❁ P R O L O G ❁

15.3K 298 52
                                    

Malam yang indah bagi keenam lelaki ini, di mana mereka tengah menikmati pesta bersama. Canda dan tawa terus menyelubungi mereka seraya menikmati berbagai makanan yang tersedia.

"Hahahaha, pesta lo meriah amat, Bro." Real menepuk bahu Bayu, sahabatnya sebelum meminum jus jeruk di tangan kanan.

Bayu menoleh ke arah sahabatnya. "Mesti dong ...! Kita harus merayakan keberhasilan kita karena sudah mengalahkan geng abal-abal itu," ucapnya berkata bangga.

"Iya deh ... yang udah nraktir kita." Alvin menimpali.

"Kapan-kapan gini lagi, Bay. Banyak makanan!" seru Irul sembari memakan beberapa kue di piringnya.

Tegar menjitak kasar kepala belakang Irul yang membuatnya terhuyung ke depan. "Makan mulu yang lo pikirin," umpatnya kesal.

Irul langsung menatap tajam Tegar. "Heh! Gue makan lo jitak. Kalo gue keselek gimana? Terus pingsan, masuk rumah sakit. Emang elo yang mau nanggung hah!?" Rincinya tak kalah kesal.

Lantas semuanya tertawa melihat ekspresi kesal dari Irul yang dengan lancarnya berbicara, padahal mulutnya penuh berisi makanan.

"Hahaha ... mula lo kayak acar." Dani memukul-mukul punggung Irul sambil berujar di sela tawanya yang terpikal-pikal.

•••

Kelima lelaki ini berpencar setelah berpamitan pada tuan rumah. Kebetulan Tegar dan Real satu arah, jadi mereka pulang bersama menggunakan motornya masing-masing.

"Gue duluan," ujar Tegar.

"Yo'i," balas Real.

Tegar segera melajukan motornya lebih cepat di atas rata-rata. Tegar berani melakukannya karena hari sudah gelap dan jalanan juga sepi. Sementara Real masih berada di belakang Tegar dengan kecepatan standart.

BRUUK!!

Di pertigaan terdengar suara benturan yang teramat keras di gendang telinga Real. Segera ia menambah kecepatan motornya kemudian berbelok kanan guna melihat keadaan.

CIIT!!

Real spontan menghentikan motornya secara mendadak. Matanya menangkap sebuah mobil sport hitam yang terguling terbalik ke bawah, lalu deruan motor mengalihkan pandangan Real ke arah pemilik motor itu. Dari belakang Real mengenali warna motor sport biru tuanya dan helm fullfacenya yang juga berwarna biru.

"Tegar ...?" gumamnya. "Kenapa dia lari? Kenapa nggak ngebantu orang yang kecelakaan itu? Dan bukannya rumah Tegar belok kiri?" Ia bertanya-tanya sendiri.

Perlahan tapi pasti Real turun dari motornya dan menghapiri korban kecelakaan yang masih di dalam mobil. Kenapa badan gue jadi gemetaran gini ya? batin Real gusar. Lelaki itu jongkok melihat keadaan penumpang di dalam mobil terbalik tersebut melalu kaca jendela yang pecah.

DEEG!

Real langsung terduduk lemas di jalanan. Matanya mulai tergenangi air. Napasnya tercekat ditenggorokan dan tubuhnya mendadak panas bak direbus. Bibir Real susah mengatup, ia benar-benar merasakan kesakitan yang begitu dalam di hatinya.

"Papi ... Mami ... Diah ...!!" teriak Real dengan posisi menetap. Di dalam mobil itu terdapat pasangan suami istri di bagian depan dan gadis kecil yang berumur dua belas tahunan di bagian belakang. Mereka semua adalah anggota keluarga Real yang sepertinya ingin keluar rumah.

Lelaki itu tak berdaya menyaksikan ini semua. Ia mengguncang badan ayahnya, ibunya, dan adiknya bergantian seraya berusaha membangunkan mereka. Namun, hasilnya nihil, mereka semua tak berkutik dengan darah bercucuran di bagian kepala mereka semua. Hal itu membuat Real semakin histeris.

Cool Boy and Strong Girl             [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang