❁ 13. Ya! Care ❁

3.3K 134 0
                                    

Jam weker di atas meja nakas berbunyi nyaring. Sekali lagi pagi menyambutnya di bumi, cahayanya memantulkan sinar di jendela membuatnya terbangun. Tangan panjangnya meraih jam weker guna mematikannya. Ia menggeliat pelan seperti cacing yang menggeliat di tanah, kemudian ia terbangun untuk melakukan aktivitas di hari nan cerah ini.

Selepas bersiap di kamarnya, akhirnya ia turun ke bawah dengan wajah sumringahnya dan ... penampilan yang berbeda tentunya.

Sebelumnya ia masih menimang-nimang apakah dirinya harus berubah atau tidak. Semalaman ia juga tidak bisa tidur dengan perintah ayahnya itu. Meskipun ayahnya berbicara dengan lembut, sama saja ia masih mendengarnya seperti perintah yang harus segera ditindaknya.

"Hallo semua ... Good Morning!" Kristin menyapa para penghuni meja makan. Rupanya mereka semua sudah duduk manis di sana.

Mereka semua menoleh, cengo melihat penampilan gadis yang satu-satunya di rumah ini berubah drastis. Bagaimana tidak? Kristin yang dulunya memakai legging hitam dan cepolan di atas kepalanya, sekarang sudah tidak ada lagi. Rambut panjang lurusnya terurai dengan hiasan jepit pita biru di salah satu pelipisnya.

Mereka semua memandangi gadis itu dari bawah hingga atas.

"Ini ... bener adek gue, bukan?" Ozan memastikan penglihatannya jika semua ini hanyalah ilusi belaka.

"Iya dong kak!" Kristin memutar tubuhnya tiga ratus enan puluh derajat. "Gimana? Sudah berubah jadi cewek lagi, kan?" Kristin menunjukkan senyum termanisnya pada mereka.

Adit tersenyum. "Ini yang ayah mau, ayo sarapan dulu," ajaknya.

"Mama sudah masak makanan kesukaanmu," timpal Utar.

Kristin duduk di sebelah Arif, dari tadi Kristin memperhatikan kembarannya itu. Dia tampak bad mood. Akhirnya ia menyikut lengan kembarannya. "Lo kenapa?" tanyanya di saat Arif menoleh.

"Terlalu cantik, lebih baik jangan berubah," sungutnya.

Adit langsung menjewer telinga Arif kala dirinya mendengar ucapan putranya. "Kamu mau adek kamu bertengkar lagi, hah?

Arif meringis kesakitan "Aduh du du du, ayah ... iya iya iya, Arif nggak mau."

"Nggak mau apa?"

"Nggak mau ngeliat Kristin sakit," jawabnya cepat.

Adit melepaskannya. "Jaga Kristin baik-baik, ayah nggak mau dia kayak kemaren."

Ozan dan Arif serempak mengangguk, sementara Utar dan Kristin menahan gelak tawanya.

•••

Bagaikan melihat bidadari impian mereka. Semua mata tertuju pada gadis itu, selain sifatnya yang ramah dan mudah bergaul. Ini pertama kalinya kaum adam melihat perubahan drastis dari gadis dambaan mereka. Dengan mata terbuka lebar dan mulut sedikit terbuka seperti menemukan makanan mereka.

"Sok cantik banget, sih?"

"Tauk! Pake berubah segala."

"Bitch!"

Kristin berhenti, dan mau tak mau Ozan dan Arif berhenti.

"Kak Ozan sama kak Arif duluan aja," suruh Kristin sebelum menghampiri para ketiga netizen itu.

Di saat Kristin di hadapannya, dia melipat kedua tangannya di dada dengan kepala diangkat angkuh.

Cool Boy and Strong Girl             [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang