12. it's a lie

3.1K 728 82
                                    

Sudah lebih dari sejam Jihan dan kakak tingkatnya berada di rooftop, tidak ada hal penting yang di lakukan oleh mereka. Hanya saling diam.

Sedari tadi kakak tingkatnya menatap kearah Jihan, sedangkan gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya sambil memegang kotak susu yang sebelumnya di berikan kakak tingkatnya itu.

Jujur saja sampai sekarang pria itu masih tidak percaya mengetahui ada seseorang yang wajahnya begitu sama dengan sosok yang sudah tiada. Sungguh seperti mimpi atau bahkan halusinasi yang begitu indah.

"pasti rasanya sangat menyakitkan bukan?" tanyanya membuat Jihan menoleh kearahnya. "kau bisa melawan mereka, atau kau mau aku membalas mereka agar mereka merasakan sakit yang kau rasakan?"

"tidak, lebih sakit ketika mereka tidak tau apa yang mereka lakukan kepadaku. Berpikir lebih baik mereka pergi? Itu artinya aku yang harus pergi," sahut gadis itu, membuatnya mengkerutkan kening kebingungan.

"berapa banyak orang yang tidak menyukaimu? Berapa banyak orang yang tidak mempedulikanmu? Berapa banyak orang yang membuangmu? Berapa banyak orang yang ingin menghancurkanmu? Berapa banyak orang yang senang melihatmu hancur? Dan berapa banyak orang yang ingin kau menghilang dari dunia ini?" tanya Jihan bertubi-tubi, membuatnya benar-benar tidak bisa membalas ucapan gadis itu.

"jujur saja aku tidak tau, mungkin..... banyak? Tapi aku tidak peduli," sahutnya di akhiri senyuman yang membuat Jihan mendengus kesal. "tapi coba kau ubah pertanyaanmu seperti, berapa banyak orang yang menyukaimu?"

Damn it, gadis itu tiba-tiba menjadi canggung.

"kita hidup saling berpasangan, ada cinta ada benci, ada aku ada kamu..."

Ya Tuhan, benar-benar membuat Jihan malu. Gadis itu menundukkan kepalanya karena ucapannya yang begitu manis, di tambah pria itu tersenyum sangat manis kepada Jihan.

"bukan aku, tapi dia."

Spontan Jihan mengangkat kepalanya dan menatap kearah kakak tingkatnya, "maksudmu?" tanyanya kebingungan.

"Byounggon hyung, dia yang selama ini membantumu," kakak tingkatnya mengalihkan pandangannya kearah langit yang cerah dengan kedua ujung bibirnya membentuk senyuman. "kau seperti kekasihnya yang sudah meninggalkannya."

Ternyata memang benar, selama ini yang membantunya adalah Lee Byounggon.

"kemana perginya kekasih Byounggon hyung?" tanya Jihan yang penasaran.

"sudah tiada karena di bully," Kakak tingkatnya kembali menatap kearah Jihan, kemudian dia menundukkan kepalanya, lalu menghelakan nafasnya dengan sangat berat.

"jadi, dia—"

"bahkan wajah kau sangat mirip. Kau tau saat aku dan hyung pertama kali melihatmu? kami merasa seperti mimpi. Saat itu pun hyung merasa sangat bahagia dan ingin selalu melindungimu," jelasnya kembali menoleh gadis itu.

"ya tuhan! Kita belum sempat berkenalan. Namaku Kim Junkyu, kau pasti Kim Jihan?"

"kau yang bernama Kim Junkyu? Jadi........... seragam ini milikmu?" tanya gadis itu.

Kim Junkyu membulatkan matanya dan tersenyum malu, "e—seragamku wangi, bukan? Aku memiliki banyak parfum di tasku, apa kau mau?"

"kau pergi sekolah ingin belajar atau menjual parfum?" tanya gadis itu.

Junkyu mendekat ke Jihan, tepat saat di sampingnya tangan dia mencubit kedua pipi gadis itu sangat kuat. "kau cerewet seperti ibuku!"

Jihan terdiam tanpa memberontak, wajahnya sangat dekat dengan kakak tingkatnya bahkan dia merasa jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

extraordinary you;𝘩𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang