Saat Jihan masuk ke kelasnya dia melihat ada sebuah tas di atas mejanya, dia berjalan kearah tempat duduknya dan melihat isi di dalam tas jinjingan tersebut, ternyata kue berbagai macam bentuk.
Jihan melihat sekeliling kelas yang belum ada satu pun yang datang, namun berapa detik kemudian Kim Minjoo datang, perempuan itu duduk di bangku depan dekat pintu kelas.
"Kim Minjoo!"
Minjoo mengeluarkan ponselnya yang tersambung dengan earphone lalu perempuan itu memakai earphone kedua telinganya, Minjoo pun mengeluarkan buku beserta alat tulis di dalam tasnya.
Jihan terus menerus memanggil nama Minjoo walaupun dia tau pada akhirnya perempuan itu tidak akan mendengarnya.
Jihan hanya bisa menatap punggung Minjoo dari belakang. Jihan benar-benar sangat bingung harus berbuat apa, bahkan dia tidak tahu kenapa Minjoo menjauhinya sampai sekarang.
Sewaktu di Sekolah Menengah Pertama Jihan dan Minjoo sangat dekat bahkan tidak ada yang bisa memisahkan mereka, namun seminggu setelah masuk di Sekolah Menengah Akhir Minjoo menjauhinya tanpa sebab.
Jihan selalu bertanya apa yang salah darinya dan selalu meminta maaf kepada Minjoo, namun Minjoo tidak merespon Jihan. Perempuan itu selalu menghindari Jihan.
"aku benar-benar minta maaf, seharusnya kau memberitahu diriku jika aku membuat kesalahkan, bukan menjauhi—"
Minjoo beranjak dari duduknya, dia segera keluar dari kelas tanpa merapihkan mejanya. Jihan berjalan ke meja Minjoo untuk merapihkan buku-buku Minjoo dan memasukkan ke kolong meja.
Saat Jihan memasukkan buku Minjoo dia merasakan sebuah getaran dan melihat cahaya ponsel dari kolong meja, gadis itu melihat ke sekeliling lalu tangannya mencoba mengambil ponsel Minjoo.
Jihan mengkerutkan keningnya saat melihat sebuah panggilan dan pesan masuk di ponsel Minjoo yang sangat banyak. Jihan mencoba mengetik password ponsel Minjoo dan ternyata passwordnya masih sama.
"jaemin?"
Jihan membuka pesan dari yang bernama jaemin, setelah membacanya Jihan benar-benar tidak percaya. Sejak kapan Minjoo mengalami pencabulan? Dan pelakunya adalah kakak tingkatnya sendiri.
Jihan segera keluar dari kelas untuk mencari Minjoo, dengan langkah kecilnya gadis itu berlari ke toilet. Namun sayangnya tidak ada satu orang pun di dalam toilet.
Jihan berlari ke gudang belakang sekolah tempat biasa dia di bully oleh temannya, saat Jihan sampai di dekat gudang itu langkahnya terhentikan karena dia melihat ada dua kakak tingkatnya berdiri di depan gudang tersebut.
Jihan berjalan pelan-pelan ke gudang tersebut namun sayangnya dia ketahuan dengan kedua kakak tingkat itu, karena kakinya yang tidak sengaja menabrak tong sampah kecil. Gadis itu membalikan tubuhnya berniat kabur, namun ternyata ada seorang pria di hadapannya.
"apa yang kau lakukan?" tanyanya.
Untuk menghindari kakak tingkatnya itu Jihan berjalan mundur dengan langkah sangat kecil, "A-aku ingin—" Jihan membalikan tubuhnya dan kedua kakak tingkat tadi sudah ada di belakangnya.
"kau ingin seperti temanmu?"
"apa yang telah kalian lakukan kepada Minjoo??!" teriak Jihan, suaranya terdengar seperti ketakutan.
Salah satu kakak tingkatnya menyentuh pipi Jihan, mengusap lembut, namun tiba-tiba dia mengangkat dagu gadis itu keatas.
"bawa dia!" ucapnya.
Jihan di bawa ke dalam gudang tersebut, sampai di dalam Jihan melihat Minjoo dengan baju seragamnya yang terbuka. Minjoo begitu terkejut saat melihat Jihan.
"Minjoo, kenapa kau tidak memberitahuku bahwa kau memiliki teman yang—"
"kau yang bernama Jaemin?" tanya Jihan membuat ketiga kakak tingkatnya menatap kearahnya, dan juga Minjoo.
Salah satu kakak tingkatnya menghampiri Minjoo, tepat saat dia di samping Minjoo kakak tingkatnya memukul pipi perempuan itu dengan sangat keras.
"kau ingin aku di laporkan?" kakak tingkat itu merogoh kantong rok Minjoo. "dimana ponselmu?" tanyanya dengan ekspresi khawatir.
"D-di meja—" Plak! Lagi, pipi Minjoo di pukul oleh kakak tingkatnya. Jihan yang melihat Minjoo di pukuli hanya bisa menutupi kedua matanya.
"kau ingin semuanya mengetahui dirimu yang kotor?" Kakak tingkat itu menjenggut rambut Minjoo membuat kepala perempuan itu terangkat keatas. "dengar, sampai semuanya mengetahui akan aku bunuh dirimu!"
Ketiga kakak tingkatnya keluar dari gudang meninggalkan Jihan dan Minjoo, setelah ketiga kakak tingkatnya sudah pergi Jihan segera menghampiri Minjoo.
"kancingkan seragammu!" ucap Jihan, raut wajahnya terlihat begitu khawatir.
"kau membaca semuanya?" Minjoo menatap Jihan begitu dalam, setelah melihat responnya Minjoo mengalihkan pandangan kearah lain sambil tertawa remeh.
"sampai semua orang mengetahui ini, aku akan benar-benar membencimu, Kim Jihan!" Minjoo merapihkan seragamnya, menguncir rambut panjangnya begitu rapih, setelah itu dia meninggalkan Jihan yang masih ada di dalam gudang.
Minjoo benar-benar sangat malu, orang yang pertama kali mengetahui masalahnya adalah orang yang selama ini berusaha untuk dia jauhi.
Jihan terdiam dengan pikirannya begitu lama, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Ternyata baik dia maupun Minjoo mereka berdua sama-sama mendapatkan ketidak keadilan.
Gadis itu segera tersadar dari pikirannya, dia segera keluar dari gudang lalu kembali ke kelas. Sesampainya di kelas Jihan menatap kearah Minjoo yang sibuk dengan bukunya, dan satu persatu temannya masuk ke dalam kelas.
"hei apa benar Haruto kembali ke Jepang?" tanya Jeongwoo, salah satu teman kelasnya.
"kalian lihat? Semua orang menjauhi—"
"Haruto ke Jepang karena ibunya, bukan karena jihan!" Semua orang menatap kearah pintu kelas, ketua kelas bang Yedam orang yang baru saja berbicara dan baru masuk ke dalam kelas.
"ada apa dengan ibunya?"
"koma karena ibunya berusaha untuk bunuh diri, untungnya bibi yang selalu membantu ibunya segera mengetahui ibu Haruto."
"yedam, kau sedang membuat lelucon? Koma, kau bilang untung?" tanya Jeongwoo, benar-benar tersentak dengan ucapan Yedam.
"setidaknya ibu Haruto masih bisa di selamatkan! Hei Jihan, Haruto dan hyung-nya akan segera pergi, kau tidak ingin bertemu dengannya?" tanya Yedam.
"cepat temui dia!" ucap Yedam melihat respon Jihan yang sedari tadi hanya terdiam.
Jihan pun segera keluar dari kelas, gadis itu berlari ke ruang guru. Saat dia sudah dekat di ruang guru, pintu ruang guru terbuka dan menampilkan sosok Haruto dan Hanbin.
"maafkan aku haruto...." ucap Hanbin.
"aku kecewa denganmu, hyung! Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa selama ini kau berada di Jepang?" tanya Haruto dengan raut wajahnya yang begitu kesal.
"Hei! aku bisa jelaskan nanti, lagi pula ibu sudah membaik—"
"koma kau bilang membaik? Ternyata mimpi yang sebelumnya aku mimpikan adalah kenyataan? Dan bodohnya aku mempercayai dirimu?" Haruto terjatuh di lantai, dia menundukkan kepalanya. Haruto terlihat begitu hancur di mata Jihan.
"Haruto!"
Panggilan Jihan membuat Haruto dan Hanbin mencari suaranya, gadis itu menghampiri Haruto lalu duduk di hadapannya. Jihan melihat mata Haruto yang kosong dan keadaan Haruto saat ini benar-benar sangat kacau.
Jihan memegang pundak Haruto lalu mengusapnya, "semuanya akan membaik, aku tau kau adalah pria yang kuat...." tangan Jihan yang satunya mengusap kepala Haruto dengan sangat lembut. "berjanjilah untuk kembali menemani hari-hari aku di sekolah ini!"
extraordinary you
KAMU SEDANG MEMBACA
extraordinary you;𝘩𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰
Fanfiction❝𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘪𝘵𝘶, 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪, 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭�...