O8. really, worried...

4.1K 936 72
                                    

Jihan tertidur di bangkunya karena semalam gadis itu bekerja di mini market, untungnya dari pagi tidak ada satu pun guru yang mengajar di kelasnya. Sungguh sangat beruntung.

Tapi kelas ramai seperti biasanya, dari temannya yang bermain game online, bergosip, karaokean dan bahkan ada yang bermain kebo bunting di depan dekat meja guru.

Di saat yang lain bersenang-senang berbeda dengan Haruto yang menatap kearah luar pintu kelasnya sedari tadi. Sebelumnya Jihan mengatakan jika ada Yujin segera bangunkannya, namun sampai sekarang belum ada tanda keberadaan perempuan itu.

Haruto beralih menatap ke wajah Jihan yang kelihatannya sangat lelah, pria itu menidurkan kepalanya di atas meja seperti Jihan membuat wajah mereka sangat dekat dan berhadapan.

"e—" Haruto melihat air mata Jihan keluar dengan sendirinya, dia menyeka air mata gadis itu seperti sebelumnya dilakukan padanya saat di ruang uks.

"Mahiro!" panggil Haruto.

Mahiro yang namanya di panggil tidak menjawab karena sedang asik bermain kebo bunting dengan doyoung, Keita, mashiho, sungyeon dan yedam.

Sungguh Haruto sangat khawatir saat dia tidak sengaja menyentuh pipi Jihan yang sangat panas, dan Haruto tidak tega membangunkan gadis itu untuk membawanya ke uks.

"ayah..."

Haruto hanya bisa mengkedipkan kedua matanya berulang-ulang saat kalimat ayah berhasil keluar dari mulut Jihan yang masih dalam keadaan tertidur.

Haruto terbangun dari duduknya lalu segera menggendong Jihan di belakang punggungnya. Haruto membuat kelas yang awalnya ramai menjadi sunyi dan semua teman kelasnya menatap kearahnya, tanpa menghiraukan tatapan-tatapan teman kelasnya Haruto pun membawa Jihan ke uks.

Haruto sangat tidak percaya dengan murid-murid di sekolah Korea, perasaan saling peduli kepada orang di sekitar tidak ada di diri mereka. Haruto benar-benar kecewa mengetahui temannya itu, jauh lebih baik di Jepang dari pada di Korea menurutnya.

Haruto berjalan seperti berlari di koridor tanpa ada seorang pun, namun tiba-tiba langkahnya terhentikan saat Jihan bergumam sesuatu.

"aku mohon, jangan tinggalkan kami...."

-

Haruto benar-benar sangat khawatir dengan Jihan, selama lima jam gadis itu tertidur. Bahkan Haruto tidak yakin Jihan itu tertidur atau pingsan.

Tubuh Jihan terasa sangat panas dan mengeluarkan banyak keringat, Haruto tanpa hentinya mengusap keringat yang keluar dari tubuh gadis itu.

Haruto sudah meminta kepada guru untuk membawa Jihan ke rumah sakit terdekat, namun tidak ada respon dari pihak sekolah. Haruto benar-benar khawatir.

Kedua telinga Haruto mendengar pintu ruang uks terbuka, dan tiba-tiba ada yang membuka gorden bilik dimana terdapat dia dan Jihan.

Haruto hanya bisa terdiam saat dua kakak tingkatnya ada di hadapannya, kakak tingkat yang tubuhnya imut dan satu lagi dia tidak mengetahui siapa kakak tingkatnya itu.

"cepat bawa dia!" perintah Hyunsuk, si kakak tingkat yang bertubuh imut itu.

"EE??????"

"kau bantu aku untuk menggendong Jihan di punggungku," Haruto hanya bisa terdiam tidak mengerti apa yang akan kakak tingkatnya lakukan. "cepatlah!"

Haruto menganggukan kepalanya dan mulai membantu kakak tingkatnya menggendong jihana di punggung pria yang bertubuh agak besar.

"Junkyu, kau kuat? Atau aku panggil Byounggon saja?" tanya Hyunsuk.

extraordinary you;𝘩𝘢𝘳𝘶𝘵𝘰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang