Kursi yang awalnya kosong terisi satu persatu, Jihan terdiam di kesendirian, semua orang yang di sekitarnya tidak mempedulikan dirinya. Gadis itu menyalahkan dirinya sendiri yang hanya terpelongok.
Tidak ada orang lain yang akan mendengar ucapannya, dan perlahan-lahan semuanya semakin jauh dari gadis itu.
Jihan terjebak di tempat yang tidak ada angin, hari-harinya terasa begitu kesepian dan mematikan. Hidupnya adalah tentang dirinya yang menelan kepahitan, bahkan jika gadis itu memanggil seseorang tidak ada gunanya.
Jihan berada di sebuah ruang dimana dia tidak dapat berbagi kesedihan atau kebahagiaan. Waktu membawanya ke sini, dimana tidak ada tawa ringan atau candaan untuk dia diperbolehkan.
Kebahagiaan menurut gadis itu adalah seperti bunga yang layu di tepi tebing. Dunia yang kejam ini menjadi suatu yang harus Jihan tangani dengan sendiri, menyakitkan seperti di neraka.
Apakah ada seseorang yang akan memegang tangannya? Jika dia memegang salah satu dari mereka, akankah mereka mengenali gadis itu?
"maaf," adalah kalimat yang Haruto ucapkan. Jihan sedikit terkejut dengan suara tersebut, dia sampai lupa bahwa kursi di sampingnya sudah terisi.
"untuk?" tanya gadis itu.
Haruto menundukkan kepalanya dan menghelakan nafasnya, "pasti sangat sulit, bukan?"
"di dunia ini tidak ada yang mudah, menurutku semuanya sangat sulit."
"sebenarnya aku melihat saat kau—"
"hei, kemari!"
Jihan dan Haruto mencari suara tersebut, panggilan itu membuat pria itu sangat muak, tapi bagi yang lain panggil itu tidak penting. Jihan menghelakan nafasnya dengan berat, dia terbangun dari duduknya, tapi tiba-tiba Haruto menahannya.
"bisakah kau tidak mengikuti perintahnya?" tanya Haruto tanpa menatap gadis itu.
"tidak bisa," Jihan melepaskan genggaman Haruto dari tangannya.
Gadis itu segera keluar dari kelas untuk menghampiri dan mengikuti Yujin seperti biasanya, tapi Yujin berjalan kearah tangga menuju rooftop tidak seperti biasa. Jihan hanya bisa diam dan mengikutinya dari belakang.
"kemarilah!" panggil Chaewon saat gadis itu dan Yujin sampai di rooftop.
Yujin mendorong tubuh Jihan secara kasar, "cepatlah! Lambat sekali dirimu!"
"HEI!!"
Jihan di buat terkejut oleh kakak tingkatnya yang bernama Lee Chaeyeon, gadis itu langsung menghampirinya karena raut wajah kakak kelas itu terlihat marah. Mungkin Chaeyeon berteriak karena Jihan terlalu lambat berjalan kearahnya.
"eo—hai?"
Lagi, gadis itu di buat terkejut, bukan karena salah satu dari mereka, tapi ada seorang pria datang ke rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
extraordinary you;𝘩𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰
Fanfiction❝𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘪𝘵𝘶, 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪, 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭�...