Waktu yang Tepat (Untuk Menyatakan)

287 52 37
                                    

Krek,

Doyoung membuka pintu dan keluar dari ruang audisi bersama Taeil dan Haechan. Ia heran melihat wajah panik teman - temannya.

"Kenapa pada tegang gitu sih mukanya? Santai aja guys, kalian harus rileks biar bisa nyanyi lebih bagus" kata Doyoung memberi nasihat.

"Bu, bukan gitu.. Tadi Sejeong ada disini, ngedengerin perform dari kalian. Tapi setelah kalian selesai, dia pergi gitu aja" kata Yuta.

"Apa? Sejeong tadi ada disini?" tanya Doyoung.

"Nde, kita ngga bisa ngejar dia karena setelah ini kita harus lanjut audisi. Mungkin lebih baik kamu kejar dia sekarang, kamu kan udah selesai audisi" jawab Yuta kemudian menepuk pundak Doyoung sebelum masuk ke ruang audisi.

Tapi Doyoung tetap tidak bergeming dari tempatnya, membuat Taeil yang berdiri disampingnya jadi gemas.

"Kok diam aja sih?? Udah sana kejar!" seru Taeil.

"Buat apa? Dia pergi karena kemauan dia sendiri untuk pergi kan?" tanya Doyoung.

"Iya juga sih.." kata Haechan sambil garuk - garuk kepala.

Sementara itu, Sejeong semakin mempercepat langkahnya untuk pergi menjauh dari tempat itu. Ia menyetop sebuah taksi dan masuk kedalamnya.

"Kemana tujuannya?" tanya supir taksi dengan sopan.

"Jalan aja dulu, pak" jawab Sejeong.

Supir taksi itu menganggukkan kepalanya dan segera menyalakan mesin mobilnya untuk pergi. Sejeong melemparkan pandangannya kearah luar jendela mobil itu, menatapi jalan yang dilaluinya, namun tatapannya itu kosong. Pikirannya terus saja memutar memori rangkaian kebersamaannya dengan Doyoung. Kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini? Kita saling mencintai, tapi saling merasa sakit.. Apa yang harus aku lakukan? Gumam Sejeong kemudian menghela nafas dengan kasar.

"Pak, stop, pak!" seru Sejeong tiba - tiba saat melewati sebuah tempat.

Taksi yang ditumpangi Sejeong segera menuju sisi jalan dan berhenti. Supir taksi itu mendongakkan kepalanya untuk melihat tempat pemberhentiannya.

"Kamu mau kesini nak? Mau apa? Saya rasa ini bukan tempat yang baik untuk anak se-usia kamu yang masih sekolah" kata supir taksi itu.

**********

Semua anggota NCT 2018 maupun WayV sore itu sedang makan bersama untuk merayakan selesainya ujian kenaikan kelas serta audisi mereka di caffe dekat sekolahan mereka.

"Aigoo.. Hari ini benar - benar melelahkan!" keluh Xiaojun yang kondisi kesehatannya belum pulih total.

"Wajah kamu pucat banget, setelah ini kita harus langsung pulang ya? Istirahat dan berdoa semoga hasil kerja keras kita hari ini memuaskan" kata Kun.

"Nde.." jawab yang lain setuju.

Hanya Doyoung yang tidak menyahut seperti teman - temannya yang lain. Sebenarnya sedari tadi ia khawatir dengan keadaan Sejeong. Kenapa dia tiba - tiba pergi gitu aja? Kemana dia? Apa dia baik - baik aja? Gumam Doyoung bertanya - tanya sendiri.

"Yak, Kim Doyoung!" panggil Taeil.

"Uh? Hm?" sahut Doyoung tersadar dari lamunannnya.

"Yang harusnya banyak ngelamun itu saya, tau? Saya bukan cuma abis melewati ujian kenaikan kelas, tapi ujian kelulusan. Aigoo.." kata Taeil sambil geleng - geleng kepala.

"Lagian kalaupun dia ngelamun, dia ngga mungkin ngelamunin ujian kenaikan kelasnya kan kak?" celetuk Jungwoo disambut gelak tawa teman - temannya yang lain.

The Last || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang