"aku lupa memberitahu June bahwa baju Rose nuna masih ada disini," ucapnya.
Byounggon mengumpat dirinya sendiri di dalam hati karena dia melupakan suatu hal, percakapan dengan Hanbin di line. Bisa kacau jika Haruto membacanya.
Haruto terdiam sesat, lalu menganggukan kepalanya dan mulai memakan ramyeon yang telah Byounggon masak.
Byounggon hanya tertawa pelan membuat matanya menghilang saat melihat Haruto memakan lahap ramyeon yang dia buat.
Byounggon mengusap kepala Haruto dengan sangat lembut, "pelan-pelan makannya!" ucapnya.
Setelah selesai makan ramyeon Byounggon meminta Haruto menemaninya atau bisa di bilang Haruto mendengar lagu yang telah Byounggon buat di ruang musik milik pria itu.
"bagaimana menurutmu? Sangat buruk tidak?" tanya Byounggon, sedikit panik karena takut Haruto mengatakan lagunya buruk.
"tidak, aku suka. Hmm ini lagu yang kau buat dengan Junkyu dan Hyunsuk hyung?"
Byounggon menganggukan kepalanya, "awalnya hanya aku dan Hyunsuk tapi Junkyu datang—ah bukan, aku memaksa dia untuk bergabung bersama kami. Suara dia sangat bagus!" jelasnya.
Haruto hanya bisa menganggukan kepalanya menyetujui ucapan kakak tingkatnya itu, dia beralih melihat jam dinding sudah terlalu malam dan syukurnya tubuh dia merasa sangat lelah, jadi dia bisa dengan mudah tertidur tanpa harus membayangkan sesuatu.
"hyung, aku pul—"
"kau temani aku saja! Tidurlah di kamarku, tidak perlu khawatir kamarku tidak kotor seperti kamar June."
Haruto beranjak dari duduknya, tapi dia bingung melihat Byounggon yang masih duduk di kursinya. "kau tidak tidur?"
Byounggon menggelengkan kepalanya. "tidak, kau cepat tidur. Sebelum tidur minum air hangat!"
Haruto keluar dari ruang musik, dia berjalan ke kamar yang menurutnya adalah kamar Byounggon, dan benar, kamarnya rapih.
Bukannya langsung tidur, Haruto justru melihat isi kamar Byounggon. Banyak foto-foto pria itu bersama teman-temannya, terutama foto Byounggon bersama dengan kakak tingkatnya yang bertubuh imut, Choi Hyunsuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
extraordinary you;𝘩𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰
Fanfiction❝𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘪𝘵𝘶, 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪, 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭�...