yang memintaku untuk mencari Abi."

"Benarkah?"

"Ya, sebelum kuberikan foto-fotomu."

"Lalu?"

"Ya akhirnya kami ngobrol, dia senang dan hari itu juga kami menemui Abi."

"Serius Stev, kau bertemu Abi? Bagai mana kondisinya?"

"Pahlawanmu sangat membutuhkan hadirmu, Ra. Dia hanya bisa disembuhkan oleh cintamu, kehadiranmulah, yang akan mengembalikan kepulihannya dari semua luka di tubuh dan hatinya."

"Maksudmu?"

"Menurut Mamanya, Abi tak mau merespon apapun, selain menyebut namamu, benturan di kepala, serta luka tusukan benda tajam di tubuhnya begitu parah, dia banyak kekurangan darah saat itu. Benturan hebat pun membuatnya terkadang kehilangan ingatan masa lalunya, yang tidak dia lupa hanyalah namamu, makanya dokter bilang hanya kamu yang bisa memulihkan kondisi Abi."

Aku terdiam, tak bisa kubayangkan bagaimana kondisi Abi saat ini, yang aku tau, dia terluka saat aku pergi meninggalkannya.

Dan aku masih bisa tertawa bersama laki-laki lain di tengah penderitaan yang kini menderanya.

Maafkan aku, Bi, bukan kah sudah kukatakan dari dulu, jika aku hanya akan menjadi mimpi buruk dalam hidupmu? Mencintaiku adalah sebuah kesalahan bodoh yang pernah kau buat.

Kuhela nafas panjang

Serasa sakit yang sedang Abi rasakan berpindah pada ragaku

"Abi sangat membutuhkanmu Ra, hanya kamu yang bisa menyembuhkan dan membuat Abi pulih kembali."

"Apa aku pantas mendapatkan ini Stev?" gumamku lirih

"Abi laki-laki bodoh Ra," Stev menatapku

"Kenapa kau berkata begitu?"

AKU ZAHRA Where stories live. Discover now