First Job

440 55 1
                                    

Johnny dan Jaehyun berjalan dengan lamban menuju panti setelah pulang dari rumah Doyoung. Mereka larut dalam pikiran masing - masing dan tak saling bicara. Tak hanya memikirkan kelanjutan kisah cinta segitiga Doyoung, dalam pikiran Johnny terlintas dalam ingatannya akan suasana rumah yang menyenangkan. Tiap kali ia melihat bagaimana Taeil melindungi Doyoung, ia merasa iri dan mendambakan keluarga yang utuh.

Sebuah mobil melintas dan berhenti tak jauh dari mereka, dan keluar seorang laki - laki paruh baya membawa sebuah boneka dari dalam mobil itu.

"John, liat deh bapak - bapak itu. Saya yakin dia tipe orang yang romantis. Kalau saya udah berumah tangga nanti, saya ingin seperti dia" kata Jaehyun berbisik pada Johnny dan memintanya melihat laki - laki yang dimaksud oleh Jaehyun.

Laki - laki itu menyembunyikan boneka yang dibawanya dibalik punggungnya dan kemudian mengetuk pintu rumahnya. Tak lama kemudian, seorang gadis kecil membukakan pintu dan menyambutnya dengan gembira. Laki - laki itu lalu memberikan boneka yang dibawanya dan anak itu langsung memeluknya.

Johnny membuang muka, mencoba menyembunyikan kesedihannya. Jaehyun jadi merasa bersalah dan merangkul pundak Johnny. "Maaf John, saya kira.. boneka itu buat istrinya. Saya ngga tau kalau.."

"That's OK, Jeff.." sahut Johnny memotong ucapan Jaehyun.

Jaehyun mengangguk dan melepas rangkulannya. Tangannya kembali masuk ke kantong jaketnya seperti yang dilakukan Johnny karena malam itu cuacanya sangat dingin.

"Kamu merindukan ayahmu John?" tanya Jaehyun. Johnny hanya meliriknya sekilas dan tak mengatakan sepatah katapun. "Ah, mian.. Saya salah bicara lagi" lanjut Jaehyun.

Johnny tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya dalam - dalam sambil terus berjalan. Sampai akhirnya mereka sampai ke panti. Ada sebuah mobil yang terparkir didepannya. Johnny dan Jaehyun hafal siapa pemilik mobil itu. Mereka pun segera berlari masuk kedalam panti.

"Ayah.."

"Om Steve,"

Kata mereka serempak melihat om Steve sedang duduk di depan teras panti tanpa mengenakan jaket. Om Steve terlihat sudah menggigil kedinginan, namun masih berusaha untuk tetap tersenyum menyambut kedatangan Johnny dan Jaehyun.

"Long time no see.. Johnny, Jaehyun" sapa om Steve.

Johnny langsung membuka jaketnya dan menyematkan jaket itu pada punggung ayahnya. Jaehyun menatap haru pemandangan yang ada didepannya. Akhirnya, om Steve kembali.. Gumam Jaehyun.

Johnny menoleh pada Jaehyun yang lagi senyum - senyum liatin mereka, "Jeff, buruan bukain pintunya! Lo ngga liat bokap gue udah kedinginan diluar??" protes Johnny.

"Ah? Oh.. mian" kata Jaehyun tersadar kemudian bergegas membukakan pintu untuk om Steve dan Johnny. "Silakan duduk, om.. Saya akan buatkan coklat hangat untuk om" kata Jaehyun.

"Thank you, Jaehyun" kata om Steve.

"Nde" jawab Jaehyun lalu pergi ke dapur.

"Ayah dari kapan datang kesini?" tanya Johnny.

"Ayah tiba di Korea tadi pagi"

"Tadi pagi??"

"Ya, tapi ayah langsung kerumah untuk beres - beres disana dan setelah selesai, ayah langsung kesini" jawab om Steve.

Johnny membuang nafas dengan kasar. Ia masih saja sensitif kalau ayahnya mengungkit - ngungkit soal rumah yang ditinggal olehnya begitu saja.

Tak lama kemudian, Jaehyun datang membawa secangkir coklat hangat dan diletakannya di meja.

The Last || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang