Haechan berkali - kali melirik jam ditangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, orang yang dia tunggu belum datang juga. Haechan berjalan mondar - mandir depan aula sekolah SM yang masih sepi, ia menunggu dengan cemas.Jeno memunculkan setengah badannya dari balik pintu aula.
"Haechan, kata saya juga apa.. Kita kepagian datangnya. Balik lagi yuk" ajak Jeno.
"Aduh sabar sebentar, jangan keluar dulu, udah sana masuk lagi!" kata Haechan.
"Ya serem anjir disuruh nunggu didalem sendirian. Ikut masuk juga dong sini" ajak Jeno lagi.
"Ck, iyaa bentar lagi saya masuk. Udah sana - sana" kata Haechan lagi sambil mendorong Jeno untuk masuk dan menutup lagi pintu aulanya.
"Kak Haechan," sapa Somi yang baru datang bareng Sejeong.
Haechan menoleh dan tersenyum sinis. "Ngaret banget" kata Haechan ketus.
"Mianhae, sekolah SM kan jauh dari rumah kak" kata Somi.
"Iya, lagian kenapa harus disini sih ngajak ketemunya?" tanya Sejeong. Haechan melirik Sejeong dengan tatapan yang tidak bersahabat, Sejeong bergidik ditatap seperti itu oleh Haechan. "Ehm, Haechan, a, aku mau minta maaf sama kamu soal kejadian di caffe waktu itu. Itu cuma salah paham aja, aku ngga tau kalau Somi cuma becanda waktu bilang nama pacarnya itu Jeno, aku ngga tau kalau Jeno itu ternyata model terkenal di Korea yang bikin dia ngefans, aku kan baru pindah dari Jepang" kata Sejeong.
"Ya, Somi udah jelasin semua ke saya kemarin" jawab Haechan.
"Didalam aula ada siapa kak? Tadi kakak ngomong sama seseorang" tanya Somi mencoba mengalihkan perhatian Haechan agar tidak bertanya hal lain - lain pada Sejeong.
"Kalau mau tau, masuk aja kedalam" jawab Haechan sambil memberi jalan. Somi dan Sejeong saling menatap satu sama lain. "Ayo masuk, kita kan emang sepakat ngomong di dalam aula sini" kata Haechan lagi.
"Tapi, kamu belum jawab pertanyaan yang tadi. Kenapa harus ketemuan disini? Kenapa ngga di caffe atau tempat - tempat ramai yang lain aja?" tanya Sejeong masih penasaran.
Haechan tertawa merendahkan. "Haha.. Saya paham. Jadi kalian takut saya berbuat sesuatu yang jahat disini?" tanya Haechan.
"Bu, bukan gitu.." kata Sejeong.
"Saya ngajak ketemuan disini karena jadwal saya padat, tahu?" kata Haechan memotong ucapan Sejeong. "Satu jam lagi saya harus menghadiri pertemuan dengan pemilik sekolah di aula ini" lanjut Haechan sambil menunjuk aula yang ada dibelakangnya. "Jadi, saya mau urusan kita selesai sebelum pertemuan dimulai, udah jelas?" tanya Haechan.
Kemarin, Kepsek SM menelpon Mark dan memberitahukan lewat Mark bahwa Dream Technology, Neo 127 dan U Culture diminta untuk hadir di aula hari minggu, membahas tentang perwakilan audisi pencarian bakat dari sekolahnya.
Sejeong mengangguk, ia juga tahu akan ada pertemuan pemilik sekolah dengan Dream Technology di sekolah SM jam delapan pagi ini dari Jisung, jadi menurutnya Haechan tidak sedang merencakan sesuatu.
"Yaudah, ayo masuk" ajak Haechan.
Sejeong berjalan duluan membuka pintu aula. Somi dan Haechan mengikuti dibelakang Sejeong. Tidak seperti Sejeong, Somi masih berpikir bahwa Haechan merencenakan sesuatu hari ini. Tangan Somi gemetaran.
"Siapa kamu?" tanya Jeno melihat Sejeong membuka pintu aula.
Mata Somi membulat, ia hafal suara siapa itu.
"Itu Jeno, teman saya" Bisik Haechan dari belakang pada Sejeong.
"Je, jeno?" Sejeong melirik Haechan dan Somi bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last || END
RomanceSetelah kepergian kedua orangtuanya, Sejeong bersama adiknya pindah ke Korea Selatan. Disana, Sejeong bertemu dengan 18 cowok yang tergabung dalam 1 geng, yang berbeda - beda karakter dan terlibat kisah cinta yang rumit dengan mereka. Seperti apakah...