"Watanabe Haruto!" panggil seorang guru. Pelajar yang bernama Watanabe Haruto segera menghampiri guru itu, lalu mengikutinya sampai di dalam ruang guru.
Haruto mengkerutkan keningnya saat wali kelasnya itu memberikan selembar kertas yang terlipat, merasa penasaran dia pun membaca kertas tersebut.
Haruto membulatkan kedua matanya mengetahui bahwa dirinya akan di transfer ke salah satu sekolah di Korea, belum lagi tanggal kepindahannya seminggu yang akan datang.
"karena nilaimu sangat sempurna membuat pihak sekolah mentransfermu ke Treasure One High School, bisa saja kamu kembali ke sekolah ini jika nilaimu menurun," jelas wali kelasnya sambil mengusap punggung Haruto.
Setelah itu Haruto keluar dari ruang guru, dia kembali ke kelas dengan kedua matanya yang menatap kertas yang bertuliskan kepindahannya. Haruto sangat bingung dalam situasi seperti ini, entah dia harus bangga pada dirinya sendiri karena nilainya yang sempurna, atau merasa takut untuk meninggalkan tanah kelahirannya.
Tiga hari sebelum kepindahan
Haruto melirik sekilas kamar orang tuanya, lalu segera masuk ke dalam kamarnya. Untuk kesekian kalinya Haruto mendengar ibu dan ayahnya bertengkar, semakin hari keadaan mereka semakin parah.
Setelah kedua orang tuanya bertengkar Haruto mendengar ibunya menangis lagi. Haruto ingin memeluknya, ingin berkata jangan menangis, jangan bersedih, tapi apalah daya dia hanya bisa terdiam dan mematung tidak bisa berbuat apa-apa.
"ibu maafkan aku.."
Dua hari sebelum kepindahan
"ingat Haruto! Kehidupan dia masih panjang, jangan rusak masa depannya."
Saat Haruto melewati kamar orang tuanya kedua telinga dia seperti biasa mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Haruto sangat bosan mendengar pertengkaran yang tidak ada ujungnya.
"tolong jangan tinggalkan aku dan Haruto, ada jalan lain selain cerai. Aku mohon..."
Haruto membulatkan kedua matanya saat mendengar ucapan ibunya yang berkata akan bercerai. Seketika hatinya hancur seperti kaca yang pecah dan tidak bisa di satukan lagi.
Haruto masuk ke dalam kamar, menguci pintu agar tidak ada yang masuk ke dalam kamarnya. Muak, dia sangat muak dengan segalanya. Haruto meraih ponselnya, dengan cepat ibu jarinya mengetik sebuah pesan.
Satu hari sebelum kepindahan
Di saat Haruto ingin pergi ke Korea, dia melihat ayahnya memukuli ibunya dan seperti biasanya dia tidak bisa berbuat apa-apa. Jujur, Haruto sangat takut meninggalkan ibunya seorang diri. Tetapi ibunya menyuruhnya untuk segera berangkat, dengan berat hati Haruto pergi.
Setelah keluar dari rumah Haruto menghelakan nafas dengan berat, baginya berada di rumahnya seperti di dalam neraka. Haruto merogoh ponselnya di saku celana, dia mengirim sebuah pesan.
Haruto: hyung aku berangkat, nanti jangan lupa jemputku di bandara!
Hyung: oke
Haruto: hyung jangan oke saja....
Hyung: iya aku akan menjemputmu
Hyung: HUWAAAAA HARUTO AKU MERINDUKANMUUU ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀)Haruto: 💩
Hari kepindahan
Haruto sangat takut jika teman barunya tidak bisa menerimanya, apa yang harus dia lakukan? Akankah kembali ke Jepang?
KAMU SEDANG MEMBACA
extraordinary you;𝘩𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰
Fanfiction❝𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘪𝘵𝘶, 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪, 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭�...