❁ 41. Hancur Sudah ❁

2.3K 89 0
                                    

    "Hasilnya adalah positif. Anak tersebut anak dari bapak Tegar," ucap dokter itu tanpa keraguan.

Nadia tersenyum puas.

Kristin menghela napas pasrah. Dia tidak bisa meluapkan emosinya, seperti ada yang mencegah dirinya.

Tegar menggeleng tidak percaya, dia menatap Kristin sambil memegang bahunya. "Percaya sama gue, Kris. Itu bukan anak gue, bukan," kata Tegar sedikit tegas.

Kristin masih menunduk, ia melepaskan tangan Tegar dari bahunya. "Jangan pernah ketemu sama gue lagi." Selepasnya Kristin bangkit dan pergi.

Dokter dan perawat tadi pun sudah pergi.

"Argh," kesal Tegar menatap tajam Nadia. "Cewek bulshit, brengsek lo!" teriaknya tepat di depan Nadia sebelum dia juga pergi.

Semua orang yang di sana menatap Nadia tak percaya. Gegara dia hubungan Kristin dan Tegar berantakan. Tidak ada yang percaya dengan hasil tes tersebut. Bodoh amat dengan DNA itu. Mereka hanya mempercayai hubungan Kristin dan Tegar. Karena hampir empat tahun mereka mempertahankan hubungan tersebut.

Mereka ikut pergi, tidak peduli Nadia pulang naik apa. Toh, tadi dia nebeng. Untuk sekarang biarlah dia pulang sendiri.

Tinggal Nadia sendiri di sana. Dia tersenyum licik. Masa bodoh dengan ejekan dan tatapan itu. Yang terpenting rencananya sekarang berjalan mulus.

Flashback

Bukan izin ke toilet, melainkan ke ruangan dokter tersebut. Dia masuk begitu saja ke sana. Membuat para perawat dan dokter itu terkejut.

"Suruh siapa anda masuk?" gertak dokter itu.

"Maaf, saya hanya ingin anda mengganti tes tersebut dengan hasil positif," minta Nadia tanpa beban.

"Itu pelanggaran. Saya tidak bisa," tolaknya.

Nadia mengeluarkan segemblok uang beramplop coklat besar. "Apa ini cukup?"

Tentu mata dokter dan kedua perawat tersebut berbinar cerah. "Cukup atau masih kurang?" tanya Nadia lagi.

Reflek dokter teesebut mengangguk antusias. "Cukup, lebih dari cukup."

Nadia tersenyum miring kemudian menyerahkan segemblok uang tersebut yang langsung diterima.
"Ingat! Ganti hasil tesnya."

"Tentu, akan saya ganti," balas dokter itu.

Nadia tersenyum puas. "Kalau begitu saya permisi." Selepasnya Nadia pergi.

Flashback

Sebenarnya Nadia tidaklah hamil. Dia mengada-ada cerita di hadapan semua. Maka dari itu mimik wajahnya tenang-tenang saja. Nadia berdiri berjalan keluar dengan bersenandung ria.

▪▪▪

     Sesampainya di rumah dan langsung membantingkan diri di atas ranjang. Barulah Kristin menangis sepuasnya. Dia tidak percaya dengan lelaki yang selama ini dia percaya. Belum genap lelaki itu berada di tanah kelahirannya. Sebuah masalah datang kembali. Kembali menggoyangkan hubungan mereka bagaikan rumput ilalang.

Cool Boy and Strong Girl             [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang