❁ 19. Baru Tahu ❁

2.9K 111 0
                                    

Sepulang sekolah. Tegar membatalkan pertemuan mereka karena Nadia yang meminta Tegar untuk menemaninya ke mall. Jika tidak, maka Nadia akan mengadu pada Tia atau Frans bahwa Tegar tidak mau menurutinya. Dengan malas Tegar mengiyakan.

Sementara Kristin semakin sebal dengan kedatangan Nadia. Dia sampai berpikir bahwa Nadia akan terus menjahilinya. Sebab ia yakin bila pelaku yang menaburkan foto-foto menyeramkan itu adalah Nadia. Kalau tidak siapa lagi! Karena yang tahu kelemahan dirinya hanyalah Nadia. Jika dia menuding Ella, dari mana Ella tahu. Dan Ella juga hanya mengancamnya dan menjahilinya dengan hal yang sama sekali tak ia takuti.

Kristin merebahakan tubuhnya di sofa kamarnya. Ia takut bila Nadia melakukan apa yang menjadi kelemahan terbesarnya. Karena Nadia mengetahui semuanya. Bahkan kelemahan terbesarnya ini mampu membuat dirinya pingsan bila melihat benda itu terlalu lama.

Kedua kakaknya pun belum ia beritahu. Lo kuat Kris, lo bisa, lo berani, semuanya akan baik-baik aja. Asal lo jalani dengan tenang tanpa beban, batin Kristin menyemangati dirinya sendiri.

•••

Tegar masih teringat dengan perkataan sahabatnya. Apa perlu dirinya mencari tahu tentang Nadia? Tapi apa untungnya?

"Ya biar lo tahu seluk beluk Nadia. Katanya lo yang dengar sendiri kalo mereka mau ngerencanain sesuatu ke Kristin. Lo mau ngeliat Kristin tersiksa karena mereka? Nggak kan! Ntar kita bantuin nyari informasinya. Atau elo sendiri yang tanya langsung ke Kristin," kata Dani.

"Emangnya Kristin mau terbuka sama gue?" tanya Tegar dingin.

"Dia kan pacar lo! Gimana sih. Pastinya mau terbuka lah," jawab Irul menyetujui saran Dani.

Oke, yang satu ini Tegar hampir lupa. Tapi apa benar bila Kristin akan terbuka padanya? Pikirnya begitu.

"Akan gue usahain," jawab Tegar akhirnya.

Lamunan Tegar berakhir. Kala dirinya merasakan ada seseorang yang menduduki bangku sebelahnya. Ia menoleh

"Sorry, yang kemarin gue nggak bisa ke sana. Soalnya-"

"Ada Nadia kan? Jangan dibahas, mungkin lain kali aja lo jelasin," potong Kristin bernada kecuekan
masa bodoh tanpa minat menoleh.

Tetap saja Tegar merasa bersalah. Ditambah nada bicara Kristin seperti tidak bersahabat. Tegar menggenggam tangan Kristin yang tergeletak di atas meja. Gadis itu pun menoleh. Mereka bertatapan.

"Maaf."

Kristin memaksakan tersenyum. "Nggak pa-pa, udah gue maafin."

Dengan seperti ini perasaan Tegar sedikit lega. Ia menghembuskan napasnya tanpa beban. "Makasih," ucapnya tulus namun dingin.

Tegar teringat akan ucapan Dani semalam. "Oh ya, gue boleh nanya. Hubungan lo sama Nadia apa?"

Kristin menimang-nimang dulu sebelum menjawab dengan jujur. Setelah agak lama diam, dia akhirnya bersuara. "Kita musuh. Mulai dari SMP. Sampai sekarang aja gue nggak tahu apa masalahnya. Padahal gue nggak pernah ngusik dia, tapi kenapa dia ngusik hidup gue?"

Tegar mengangguk, dirinya paham. "Lalu. Kok lo diejek anak orang miskin, padahal orang tua lo kan tenar?"

Kristin tersenyum. "Nanti gue kasih tahu lo kehidupan gue yang dulu."

•••

Kristin yang dulu kembali. Senyuman, tawa, kehebohan, semuanya kembali seperti sedia kala. Seperti saat ini, di kantin bersama kedua kakaknya. Ya, hanya bertiga tidak ada orang lain lagi.

Cool Boy and Strong Girl             [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang