Bel istirahat berbunyi membuat semuanya berhamburan keluar kelas, dalam sekejap kelas pun kosong. Namun Jihan masih setia dengan bangkunya, gadis itu memilih menidurkan kepalanya di atas meja.
"Junghwan kau tidak ingin ke kantin?" tanya Jihan yang duduk di belakang Junghwan. Gadis itu menatap punggung Junghwan sebelum memejamkan kedua matanya.
"tidak, aku membawa bekal dari rumah," Junghwan mengeluarkan tas jinjingan dari dalam tasnya lalu membalikan tubuhnya ke belakang. "kau ingin mencobanya?"
Jihan kembali duduk dengan tegak, gadis itu menganggukan kepalanya dengan semangat sambil tersenyum, Junghwan yang melihat respon gadis itu segera meletakkan tempat bekalnya di meja Jihan lalu membuka tempat bekalnya.
"ini, aku membuatnya sendiri, makanlah!" ucap Junghwan, Jihan pun memakan makanan milik pria itu.
"bagaimana?" tanya Junghwan.
"sangat lezat!" sahut gadis itu, tangannya kembali mengambil satu potong telur gulung. "Pasti ibumu yang telah mengajarimu?"
"ah bukan, aku belajar sendiri dari internet, ibu ku sudah meninggal dari aku lahir."
Ekspresi wajah Jihan berubah menjadi merasa bersalah, "Ju-jughwan.... maaf aku tidak bermaksud—"
"tidak apa-apa, aku hidup bersama ayahku. Ayo makan lagi!"
Ya Junghwan memang hidup bersama ayahnya, namun ayahnya jarang sekali pulang karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, pulang pun ketika dia sudah tertidur.
Junghwan mengurusi dirinya sendiri, jujur saja dia selalu merasakan kesepian jika berada di dalam rumah. Bersyukur Junghwan tumbuh menjadi anak baik walaupun kurangnya perhatian dari orang tua.
Setelah makan Jihan dan Junghwan berjalan mengelilingi sekolah, memanfaatkan sisa waktu istirahat. Gadis itu memberitahu dan menjelaskan denah-denah sekolah mereka ke Junghwan.
"Jihan, kau tidak memiliki teman?" tanya Junghwan tiba-tiba membuat gadis itu menghentikan langkah kakinya sejenak.
"teman? Temanku hanya ada beberapa, bahkan bisa terhitung dengan jariku," Entah kenapa Jihan jadi teringat Haruto dan Mahiro. "di sekolahmu yang lama, apa kau memiliki banyak teman?"
Junghwan menggelengkan kepalanya, "tidak, di sekolahku yang lama, tempat les, bahkan di rumah aku tidak memiliki teman, ayahku selalu pulang malam dan kami jarang bertemu—"
"Jihan!" teriakan seseorang dari atas, ternyata Kim Junkyu ada di rooftop bersama Byounggon dan Hyunsuk.
"Jihan, aku ingin kesana, sepertinya sangat menyenangkan!" bisik Junghwan.
Jihan menggenggam tangan pria itu membawanya ke rooftop, padahal bel masuk tinggal lima menit lagi. Saat ini Jihan benar-benar sangat malas untuk belajar, otaknya masih mengebul karena materi matematika di kelas.
"hai?" sapa Choi Hyunsuk saat Jihan dan Junghwan sampai di rooftop.
"eyyyy kau belajar menjadi murid nakal?" Junkyu menyipitkan matanya sambil tersenyum jail kearah Jihan, dia jalan menghampiri Jihan berniat menjailinya.
"memangnya aku tidak boleh menjadi murid nakal?" tanya gadis itu dengan ketus.
Tanpa menjawab pertanyaan Jihan, Junkyu mencubit kedua pipi gadis itu, tangannya beralih mengusap rambut Jihan dengan sangat lembut.
"boleh aku mendengarnya?" tanya Junghwan yang sudah duduk di samping Byounggon.
Byounggon melirik sekilas lalu segera memasangkan earphone ke telinga Junghwan, dia memutarkan sebuah lagu yang sebelumnya telah dia buat bersama Hyunsuk dan Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
extraordinary you;𝘩𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰
Hayran Kurgu❝𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘪𝘵𝘶, 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪, 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭�...