Go Home, Please..

306 57 40
                                    

Krek,

"Kak Taeil," panggil Doyoung yang baru saja masuk kedalam kamar kakaknya.

"Hmm" jawab Taeil.

"Gue berangkat yah!" kata Doyoung.

"Mau kemana? Pagi banget.. Baru juga jam enam lewat lima belas menit. Sekolahan kita kan deket, lima menit jalan kaki juga nyampe" kata Taeil.

"Gue ngga sekolah dulu hari ini kak. Tolong izinin lagi ya? Gue masih harus,"

"Nyari Sejeong lagi? Kim Doyoung, kakak tau kamu khawatir banget sama dia. Kakak juga sama khawatirnya dengan kamu. Tapi kamu ngga boleh terus - terusan ngga masuk sekolah kayak gini!" protes Taeil memotong ucapan Doyoung.

"Ini yang terakhir deh kak! Please.. Gue yakin banget hari ini gue bisa nemuin dia. Kemarin dia nelpon gue kak" kata Doyoung.

"Oh ya?? Trus gimana? Dia ngasih tau dia ada dimana sekarang dengan Mina??" tanya Taeil sangat antusias.

"Dia ngga bilang sih dia ada dimana. Dia cuma bilang kalau dia baik - baik aja. Jadi sekarang gue mau kerumah Jisung untuk ngasih tau ke keluarganya tentang hal ini. Selanjutnya, entah nomor ini mau mereka kasih ke polisi untuk dilacak lokasinya, atau mereka mau nelpon Sejeong untuk ngebujuk dia pulang, terserah mereka. Yang jelas, gue harus buru - buru kesana sekarang sebelum nomor ini jadi ngga bisa dihubungi" jawab Doyoung menjelaskan panjang lebar.

"Oh yaudah, janji ya hari ini kamu terakhir ngga masuk sekolah? Hati - hati dijalan" kata Taeil.

"Nde"

**********


Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Yuta duduk disamping Winwin yang sedang serius membaca buku dimejanya.

Winwin menoleh sebentar melihat kearah Yuta yang sedang memperhatikannya sambil senyum - senyum sendiri, "Ngapain kamu ngeliatin saya kayak gitu?" tanya Winwin.

"Ngga apa - apa.. saya kagum aja hari gini masih ada ya orang yang punya minat belajar kayak kamu walaupun orang - orang lain disekitar kamu sibuk dengan gadget mereka masing - masing" jawab Yuta.

Winwin memperhatikan teman - temannya dikelas itu yang memang rata - rata sedang sibuk dengan HP nya masing - masing, "Iya juga sih, tapi siapa tau aja mereka lagi browsing cari materi buat belajar. Jadi kita sama - sama lagi belajar, cuma media nya aja yang beda" kata Winwin.

"Daebak, saya semakin salut kamu! Selain rajin belajar, kamu juga berpikir positif tentang orang - orang yang ada disekitar kamu" kata Yuta sekali lagi memberi pujian.

Winwin tersenyum tipis mendengarnya, "Apaan sih? Ngga usah berlebihan gitu deh" kata Winwin.

"Saya ngga berlebihan, saya serius! Saya mau deket sama kamu ah biar ketularan punya sifat kayak kamu" pinta Yuta.

"Maksudnya mau deket sama saya apa? Kamu homo ya??" tanya Winwin.

"Ck, sembarangan aja kalau ngomong! Maksud saya mau deket sama kamu tuh, ya kita temenan!" seru Yuta gemas.

"Kirain.. Ya kalau mau temenan sama saya, saya sih welcome - welcome aja" kata Winwin.

"Kalau gitu, ajak saya gabung di geng kamu dong!" pinta Yuta.

"A, apa? Kamu mau gabung di geng saya??" tanya Winwin.

"Kenapa? Ngga boleh ya?" tanya Yuta.

"Yaa.. bukan ngga boleh sih, tapi.. saya harus tanya dulu sama anak - anak yang lain" kata Winwin sambil mengeluarkan HP disakunya.

The Last || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang