Ino Side

744 59 4
                                    


maaf pasti agak bala, karena aku sempet unpub cerita ini dan skrg aku balikin lagi hehe 🙏

"Nanti kau jangan seperti dia..."

"Aku berjanji tidak akan menyakitimu, kamu juga seharusnya berjanji padaku Neji-san"

Sekelibat bayangan itu muncul disaat Ino mulai terlelap, mengganggu sekali bukan? Lelah, Ino membuka kembali matanya dan memiliki firasat akan terjaga lagi malam ini. Ini tidak wajar mengingat sudah beberapa bulan kejadian itu berlalu, tapi masih saja ia mengingat semua detailnya, mengingat bagaimana langkah Neji menjauh dan satu hal yang Ino benci, Neji adalah tipe pria yang memegang ucapannya.

Dia benar-benar menghilang...

***

Ino tidak pergi ke kampus hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya, ia masih belum bisa berpikir jernih percuma saja kan jika masih dipaksakan. Tidak akan benar, akan merusak mood oranglain, atau membuat nilainya jelek. Lagipula ia sudah benar-benar putus asa.

Ia masih saja menangis. Ia masih saja belum menyayangi dirinya, masih tertekan dan juga menyesal.

Sebenarnya apa yang Neji maksudkan waktu itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi, Sasuke dan Ino tidak bersama kembali, tidak menjalin sebuah hubungan spesial, hanya saja Sasuke waktu itu meminta maaf padanya, ingin kembali seperti awal disaat cinta belum tumbuh diantara mereka, ia ingin menjalin sebuah hubungan sehat sebagai seorang teman sekelas.
Sebatas itu saja.

Tapi Ino tidak bisa mengelak, ia menikmati waktu-waktu bersama Sasuke, menyenangkan sekali, disaat ia merasa bosan lalu Sasuke datang memberi sedikit hiburan hingga membuat Ino mengabaikan kekasihnya.

Jadi ia maklum jika Neji berpikir bahwa Ino bermain dibelakangnya, saat itu ia benar-benar merasa senang. Apalagi Neji sampai melihat dengan mata kepalanya sendiri, sudah bisa ditebak bukan?

Seandainya saja, ia bisa lebih bersyukur memiliki laki-laki yang teramat baik. Pasti sekarang Neji masih mengucapkan "Aku menyayangimu,"

***

Hyuuga Neji adalah laki-laki yang memiliki sorot mata lembut, bersuara indah, juga wajah yang tampan. Ia adalah sepupu teman dekat Ino saat masih disekolah menengah--Hinata. Pertemuannya pun dilandasi karena sahabatnya itu, yang Ino ingat mereka pertama kali bertemu dipesta ulangtahun Hinata dua tahun yang lalu. Laki-laki itu duduk disampingnya saat itu menghibur Ino yang sedang menangis.

Dan ternyata Neji pun sedang berada dalam luka yang sama, itu adalah kebetulan terindah yang pernah Ino alami.

Mereka seolah saling menguatkan dan mempercayai bahwa tidak akan ada luka yang bersifat abadi.

Dan pada akhirnya mereka saling tertarik satu sama lain, menjalani hari-hari yang indah bersama, menjalin kisah cinta sempurna. Benar-benar membahagiakan. Awalnya Ino merasa gadis yang meninggalkan Neji adalah gadis paling bodoh di dunia ini. Bisa-bisanya ia membuang sejuta bintang yang bercahaya dengan indah semudah itu? Pasti dia menyesal, dan Ino tidak akan memberikan Neji barang satu sentimeterpun padanya jika ia meminta kekasihnya itu kembali.

Tidak akan pernah.

Dan bodohnya, bisa-bisanya, Ino melakukan hal yang sama...

***

Dulu jika Ino mendengar seseorang memiliki alasan untuk mengakhiri hubungan karena pasangannya terlalu baik adalah kebodohan, tapi tidak untuk saat itu.. Saat ia merasa bosan pada kekasihnya, Neji selalu mengerti apapun yang Ino perbuat, tidak pernah marah, tidak pernah menuntut, tidak pernah berkata tidak untuk semua permintaan Ino, tidak pernah mengeluh, tidak pernah merasa kerepotan, benar-benar laki-laki yang baik. Sangat-sangat baik, diabad duapuluh satu ini bukankah itu sesuatu hal yang sulit didapatkan?

Tapi tetap saja, sebuah hubungan akan terasa hangat jika ada sebuah perbedaan pendapat, masalah yang kecil ataupun masalah besar, rasa egois dibutuhkan juga kan? Walaupun cuma sesekali iya kan?

Saat itu Ino merasa benar-benar jenuh pada hubungannya.

Terkadang ia merasa rasa bosan adalah hal yang wajar, berpaling juga bukan hal yang aneh, tapi dengan Neji ini menjadi hal yang tidak biasa.
Laki-laki itu terlalu memegang prinsipnya, menepati janjinya.

Lalu saat Neji meninggalkannya... Ia malah merasa sangat hancur dan tertekan. Benar-benar tidak memiliki pendirian.

"Dasar bodoh!"

Apalagi kemarin saat Ino mendengar kabar bahwa Neji akan segera bertunangan dengan wanita pilihan keluarganya, Ino merasa kosong...
Energinya seperti habis ditelan oleh penyesalan.

"Kau selalu serius dalam semua ucapanmu ya Neji-san, mana bisa aku mencarimu jika kamu menghilang.."

***

Ino masih diam ditempat tidurnya, tidak kuat untuk bangun, gadis itu sudah tidak pernah makan saat Hinata menceritakan bagaimana Neji sekarang dan ia mendengar kata pertunangan itu tidak akan lama lagi dilaksanakan, mungkin antara empat atau lima hari yang lalu. Ino hanya meminum air putih karena tenggorokannya terasa lelah karena menangis terus-terusan.

"Hinata, bagaimana kabar Neji-san? Apa dia sudah memiliki penggantiku? Hehe, ceritakan saja habis dia tidak pernah mengabariku lagi sih.."

"Etto....ia baik-baik saja. Ku dengar sih paman akan membuat pesta pertunangan Neji-nii dengan saudara jauh kami,"

Ino hidup seorang diri, orangtuanya sudah meninggal saat ia kecil karena kecelakaan. Ia dibesarkan oleh warisan yang orangtuanya tinggalkan, sebuah perusahaan besar yang sekarang diurus oleh keluarganya dan akan menjadi miliknya saat ia sudah cukup umur dan matang dalam segala hal. Kehadiran Neji sebenarnya menutupi lubang-lubang sepi yang ia tanggung hampir seumur hidup, Neji memberikan yang tidak pernah oranglain bisa berikan padanya. Ketulusan, kasih sayang.

Dengan sekuat tenaga Ino mencoba bangun walaupun rasanya sangat sulit, kepalanya sakit, mulutnya mual, dan seperti ada yang menyayat perutnya, ia sekarang berpikir mungkin waktunya akan tiba, waktu untuk bertemu dengan kedua orangtuanya dan berbahagia dengan mereka disana. Dengan keadaannya yang benar-benar lemah ia ternyata masih bisa mengambil ponsel dimeja yang dekat dengan ranjangnya, perlahan ia mengetuk satu persatu huruf, entah mengapa ia yakin bahwa ini adalah saat-saat terakhirnya berada didunia ini dan ia tidak peduli pesannya akan sampai atau tidak, yang jelas semua isi hatinya tersampaikan. Setidaknya ia akan melakukan hal yang sama dengan laki-laki itu,

Setelah ini ia akan menghilang selamanya....

Dear InoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang