O3. just can be silent

6.8K 1.3K 135
                                    

Sudah seminggu berlalu Haruto sekolah di Korea, tidak jarang dia melihat Jihan teman sebangkunya di bully oleh teman kelas dan satu kakak tingkatnya.

Hubungan Haruto dengan Jihan masih asing, tidak ada kemajuan atau lebih tepatnya sama saja tidak ada yang berubah. Berbeda dengan mahiro yang sama-sama berasal dari Jepang mereka berdua sudah akrab sedari awal.

Haruto membulatkan matanya saat kedua matanya menangkap seorang gadis tak berdaya, pukulan demi pukulan gadis itu terima membuat Haruto berapa kali mengalihkan pandangan tidak tega untuk melihatnya.

Saat ini Haruto sedang melihat Jihan yang di bully di depan gudang belakang sekolah secara diam-diam tanpa sepengetahuan kelima perempuan itu. Air matanya menetes dengan sendirinya, Haruto jadi teringat ibunya saat melihat Jihan.

Rasanya Haruto ingin menolong Jihan, tapi dia mengingat saat melihat ayahnya memukuli ibunya saja dia tidak bisa berbuat apa-apa. Memang Haruto sangat lemah untuk ukuran seorang pria, terlalu pengecut.

Menurut Haruto sekolah di Korea ternyata sangat menakutkan. Jika ada pilihan lebih baik dia kembali ke Jepang, Walaupun akhirnya nanti dia bertemu lagi dengan ayahnya.

"kau tidak bosan bertemu dengan kami?" tanya yujin yang sedang menjenggut rambut jihan dan membuatnya mendongak ke atas.

Seperti biasanya Jihan hanya bisa diam, tanpa menjawab pertanyaan mereka. Bagaimana ingin menjawab, Jihan buka suara saja pipinya langsung mendapatkan tamparan.

"ini!" chaewon memberikan ember yang berisikan air pel-an bekas toilet kepada chaeyeon.

Tanpa memikir panjang dan berlama-lama chaeyeon menyiram adik kelasnya itu dengan air pel-an tersebut. Jihan mengusap wajahnya yang tersiram, tetesan demi tetesan air kotor itu jatuh begitu saja dari tubuhnya, seragamnya menjadi basah dan kotor.

Wonyoung yang sedari tadi merekam, dia memberikan ponselnya ke chaewon dan dia menghampiri jihan. Saat wonyoung berada di samping jihan, dia mengusap pipi jihan dengan sangat lembut lalu berubah menjadi sebuah tamparan yang sangat menyakitkan.

"aku bosan melihat mu!"

Wonyoung mendorong tubuh jihan sampai terjatuh di tanah, perempuan itu sejajarin tubuhnya dengan jihan, dan seperti biasa tangannya tidak akan diam.

Wonyoung mendorong kening jihan berulang-ulang dengan jari telunjuknya, "kau mati saja! Kau tidak pantas—"

"PAK, DISINI!!"

"sial!" Wonyoung mendengus kesal.

Jang Wonyoung, Ahn Yujin, Kim Chaewon dan Lee Chaeyeon yang mendengar sebuah teriak seseorang segera meninggalkan Jihan sendirian tanpa merasa bersalah.

Jihan menghelakan nafasnya dengan berat setelah Jang Wonyoung dan temannya pergi, dia terbangun dengan tubuhnya yang gemetaran, tangannya meraih ember yang sebelumnya di bawa temannya itu.

"pengecut!" sebuah kata terucap dari mulutnya untuk dirinya sendiri. "tunggu..."

Gadis itu baru menyadari teriakan yang sebelumnya bukan suara Mahiro, dan dia melupakan satu hal, bahwa hari ini Mahiro tidak masuk sekolah. Jihan melihat sekelilingnya, tapi tidak ada seorang pun.

Saat Jihan ingin kembali ke kelas dia melihat sebuah seragam olahraga ada di bangku tidak jauh dari posisinya, dan juga sebuah susu yang tertempel note stick berwarna biru.

Are you okay? Itulah tulisan yang ada di note stick tersebut.

Jihan mengambil seragam tersebut, dan tersenyum. "terlalu besar untukku pakai, tapi terima kasih atas perhatianmu!"

extraordinary you;𝘩𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang